❀° 𝚃𝚑𝚛𝚎𝚎

1.4K 159 6
                                    

⇢ ˗ˏˋ [ ℋ𝒶𝓅𝓅𝓎 ℛℯ𝒶𝒹𝒾𝓃ℊ ] ࿐ྂ

Yukimiya dan (Name) kini tengah berbaring di atas sofa dengan posisi dimana (Name) menimpa Yukimiya. Mereka berdua tengah menonton film di siang hari untuk menemani hari-hari mereka.

"(Name) sayang," panggil Yukimiya pada (Name).

"Iya mass?" jawab (Name).

Yukimiya mengubah posisinya menjadi duduk di atas sofa tanpa melepaskan sang istri. Hal yang dilakukan olehnya sempat membuat (Name) terkejut.

"Nanti ikut sama mas ya? Ke Jerman."

Ah benar. (Name) hampir melupakan satu hal jika Yukimiya merupakan seorang atlet sepak bola yang bergabung dalam organisasi Bastard Munchen yang berada di negara Jerman.

Dan dalam waktu dekat, organisasi tersebut akan melaksanakan kejuaraan. Dimana diwaktu itu, Yukimiya menjadi salah satu anggota yang di butuhkan.

"Kalau aku gak mau, gimana?" tanya (Name) balik.

Terdengar suara helaan nafas panjang keluar dari mulutnya. Tangan besarnya naik, mengelus lembut pipi sang istri.

"Mas gak masalah kamu gak ikut, cuman mas khawatir kalau nanti ada sesuatu pas mas lagi gak ada," jelas Yukimiya dengan wajah sedikit murung.

Melihat perubahan air wajah sang suami, (Name) terkekeh pelan. Dua tangannya lalu naik, mengelus garis rahang tegas milik Yukimiya. Lalu beralih mengelus dua alisnya.

"Yaudah, aku ikut aja sama mas. Daripada mas khawatir terus ganggu ke kegiatan mas, mending aku ikut aja," jawab (Name). Seketika itu juga wajah Yukimiya kembali senang.

Terdapat rona tipis di pipinya. Juga senyum khasnya yang selalu membuat (Name) candu melihatnya.

"Makasih sayang."

『♡』

(Name) kini tengah memasak di dapur untuk makan malam. Malam ini orang tua Yukimiya akan mampir ke rumah untuk berkunjung.

Wangi khas masakan menguar mengisi ruangan dapur. Kepulan asap dari masakan yang tengah di masak di atas wajan, menghiasi suasana.

"Mas!" panggil (Name) dengan suara naik.

"Dalem sayang!" jawab Yukimiya sembari memunculkan dirinya dari balik tembok pembatas antara ruang makan dan dapur.

(Name) menoleh sekilas ke arah sang suami, laku memberikan kode agar dirinya mendekat padanya. Yukimiya yang mengerti, langsung mendekat dengan piring yang ia bawa sekalian.

"Sini sayang, mas bantuin." Pemuda itu kemudian menyimpan piring di tangannya, lalu mengambil alih pekerjaan sang istri.

"(Name) cuci aja piring, ini biar sama mas aja," ucap Yukimiya yang langsung diikuti oleh (Name).

(Name) tanpa berlama-lama langsung menuju wastafel yang bersebelahan dengan letak kompor. Ia mulai mencuci beberapa barang dapur yang sebelumnya ia gunakan.

Saat di tengah-tengah kesibukan mereka berdua, Yukimiya dengan jahil mencolek busa sabun dan mengoleskannya tepat di hidung mancung sang istri.

Sang istri yang kala itu tengah fokus mencuci piring langsung merasa terusik dan mematikan kran air. "Mas! Ngapain si, ah!"

Dengan kasar (Name) mengusap busa yang ada di hidungnya, lalu melanjutkan kembali kegiatan mencuci piringnya.

Tapi siapa sangka, ujian mencuci piringnya semakin berat dikala Yukimiya memeluknya dari belakang dan menyelusupkan kepalanya di ceruk lehernya. Tak lupa juga pemuda berkacamata itu mendusel-dusel.

Akibatnya, (Name) semakin kehilangan mood yang sebelumnya tengah baik-baik saja.

"Mas! Jangan ganggu (Name) dulu!" perintahnya yang tak di dengar oleh Yukimiya.

Yukimiya bukannya melepaskan pelukannya. Namun semakin erat dan erat. Bahkan (Name) rasakan kini indera penciuman sang pemuda yang dengan rakus menghirup aroma khasnya.

Alhasil (Name) menghela nafas berat. Sungguh repot menghadapi suaminya saat ingin manja-manja dengannya.

Lantas (Name) melanjutkan kegiatan mencuci hingga selesai. Disaat cucian piring sudah habis tak tersisa, ia basuh kedua tangannya lalu mengelapnya dengan lap tangan lalu memutar tubuhnya yang masih di rengkuh oleh sang pemuda.

Kedua tangannya lalu naik, menangkup dua pipi sang suami laku menciumnya bergantian.

"Kalau mau manja, nanti ya? Bentar lagi mama sama papa datang, takutnya gak sengaja nanti mereka lihat kita mesra-mesraan."

"Gak pa-pa. Kan kita suami istri. Wajar dong kalau mesra-mesraan," balas Yukimiya dengan kedua matanya yang tertutup, menikmati sentuhan di pipinya yang terasa dingin.

Sang istri menggeleng pelan. "Kalau sekarang manjanya, nanti malem gak ada jatah buat meluk aku."

"Tapi kal-"

"Iya iya, mas gak akan sekarang manjanya," potong Yukimiya pada ucapan sang istri.

Jujur saja. Bagi Yukimiya, sehari tak bermanja-manja dengan sang istri tak masalah. Tapi satu hari tanpa memeluknya, ia serasa kehilangan sebagian hidupnya.

(Name) tersenyum penuh kemenangan. "Nah gitu dong. Yaudah, bantuin (Name) bawa makanannya ke ruang makan," ujar (Name) sembari menunjuk ke arah piring-piring yang sudah berisikan makanan lezat di dalamnya.

Sang pemuda tak langsung melakukan apa katanya. Tapi Yukimiya terlebih dahulu mengecup lembut pucuk kepala sang istri lalu mengecup bibirnya sekilas.

"Satu piring, satu kali kiss."

『♡』

Okeh gue update setelah sekian lama menghilang wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Okeh gue update setelah sekian lama menghilang wkwk.

Btw, pendek ya? Sorry broo aku nulis ini buru-buru karena takut ide cerita aku ngilang awoakwoakwoawk.

Jangan lupa vote sayang, kalau gak vote, mas Kenyu nya tak aku culik.

Itu aja dari aku, bay bay!

𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 : 𝐘. 𝐊𝐞𝐧𝐲𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang