Dear Aryakasa : 18

74 21 0
                                    

"Dia tidak butuh kekayaanmu
Dia hanya butuh kasih sayangmu, layaknya anak lainnya dari ayahnya,"

-Arwacala Safarani

______________________________________

Lanjutan....

Seperti niat mereka tadi, sepulang sekolah arwa, ciara, ghea, adelio dan juga abian pergi kerumah sakit menemui yaka, disana sudah ada arumi.

Arumi selalu menjaga yaka apabila arwa sekolah atau ada urusan, itu permintaan arwa.

"Assalamualaikum aunty," ujar semua kecuali arwa

"Waalaikumsalam, kalian? sini-sini," ujar arumi

Semua mendekat kearah brankar yaka, terlihat yaka tengah terbaring lemah dan tak kunjung bangun juga.

"ka, cepet sadar, disini kita khawatirin lo, atau disana lo udah nyaman sampe gak balik-balik?" ujar adelio

"ka,vbangun ka, kita kangen lo,walaupun sikap lo kek kutub utara tapi lo sahabat ter the best yang pernah ada ka," abian

"gue emang gak terlalu deket atau ngenal lo lebih jauh ka, tapi gue tau lo anak baik," ciara

"yaka bangun, arwa sedih tuh gak ada kamu," ghea

"Arwa keluar sebentar," izin arwa

"kemana wa?" tanya arumi

"kekantin bentar beli minuman," arwa

"yudah hati-hati ya," pesan arumi dan diangguki oleh arwa

Arwa melintasi koridor rumah sakit menuju kantin, rumah sakit hari ini tidak terlalu ramai seperti biasanya.

sepanjang perjalanan arwa hanya melamun, ia merindukan yaka,sungguh.

Bruk...

"aduh, maaf saya gak sengaja," ujar arwa,ia menabrak seseorang dan terjatuh

"tidak apa, lain kali hati-hati,"bujar pria itu lembut

arwa mendongak dan melihat siapa pria yang ditabraknya, dan alangkah terkejutnya dia saat tau pria itu siapa.

"o-om wijaya?" kaget arwa

"oh kamu arwa temannya kasa?" nada bicara wijaya tidak selembut tadi, kini berubah menjadi datar

"iya om, apa yang om lakuin disini?" arwa mengutuk dirinya, kenapa harus bertemu dia sih

"anak saya sakit, sudah seharusnya saya disini," arwa tercekat, anaknya sakit? bagaimana dia bisa tau?

"anak om yang sakit siapa? ave?" tanya arwa

"tentu saja, anak saya hanya dia," wijaya ngomong dengan entengnya

"jangan lupa kasa juga anak om," ujar arwa memperingati

"anak yang membuat hidup saya menderita maksudmu?" wijaya

Dear Aryakasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang