❀° 𝚃𝚠𝚘

1.5K 166 5
                                    

⇢ ˗ˏˋ [ ℋ𝒶𝓅𝓅𝓎 ℛℯ𝒶𝒹𝒾𝓃ℊ ] ࿐ྂ

(Name) kini tengah duduk di sebuah kursi taman. Menikmati angin sore yang berhembus lembut menyisir kulit putihnya.

Wanita itu tengah menunggu kedatangan sang suami yang tengah memiliki urusan dengan sahabat-sahabat dari klub sepak bola saat dulu.

Saat tengah asyik menikmati harinya, tiba-tiba anak perempuan kecil menghampirinya.

"Halo kakak," sapanya dengan ramah.

(Name) yang tersadar dari lamunannya itu, buru-buru tersenyum dan balik menyapa gadis kecil itu.

"Halo jugaa."

Gadis kecil itu kemudian mengulurkan tangannya. Menyodorkan sebuah permen lollipop yang masih terbungkus.

"Ini untuk kakak," ucap gadis itu dengan senyuman manisnya.

Satu alisnya terangkat heran. "Kenapa kasih ke kakak?" tanyanya heran.

"Karena kakak kelihatan ngelamun terus. Kalau kata mama, orang yang sering ngelamun itu orang yang sering banyak masalah."

"Terus kata mama juga, kalau ada orang punya banyak masalah harus di hibur," jelas gadis kecil itu.

(Name) ber-oh sebagai jawaban. Ia sudah mengerti dengan niat gadis itu yang hendak menghiburnya dengan cara memberikan sesuatu padanya. Padahal, ia hanya tengah menikmati harinya yang sudah jarang sekali pergi keluar rumah.

Wanita itu kemudian menerima permen tersebut. "Wahh, terima kasih ya. Aku terima ya permen pemberian mu," ucap (Name) dengan ramah.

Nampak semburat merah tipis muncul di pipi gembul gadis kecil itu. Bersama dengan senyuman manis yang membuat kedua matanya ini tersenyum.

"(Name)!" Satu panggilan dengan suara khas seseorang membuat dua objek di taman menoleh ke sumber suara.

Terlihat oleh dua manusia bergender sejenis itu ada seorang pemuda bersurai cokelat tua dengan kacamata bulat yang bertengger di wajahnya.

Tak lain itu adalah Yukimiya Kenyu. Suami (Name).

"Mas? Kok gak pulang langsung ke rumah?" (Name) berdiri dari duduknya dengan telapak tangannya yang menggenggam telapak tangan kecil gadis kecil itu.

Yukimiya tak langsung menjawab. Pemuda berkacamata itu mengatur nafasnya yang tersengal terlebih dahulu.

"Mas gak pulang ke rumah karena kuncinya di kamu, sayang," ucapnya dengan senyum canggung di bibirnya.

Mendengar pernyataan dari sang suami, (Name) buru-buru mengecek saku rok yang ia kenakan. Dan benar saja. Kunci rumahnya berada di dalam sakunya.

"Oh iya di bawa sama aku. Maaf ya, mas," ucapnya sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Sang suami menghela nafas panjang. Ia kemudian mengulurkan tangannya ke atas kepala sang istri tercintanya. Mengusap lembut surai indahnya dan mengacak-acaknya sebagai pelampiasan rasa gregetnya.

Saat itu, tak sengaja matanya menatap gadis kecil yang tengah bersembunyi di balik tubuh istrinya. Melihat sosok lain selain istrinya, Yukimiya lantas merendahkan tubuhnya untuk menyamakan tinggi dengan gadis kecil itu.

Perubahan perilaku Yukimiya membuat (Name) menatapnya heran. Ia tatap suaminya yang tengah menatap ke arah belakang tubuhnya. Dan saat itu ia ingat, jika saat tadi ia tengah bersama seorang anak kecil.

"Sayang, ini siapa?" tanya Yukimiya sembari mengelus-elus pucuk kepala gadis kecil itu.

"Itu temen aku, mas. Dia yang nemenin aku pas kamu pergi," jawab (Name).

𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 : 𝐘. 𝐊𝐞𝐧𝐲𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang