h

162 28 37
                                    

jika Jay boleh menyesali sesuatu, yang Jay sesali adalah sesi curhatnya tadi bersama Kamden, karena apa? kelas kosong itu membuat suara Jay menjadi lebih nyaring dan sebab itu lah Jongwoo bisa menemukan Jay, ditambah lagi Jongwoo mendengar semua curhatan Jay ke Kamden.

ini sih gali lubang malu sendiri namanya.

"jadii??"

"jadi apa?!"

"kamu suka kakak?"

"nggaakk!"

Kamden buang muka malas, masih aja ngeyel nih bule satu, pikirnya saat itu. terlihat jelas kok Jay suka Jongwoo, di mata Kamden, sikap salah tingkahnya Jay sudah memberi bukti bahwa teman sebangkunya tersebut menyukai kakak kelas itu. Jay aja yang masih ngeyel.

"terus kalo gak suka, kenapa dari tadi gak mau lihat kakak kalau ngomong??"

"gak, kakak jelek"

seketika jus mangga yang sudah hampir sampai tenggorokan, Kamden semburkan kembali, terlampau terkejut dengan ucapan Jay, Kamden sedikit panik. tapi melihat respon Jongwoo yang malah usil mengusak rambut Jay, Kamden tidak jadi khawatir. terkadang Jay memang ceplas ceplos anaknya, takutnya nanti ada yang tersinggung.

"udah ah, gue mau ke kelas, males ngelihatin orang pacaran"

Kamden memilih meninggalkan dua orang tersebut, mengabaikan panggilan Jay yang terus memanggilnya. ya tapi pastinya tak semudah itu Jongwoo lepaskan, Jongwoo akan menahan anak tersebut sampai bercerita kepadanya kenapa tiba tiba menghindar darinya, walaupun Jongwoo sudah tau, Jongwoo ingin mendengar langsung dari Jay.

"jangan ngerusak rambut aku terus, nanti jelek"

"di mata kakak masih cakep aja tuh"

"mata kakak kelilipan"

jawaban tersebut membuat Jongwoo tertawa.

kalo boleh jujur, Jongwoo kangen ngusilin Jay, 3 hari ini anak tersebut tidak pernah terlihat oleh matanya, seakan akan hilang dari bumi. padahal setiap pagi Jongwoo selalu menunggu Jay di persimpangan tempat biasa Jongwoo melihat Jay berlari karena terlambat, tapi 3 hari sudah Jongwoo tak melihat Jay terlambat, ditambah Jongwoo selalu tidak menemukan Jay di kelasnya, bahkan di jam pulang pun, Jongwoo masih tidak melihat Jay.

pagi ini, saat ingin ke kelasnya, Jongwoo mendengar suara Jay, segeralah Jongwoo cari, tapi ia tidak menemukan Jay, yang ada malah suaranya. tapi Jongwoo tau, kelas kosong disampingnya lah kemungkinan Jay disitu. awal dari situ Jongwoo menguping dan mengetahui kenapa Jay menghindar darinya.

"lucu banget nih anak kecil"

itu dia! hal itu yang membuat Jay menghindar dari Jongwoo. segera Jay menutup kedua telinganya, bukan karena tak mau mendengar pujian Jongwoo, tapi merah merona di pipinya menjalar sampai ke dua telinganya.

"gak denger"

Jay buang muka, melihat kemanapun asal bukan ke cowok disampingnya. melihat respon Jay, Jongwoo gemas sekali, jarinya bergerak mengapit dagu Jay, dibawanya ke hadapannya, jadilah sekarang mereka saling bertatapan, jantung Jay rasanya ingin loncat keluar sangking cepatnya berdegup.

"eumm, kak??"

"kamu mau cerita atau kakak cium sekarang???"

"iya iya aku mau cerita!"

Jay panik, posisinya sekarang sangat memungkinkan Jongwoo melakukan hal tersebut, semakin cepatlah degupnya jantung Jay. Jongwoo pun melepaskan jarinya dari dagunya Jay, dan mempersilahkan Jay bercerita.

dan yang terjadi adalah, Jongwoo tak menyimak fokus cerita Jay, dia malah fokus ke bagaimana ekspresi Jay dalam menceritakan hal tersebut, menurutnya itu lucu.

sepertinya sekarang, hal yang menyangkut Jay akan Jongwoo anggap lucu.

"kakak dengerin gak sih?!" tanya Jay dengan nafas terengah engah karena baru saja bercerita panjang.

"ngga, soalnya kamu lucu kalau lagi cerita gini, mana fokus kakak"

blush

"jangan ngomong gitu! malu!!!"

――

woongjay [ Jiwoong x Jay ]

y/n ??

or, ada rekomen pair lain???

a. woojay [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang