CHAPTER XV

42 3 2
                                    

(Suara Pin Apartemen ditekan).
"Masuklah.." kata Taehyung mempersilahkan Jennie masuk.
Namjoon yang saat itu di dapur, menengok ke arah sumber suara.
"Taehyung-ah?"
"Namjoon Hyung.. Kau belum tidur?"
"Oh? Annyeonghaseyo" kata Namjoon menyapa Jennie. Sontak Jennie segera membungkukkan badannya.
"Taehyung-ah.. Wae geurae?" Namjoon kebingungan melihat kondisi Jennie yang lumayan babak belur.
"Hyung gwaenchana.. Nanti kuceritakan. Apa hyung tahu dimana kotak obat?"
"Tentu.. Akan kuambilkan. Duduk saja disitu" kata Namjoon mempersilahkan mereka duduk.
Taehyung pun menyusul Namjoon untuk mencari kotak obat. Tak lama Seokjin dan Jhope keluar kamar.
"Oh Taehyung-i, kau darimana saja?" Tanya Seokjin sambil memutar pandangan.
"Oh kamjagiya..? Annyeonghaseyo~" sapa Seokjin yang saat itu menatap Jennie. Disusul Jhope.
Jhope yang masih bertanya-tanya mendekat kearah Jennie.
"Jennie-ssi benarkah ini?" Tanya Jhope memastikan. Ia terkejut dengan kondisi Jennie. Jennie semakin tertunduk lesu.
"Ah maaf bukan maksudku untuk membuatmu tidak nyaman. Kau tidak apa? Aku akan membantumu untuk membersihkan lukanya" lanjut Jhope. Ia segera menyusul Taehyung dengan membantu membawa baskom berisi air dingin dan handuk kecil.

"Taehyung-ah, apa yang terjadi?" Tanya Seokjin kemudian sambil memperhatikan keadaan Jennie.
"Ia dipukuli GD Sunbaenim"
"Mwo??" Terkejut mereka bersamaan.
"Wae? Apakah Jennie berbuat salah?" Tanya Seokjin lagi.
"Tentu tidak Hyung.. Aku akan menceritakannya lain kali" lanjut Taehyung berusaha menjaga sikap tapi Jennie memegang tangan Taehyung sebentar kemudian beralih ia yang bercerita.
"Aku dan GD sunbaenim berpacaran" jelasnya.
"Jennie-yaa.. Aku tidak tahu masalah apa yang sedang kalian hadapi, hanya saja kau babak belur. Aneh rasanya seorang pria memukuli kekasihnya" jelas Seokjin.
"Yaa aku tahu, tetapi Taehyung Oppa menyelamatkanku"
"Menyelamatkan?" Tanya Namjoon.
"Jennie hampir melompat dari jembatan. Hyung, Jennie berada di situasi yang berbahaya. Dan aku mencegahnya." Lanjut Taehyung.
Seokjin berusaha mencerna kata-kata Taehyung.
"Baiklah Taehyung-ah, aku mengerti. Sebaiknya malam ini kau temani Jennie. Kau tidak bisa pulang kan, Jennie-yaa?"
"Kau benar Hyung"
"Kau menginap saja, ini sudah malam. Taehyung bisa tidur di kamarku atau Jimin. Kau bisa tidur di kamar Taehyung. Besok pagi kau bisa pulang. Pastikan kau tidak sendirian di rumah." Jelas Seokjin.
"Terimakasih Seokjin Oppa, maaf aku merepotkan malam-malam. Aku sungguh takut untuk pulang malam ini. Aku akan bilang pada member untuk tidak mencariku malam ini. Terimakasih.." Jennie menangis tersedu-sedu.
"Samasama.. Beristirahatlah.. Namjoon-ah kau bilang pada Sejin Hyung mengenai keadaan Jennie. Jennie-yaa maaf aku harus tetap memberitahu manager soal hal ini. Tapi kau tidak perlu khawatir. Semua akan baik-baik saja. Dan kau Taehyung-ah, temui aku di kamar setelah ini. Namjoon-ah kau juga ikut."
"Baik Hyung" jawab mereka serempak.

"Jennie-yaa, ayo kuantar dulu ke kamar agar kau bisa beristirahat" ajak Taehyung.
"Nee" Jennie menyusul Taehyung kemudian.
Sesampainya di kamar, Taehyung sedikit merapikan kasur dan menata bantal agar Jennie nyaman.
"Oppa maaf.."
"Gwaenchana.. Beristirahatlah.. aku ke kamar Seokjin Hyung dulu. Kalau ada apa-apa kau bisa menghubungiku" Taehyung pun keluar kamar dan menuju kamar Seokjin.

Di kamar Seokjin sudah ada Namjoon dan Jhope tentu saja.
"Bagaimana keadaannya Taehyung-ah?" tanya Jhope.
"Ia nampak trauma Hyung.."
"Sekarang kau jelaskan pada kami Taehyung-ah.. Kau tahu kan dengan siapa kita berhadapan? Kau tahu mereka berpacaran? Lalu kenapa kau sampai membawanya kesini? Tidakkah menurutmu ini juga berbahaya? Bagimu dan Baginya" jelas Namjoon.
"Namjoon benar, dan aku sama sekali tidak melarangmu. Hanya saja apa kau tahu resikonya?" Tambah Seokjin.
"Hyung, GD sunbaenim ini bisa dibilang ia pacar yang toxic. Kau tahu sudah berapa kali aku tidak sengaja memergoki Jennie yang sehabis dihajar olehnya? Dan malam ini aku tak sengaja bertemu Jennie kembali. Ia hampir melompat karena sudah tak tahan. Tapi aku mencegahnya. Kalau kubiarkan mungkin besok ia tinggal nama. Aku tidak tega Hyung. Terlebih aku menyukainya sejak dari lama. Aku berencana melindunginya."
"Taehyung-ah.. Hyung tidak akan melarangmu. Lakukan yang menurutmu benar. Tapi perlu diingat, kisah Jennie dan GD Sunbaenim belum usai. Kau tidak bisa seenaknya masuk. Setidaknya biarkan mereka menyelesaikannya terlebih dahulu. Hyung pasti akan mendukungmu. Namjoon Hyung hanya tidak ingin kau terluka. Arasseo?" Imbuh Seokjin.
"Ne Hyung" jawab Taehyung setengah terdiam. Menurutnya apa yang dikatakan Hyungnya itu benar. Biarkan Jennie menyelesaikannya terlebih dahulu. Taehyung kemudian kembali ke kamar untuk menemui Jennie. Tampak Jennie sudah terlelap. Taehyung menaikkan selimut Jennie dan mengusap wajahnya.
"Tidurlah bidadari cantik.. Kalau ia membuatmu bahagia, aku akan melepasnya. Tapi kalau ia menyakitimu, aku tidak akan tinggal diam. Kau tunggu saja. Aku akan membuatmu bahagia." Ucap Taehyung perlahan.

Tak lama terdengar bunyi bel. Jimin yang saat itu keluar dari kamar lantas membuka pintu. Betapa terkejutnya Jimin melihat GD yang datang dengan penampilan yang berantakan.
"Aku tidak akan berputar-putar, langsung saja! Katakan dimana Jennie!!"
"Ne?"
"Oh kau tidak mengerti? Atau pura-pura tidak mengerti? Coba tanyakan pada temanmu itu! Dimana ia menyembunyikan kekasihku!!" bentak GD.
Jimin masih terdiam di depan pintu berusaha mencerna pembicaraan.
"Sunbaenim, maaf aku tidak mengerti maksud kedatanganmu. Mari kita bicara di dalam saja. Sunbaenim ingin menemui siapa?"
"Dasar bodoh!! Tanyakan pada temanmu Kim Taehyung!! Yaa Kim Taehyung keluar kau!!" bentak GD.
Para member BTS yang mendengar akan hal itu segera keluar dari kamar masing-masing.
Taehyung yang merasa namanya dipanggil segera menemui GD.
"Ne sunbaenim annyeonghaseyo" Jawab Namjoon menengahi.
"Oh.. Kau si leader itu? Maaf aku tidak ada hubungan denganmu. Aku mau bertemu dengan kekasihku yang dibawa membermu itu. Kim Jennie!! Keluar kau..!!" bentaknya.
"Maaf Sunbaenim, kita bisa membicarakannya baik-baik. Mari kita bicarakan ini di dalam" ajak Namjoon.
"Yaa kau tuli? Aku ingin bertemu Jennie!!"
"Aku Taehyung. Sunbaenim ingin bertemu Jennie? Maaf Jennie tidak sedang ingin ditemui." ucap Taehyung.
"Keparat kau!!"

bbbuakk.. GD memukul Taehyung hingga jatuh tersungkur. Para member yang melihat itu kemudian melerai mereka. Tak berhenti sampai situ, Taehyung yang terjatuh segera menghampiri GD dan membalas memukul hingga mereka beradu pukul. Namjoon dan JHope memegangi GD, sedangkan Seokjin, Jimin dan Jungkook berusaha memegangi Taehyung.
"Taehyung-ah, hentikan" ucap Seokjin. "Masuk kamar sekarang! Sekarang Taehyung-ah!! Jungkook-ah bawa Taehyung ke kamarmu" Jungkook mengangguk paham dan membawa Taehyung ke dalam kamarnya diikuti oleh Jimin.
"GD sunbaenim, aku mohon hentikan sekarang juga. Aku tidak mengerti apa masalah kalian. Tapi mari kita luruskan sekarang. Dari awal kami sudah bicara baik-baik pada anda. Tapi anda tidak bisa tenang. Dengarkan aku baik-baik. Anda mencari Jennie? Iya, Taehyung sudah menjelaskan pada kami dan Ia berada disini. Aku tidak mengijinkan Jennie pulang karena aku mengkhawatirkan keadaannya. Aku tidak akan menyerahkan Jennie pada anda mengingat apa yang sudah anda lakukan padanya. Aku tidak akan bertanya lebih jauh tapi yang jelas untuk saat ini Jennie aman bersama kami. Kalau Sunbae ingin Jennie ikut anda, maaf tidak bisa. Karena ia dibawah pengawasan manajer kami. Anda tidak mau ini berlanjut ke jalur hukum kan? Jadi selagi aku masih berbicara baik-baik sebaiknya Sunbaenim pergi sekarang. Atau aku akan memanggil security kami yang sedang bertugas diluar. Apakah sudah paham?" jelas Seokjin panjang lebar dengan tatapan mematikannya.
GD hanya bisa berdecih kesal, kemudian membisikkan sesuatu pada telinga Seokjin.
"Asal kau tahu, sampaikan pada temanmu itu. Aku tidak akan tinggal diam." kemudian GD meninggalkan dorm mereka.

Kini Seokjin kehilangan kesabarannya. Ia juga tidak bisa tinggal diam. Ia tak ingin adiknya terancam. Seokjin segera menuju ke kamar Jungkook.
"Taehyung-ah wae geurae? Neo gwaenchana?"
"Aku baik-baik saja Hyung. Apa Jennie terbangun?"
"Umm sepertinya tidak. Sekarang katakan padaku apa rencanamu selanjutnya? Kau tahu yang barusan? GD memperingatkanku. Itulah yang ditakutkan Namjoon, Taehyung-ah.."
"Hyung, aku tidak bisa menyerahkan Jennie begitu saja. Jennie sedang terluka. Aku tidak peduli kalau memang ia ingin memukulku. Asal bukan Jennie."
"Tapi Taehyung-ah.."
"Hyung, biar aku yang menyelesaikannya. Hyung tidak perlu khawatir. Percayalah padaku. Aku tidak akan terlibat kekerasan. Aku berjanji ini yang terakhir."
Seokjin sempat terdiam sejenak.
"Hyung..?"
"Arasseo Taehyung-ah. Lakukan yang kau mau" Seokjin pun keluar dari kamar. Ia memencet tombol untuk menelepon seseorang.
"Tolong awasi Taehyung, kemanapun ia pergi." Ucap Seokjin pada seseorang. Baginya ini adalah salah satu cara untuk mengawasi adiknya.

* * *

YOU ARE MY DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang