🐣4

419 40 2
                                    

Mark benar-benar mendatangi Sanha ke rumah sakit,dia menelfon Sanha jika dirinya menunggu pemuda itu di taman depan rumah sakit saat Sanha sudah muncul di hadapan nya tanpa basa-basi Mark langsung memberikan bogeman pada kekasih dari adiknya tersebut.

Bugh

"Ada apa! Kenapa kau memukul ku."

"Sebaiknya kau lepaskan Haechan,aku tidak akan mengampuni mu jika terjadi hal buruk padanya."

"Kau ini bicara apa Mark," Sanha menyeka sudut bibir nya yang terasa asin, pukulan Mark tidak main-main dan itu menyebabkan bibir pemuda itu berdarah.

"Karena kau,hari ini aku dan mommy melihat betapa hancur nya adik perempuan ku itu Sanha,dan aku tidak mau dia kembali terluka karena kau lagi jadi lebih baik kau meninggalkan nya."

Mark berbalik,dia sudah akan melenggang pergi sebelum suara Sanha menahan nya.

"Aku tidak bisa Mark,! Haechan berharga untuk ku."
Mark mengepalkan tangannya,dia tau kalau Haechan pun begitu mencintai lelaki di belakang nya ini.

Tapi kalau cinta itu melukai adiknya maka Mark tidak bisa diam.

Mark tidak menghiraukan Sanha lagi,dia pergi begitu saja, emosi nya saat ini sedang buruk dan dia tidak mau lagi melukai Sanha untuk melampiaskan kemarahannya.






"Oppa,,,"

Haechan melambai pada Sanha yang tersenyum melihat kekasihnya mengunjungi nya di tempat ia kerja.

"Maaf ya,lama nunggu nya?"

Haechan menggeleng, dia langsung meraih lengan Sanha untuk ia gandeng dan berjalan ke kantin rumah sakit untuk mengobrol sembari melepas rindu.

Setelah memesan kopi untuk dirinya dan Haechan,Sanha kembali ke tempat dimana kekasih nya menunggu dengan diam di tempat duduk.

Sanha datang meletakkan cup coffe nya dan mengelus rambut Haechan yang di biarkan tergerai. Cantik' senyum Sanha.

"Maaf sayang,akhir² ini oppa sangat sibuk."
Haechan hanya tersenyum maklum.

" Bukan akhir² ini saja,kau selalu sibuk sampai mengabaikan aku oppa" batin Haechan sendu.

"Tidak apa! Yang penting oppa tetap sehat dan baik² saja." Bohong, tentu saja!

Haechan sangat ingin memeluk Sanha dan menangis, mengungkapkan betapa ia merindukan masa dimana kedua nya sering menghabiskan waktu bersama dan tidak mementingkan kesibukan yang menggangu.

"Terima kasih,kau selalu pengertian!" Sekali lagi, Haechan tersenyum getir.

Dia tidak bisa menunjukkan pada Sanha betapa rapuhnya dirinya saat ini,di sela² tugas akhir sebelum ujian dan juga magang dia harus mencuri waktu untuk bisa bertemu dengan Sanha.

"Oppa,,aku-" Haechan belum usai,tapi ponsel sang kekasih sudah berdering dan lagi Haechan hanya bisa pasrah ketika Sanha mengucapkan kata maaf dan meninggalkan dirinya sendiri.

"Lagi,,," lirih Haechan.

Tidak dirasa nya air mata setetes membasahi pipinya yang putih mulus,dia keluar dari rumah sakit dengan kepala menunduk.

Dia tidak mau di anggap aneh karena menangis seorang diri setelah menemui kekasih nya.

Tadi, Haechan sudah akan mengatakan kegelisahan nya sebelum ponsel Sanha mengganggu dan meninggalkan Haechan.

Kekasih nya itu di panggil keruang darurat setelah mendapati pasien yang ia operasi bangun dari koma dan dia harus segera memeriksa nya.

"Hiks,,, sekarang aku benar-benar seperti tidak memiliki kekasih." Dia tau betul bagaimana sibuknya seorang dokter jika pasien mereka berdatangan ingin meminta pertolongan.

Last Love 🐻❤️🐣 (END)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang