Dear Aryakasa : 25

61 15 0
                                    

anyeong yeorobun👋

Saya kembali,mohon dukungan dari kalian semua ya guys ya, biar saya tambah semangat nulisnya.

gomawo❤

______________________________________

Pagi harinya....arwa pergi keluar untuk jogging dikarenakan hari ini hari minggu.

waktu menunjukkan pukul 04.45 masih sangat pagi bukan? ia juga sudah selesai sholat subuh. Arwa yang sudah siap, berjalan menuju pintu rumahnya.

ceklek....

Arwa membuka pintu dan terkejut mendapati yaka yang tertidur didepan pintu rumahnya.Wajah yaka juga terlihat pucat sekali,mungkin efek kedinginan.

"(kasa? dia beneran nunggu? tunggu! mukanya pucet banget lagi, aduh gimana nih,mau gue tolongin gue masih kecewa sama dia, disisi lain kasihan juga, pasti sekarang dia sakit)" batin arwa

Ia menempelkan punggung tangannya kedahi yaka, dan benar saja, tubuh yaka sangat panas. Arwa pun berniat membangunkan yaka.

"sa, bangun... sa," arwa menepuk-nepuk bahu yaka

"cal? akhirnya kamu keluar juga, aku mau ngomong sama kamu," ujar yaka saat kesadarannya sudah pulih

"pulang," ujar arwa cuek

"cal, please dengerin penjelasan aku dulu,semua itu salah paham cal," yaka memegang tangan arwa, dan arwa pun langsung menghempaakannya

"gue bilang pulang, dan gausah sentuh-sentuh gue lagi, paham!"

"gak cal, aku gabakalan pergi sebelum kamu dengerin penjelasan aku," kekeh yaka

"ck,ydh cptan!"

Yaka yang mendapat kesempatan berbicara itu pun tak menyia-nyiakannya, ia langsung menjelaskan bagaimana ia bisa bersama wulan, bercekcok dengan sang ayahnya karena masalah ini, dan berakhir pergi dari rumah.

"jadi itu semua karena om wijaya?" ujar arwa masih tak percaya

"iya cal, maafin aku ya, aku juga salah udah gak ngabsrin kamu, terus kamu tiba-tiba lihat aku pelukan sama ceee lain,"

"gue juga minta maaf udah gak dengerin lo dulu, sekarang lo tinggal dimana?"

"gatau, masih cari tempat, kayaknya buat sementara aku tinggal dicafe aja,"

"cafe? cafe siapa?"

"cafe aku dong, oh iya aku belum cerita soal ini sama kamu, sebenernya aku coba buat bangun bisnis sendiri, aku bangun cafe dengan tema perpaduan dari gaya anak milenial dan perpustakaan, disekeliling dinding cafe terdalat rak buku, tapi isinya hanya ada novel, komik, sama buku buat referensi pelajaran aja, alhamdulillah nya banyak yang suka," jelas yaka panjang lebar

"sa? lo hebat banget, diusia muda dengan status pelajar sma udah ada bisnis sendiri," ujar arwa bangga

"makasih pujiannya, oh ya, ngapain keluar pagi-pagi gini?"

"mau jogging, eh malah dapetin lo tiduran disini, ternyata lo sakit"

"astaga ayo masuk, nanti lo tambah sakit," ujar arwa mengingat bahwa yaka tengah sakit

"aku mau pergi aja, takut ngerepotin, tadi juga kamu nyuruh aku pergi,"

"ish, gabole, itukan tadi, sekarang emgga boleh," ujar arwa

"iya deh iya," pasrah yaka, merekela pun masuk kedalam rumah

Mereka bercanda diruang tv, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 06.30 orang tua arwa dan arta pun sudah bangun.Arta lagi cuti kuliah jadi dia pupang ke indo ya guys.

"ngapain lo disini? mau buat adek gue sakit hati lagi?" sinis arta

"ish kak, kasa udah minta maaf dan udah ngejelasin semuanya sama gue, ini semua lagi-lagi karna om wijaya," tutur arwa

"dia? lagi?" arga

"iya pa, supaya kerjasama antara ayah dari cewe itu sama om wijaya lancar, kasa harus nikah sama cewe itu," arwa

"yaka?" ujar arga menatap yaka meminta penjelasan

"iya pa, yang dikatakan cala memang benar,wijaya melakukan kerjasama perusahaan dengan ayahnya wulan, dan agar kerjasama itu terjadi dan lancar, saya harus menikahi wulan," jelas yaka

"sekarang papa gak perlu khawatir, saya bukan lagi anak wijaya, jadi dia gak berhak ngatur hidup saya lagi," lanjutnya

"maksud kamu?" arga

"saya sudah memutuskan hubungsn saya dengan wijaya pa, jadi dia gsk berhak dengan kehidupan saya sekarang, saya bukan lagi anaknya," yaka

"terus sekarang ksmu tinggal dimana?" arumi

"mungkin di cafe yaka ma," yaka

"kenapa gak disini aja?" arumi

"engga ma, yaka udah banyak repotin kalian semua, sekarang yaka mau mandiri," yaka

"yasudah jika itu keputusanmu," arumi

"gue kirarin lo beneran selingkuh, kalau sampe lo bener-bener selingkuh, gue bunuh lo," arta

"iya bang, gue gabakal lakuin itu," yaks

sedangkan disisi lain, wijaya tengah melamun dikamarnya.

"war? kamu gak marah kan sama aku? maafin aku ya... aku gabisa jaga kasa sesuai janji aku sama kamu," tak terasa butiran bening keluar dari mata wijaya

"setiap aku melihatnya aku selalu teringat denganmu, dia begitu mirip denganmu, aku benci itu, karena dia selalu mengingatkanku denganmu, andai saja dulu dia tidak sakit pasti kita sekarang jadi keluarga paling bahagia," wijaya tersenyum getir

"maafin ayah bunda, ayah bener-bener minta maaf harus buat yaka menderita selama ini,dia harus pergi, dia harus benci sama ayah,jika dia terus-terusan disini dia akan lebih menderita,"

"ayah gak bisa bahagiain dia, ayah akan terus benci dia jika dia masih disini, ayah sayang sama kasa bun, tapi rasa benci ayah lebih besar dari rasa sayang itu,"

"dia yang udah buat kamu meninggal,ayah gak akan pernah lupa akan hal itu,"

tiba-tiba wijaya merasakan elusan lembut dipundaknya, ia menoleh dan mendapati mawar berada disana.

"bunda? ini beneran bunda?" wijaya ingin memeluk tubuh istrinya yang sudah ia rindukam selama bertahun-tahun namun tangannya menembus badan sang istri

"bund,ayah kenapa gak bisa peluk bunda?" wijaya meneteskan air matanya lagi

"karena kita berbeda mas, mas aku mohon sayangi kasa, dia gak salah mas, dia anak yang baik, aku mohon jangsn benci dia mas," ujar mawar

"aku gak bisa lakuin itu war, dia yang udah buat sku kehilangan kamu, orang terpenting didalam hidupku,"

"mas, semua sudah berlalu, penyakit kasa juga karena ulah kita sendiri, kita terlalu ceroboh mengurus dia, kita terlalu fokus dengan kehadiran ave hingga lupa dengan kasa," ujar mawar

"andaikan dulu kita gak terlalu larut dalam kebahagiaan atas kedatangan ave dan mencampakan kasa, mungkin hal itu gak akan pernah terjadi," lanjutnya

"tetap saja, jika dulu dia tidak selemah itu,kamu akan masih disini sama kita," kekeh wijaya

"mas aku cuma minta sama kamu jaga, sayangi,dan jangan benci kasa, seperti perlakuanmu kepada ave, kasa juga anakmu,aku pamit ya mas," mawar menuju cahaya putih dan menghilang

seketika wijaya terbangun dari tidurnya, itu semua hanyalah mimpi, namun terasa begitu nyata.

apakah mimpi itu sebagai isyarat dari mawar untuknya? entahlah wijaya masih bingung antara mengikuti egonya atau mengikuti permintaan mendiang istri tercintanya itu.

Dear Aryakasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang