Bab 3

3 1 0
                                        

"Aldebaran? Siapa dia?" tanya Andormeda yang baru mendengar nama Aldebaran.

"Kamu yakin tidak tahu siapa dia? Aldebaran itu merupakan leluhur kita. Dia adalah bintang pertama di langit sebelum akhirnya dihancurkan menjadi ribuan rasi bintang. Dan salah satu hewan yang paling setia pada Aldebaran adalah burung phoenix," tutur Fornax setelah mendapatkan gelengan dari Andromeda.

"Baiklah mari kita kembali," ajak Fornax.

Setelah Fornax dan Andromeda kembali ke akademi, semua orang terkejut dengan adanya phoenix yang menjadi hewan peliharaan Andromeda.

"Apa phoenix masih hidup? Bagaimana mungkin seorang Sirius bisa mendapatkan phoenix? Bahkan kekuatan mereka tidak ada apa-apanya dibanding Sagitarius," ejek Sagitta.

"Ya kau benar. Sirius bahkan yang paling lemah diantara kita," tambah Aries.

"Hey berhenti menghina kami!" sergah Atlia yang tidak terima Sirius dihina.

"Memang benar bukan? Kalian pikir apa hebatnya kekuatan cinta itu? Kalian itu tidak ada bedanya dengan manusia lemah," ejek Carina.

"Sudah cukup! Berhenti bertengkar. Andromeda sepertinya phoenix itu menginginkan kamu menjadi tuannya. Kamu tahu apa istimewanya phoenix?" tanya Pak Octans kepada Andromeda. Dia juga sebenarnya terkejut karena phoenix ternyata masih ada.

"Saya aja baru tahu pak kalau phoenix itu masih ada. Belum sempat kenalan ini pak," jawab Andromeda asal.

"Huufht memang susah mengajak kamu bicara. Phoenix itu hewan yang paling setia. Dia hanya akan setia pada satu majikan saja seumur hidupnya. Jika tuannya mati maka dia juga akan membakar dirinya. Phoenix memiliki kekuatan luar biasa. Jika kita memberikan sedikit saja kekuatan kita padanya, maka dia bisa menggandakannya dan menjadi cadangan kekuatan bagi kita. Dia bisa memberikan kembali kekuatannya kepada kita," tutur Pak Octans yang memang sudah mengenal betul keistimewaan phoenix.

"Berarti phoenix milik Andromeda sebelumnya adalah hewan liar sehingga dia tidak memiliki majikan. Begitu maksud bapak?" tanya Dorado yang sangat tertarik dengan kekuatan phoenix.

"Tetapi pak menurut naskah yang saya baca phoenix tidak dapat berkembang biak. Apakah itu benar?" sanggah Libra.

"Kau benar Libra. Phoenix memang tidak dapat berkembang biak. Dan setahu saya satu-satunya majikan hewan ini adalah Aldebaran. Tapi seperti yang kalian ketahui kalau Aldebaran sudah tiada," jawab Pak Octans yang memang sedari tadi sudah merasakan keanehan ini.

"Tapi kenapa dia masih hidup?" tanya Indus.

"Entahlah anak-anak. Lebih baik sekarang kalian kembali ke asrama dan beristirahat. Besok kalian masih harus belajar," perintah Pak Octans yang langsung diikuti para siswa.

Sementara itu, di suatu rasi bintang paling jauh bernama Auriga, Aldebaran telah bangkit dari kematian dan sedang mempersiapkan diri untuk mengambil seluruh kekuatannya kembali. Semua ini karena pengobatan yang diberikan Andromeda kepada phoenix milik Aldebaran. Saat phoenix itu sembuh, hewan itu langsung menghampiri jasad Aldebaran dan mengembalikan kekuatan yang pernah Aldebaran berikan. Setelah bangkit, Aldebaran memerintahkan phoenix miliknya untuk memantau gadis bernama Andromeda. Seorang gadis istimewa yang memiliki segel kutukan di dada kirinya. Menurut ramalan yang ada, segel kutukan pada Andromeda menjadi ancaman bagi Aldebaran dan juga seluruh rasi bintang yang ada. Hanya Andromeda yang dapat menyentuh Aldebaran dan membunuhnya. Tetapi kebalikannya, jika Aldebaran sampai menggunakan segel kutukan itu, maka seluruh rasi bintang akan musnah.

"Tidak....tidak.....kau tidak boleh mati. Al jangan tinggalkan aku...... Al......," teriak Andromeda dengan keadaan masih tertidur.

"Kakak! Kakak! Bangun kak," teriak Atlia dan mengguncankan tubuh Andromeda.

"Ada apa kak? Apa mimpi itu datang lagi?" tanya Atlia yang bukan sekali ini saja melihat Andromeda berteriak dalam mimpinya.

"Ya dan mimpi itu sealalu sama. Aku melihat diriku sendiri sedang menaiki phoenix dan dibelakangku ada seorang lelaki. Dia memelukku seperti seorang kekasih. Aku selalu mengatakan aku mencintaimu berulang kali. Lalu kemudian semuanya berubah. Tiba-tiba saja seluruh segel yang ada di dada kiriku menyebar ketubuhnya. Dan dia......meninggal. Tapi aku tidak tahu siapa lelaki dalam mimpiku itu. Aku hanya mengetahui namanya," jawab Andromeda dengan seluruh tubuh yang basah karena keringat.

"Sudah sebulan dan mimpi itu masih sama. Apa mungkin ini bukan mimpi biasa?" tanya Atlia yang khawatir dengan kondisi Andromeda.

"Entahlah, sejak aku memelihara phoenix mimpi itu selalu datang. Aku harap aku akan bertemu dengan lelaki itu untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi," jawab Andromeda sambil bersiap untuk berangkat ke akademi.

"Semoga saja itu bukan sesuatu yang buruk," harap Atlia yang segera ikut bersiap-siap.

Sore harinya sepulang dari akademi, Andromeda memanggil burung phoenix peliharaannya. Dia sedang mencoba mencari tahu arti dari mimpinya. Tiba-tiba saja phoenix itu membungkuk di hadapan Andromeda.

Andromeda dan AldebaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang