Dear Aryakasa : 14

96 33 27
                                    

Pagi harinya, arwa terbangun terlebih dahulu dari tidurnya, ia mengerjab-erjabkan matanya.

"Astaghfirullah, kasa!!" teriakan arwa mampu membangunkan yaka

"apa?" jawab yaka dengan suara khas bangun tidur

"kamu ngapain dikamarku? kalau papa sama mama tahu gimana sa?" panik arwa

"tenang dulu," jawab yaka

"gabisa-gabisa," arwa masih tetap panik,ia kira yaka melakukan sesuatu padanya

"kamu apain aku tadi malam?" tanya arwa dengan nada mengintimidasi

"maksudmu?"

"ga mungkin kalo kita cuma tidur kan? kamu pasti apa-apain aku,"

"otak ngeres,bkamu ga lihat ada guling ditengah?"

arwa pun melihat kesamping dan terlihat dua buah guling yang menjadi pembatas tidur mereka.

"seriusankan?" tanya arwa memastikan

"ck, pastiin sendiri dikamar mandi sana," decak sebal yaka

"iya-iya percaya, yaudah aku mandi dulu," arwa pun beranjak kekamar mandi

"dasar cewek," gumam yaka dengan senyum tipis

setelah selesai bersiap mereka menuju ruang makan dan ternyata disana sudah ada arga dan arumi yang menunggu kedatangan mereka.

"kalian lama sekali? papa udah laper banget nungguin kalian," ketus arga

"salah siapa nungguin, makan dulu kan bisa," ujar arwa ikut ketus juga

"anak durjana, ditungguin bukannya terimakasih malah judesin papanya," arga

"bodo amat, oh iya sa, kamu ada acara hari ini?" arwa

"ada, belajar ngurus perusahaan ayah," ujar yaka

"yahh, yaudah deh" lesu arwa

"kenapa?" yaka

"maunya sih jalan, kan lagi weekend," jawab arwa

"nanti sore," yaka

"kalo ngomong yang jelas dong,"vkesal arwa

"jangan dingin² ka, nanti arwa minggat loh," goda arumi

"irit banget ngomongnya ka," timpal arga

"kasa emng gitu, kalo sama kalian aja ngomongnya panjang kali lebar,vkalo sama aku sama temennya kek kulkas berjalan," jelas arwa

"aduduh, yasudah makan dulu aja yuk, nanti keburu dingin makanannya," arumi

mereka pun sarapan bersama, setelah sarapan yaka berpamitan untuk pulang karena sudah mendapatkan puluhan panggilan dari ayahnya.

sesanpainya dirumah...

yaka baru saja membuka pintu dan sudah mendapatkan sambutan yang sangat diluar dugaan.

Blam...

plak...

pukulan dan tamparan diwajah didapatnya dari sang ayah.

"KEMANA SAJA KAU!? NGELAYAP TERUS KERJAANNYA, KEMANA KAU GAK PULANG HA?bTIDUR DIMANA KAU? OH ATAU MUNGKIN KAU TIDUR DENGAN JALANGMU ITU!?" bentakan keras dari wijaya didapat yaka dari depan wajahnya

"siapa yang ayah panggil jalang ha!?" yaka ikut membentak wijaya karena ia tak suka jika sahabat dan kekasihnya dibawa-bawa dengan masalah pribadinya

"sudah berani melawan kamu? rasakan ini,"

Dear Aryakasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang