7🌻

184 11 0
                                    

Happy Reading ....

Bi Yaya yang merasa diperhatikan akhirnya melihat kearah sofa untuk memastikan firasatnya.

Dan benar saja tuan muda nya sedang memperhatikan nona cantiknya yang sedang menghabiskan semua makanannya.

Seolah mengerti dengan tatapan tuannya, bi Yaya pun izin pamit keluar kamar.

Alena tanpa sadar hanya menganggukkan kepalanya tanpa tau bahwa ada seseorang yang sudah duduk disampingnya.

"Banyak banget sih makanannya, nanti kalo Lena tidak habisin dimarahin sama kak galak"

Alby yang mendengar Alena makan sambil menggerutu dan menyebut nama galak menjadi bingung. Siapa galak?

"Siapa yang kau sebut galak sayang? "

Alena sungguh terkejut mendengar suara yang begitu familiar di telinganya.

"M.. Ma.. Af Lena ga maksud bilang kakak galak." jawaban Alena membuat Alby tersenyum. Jadi ia mendapat panggilan khusus?

"Lalu mengapa kau menggerutu? "

"Makanannya terlalu banyak porsinya. Buahnya pun juga terlalu banyak" cicit Alena sangat pelan, namun masih dapat didengar oleh Alby.

Jujur saat ini Alena sangat takut. Dari mulai suara Alby terdengar itu sudah sangat membuatnya gemetar.

Saat ini Alena hanya ingin menghabiskan susu kotaknya, tanpa harus menghabiskan semua makanan yang ada di nakas. Ia benar benar sudah kenyang. Dan ingin langsung menghabiskan susu bekunya.

Namun sayang alby terus memandangnya. Dan itu membuat Alena takut dan terus mencoba memaksakan makanannya.

Alby yang melihat Alena memaksakan makanananya habis pun tak tega.

"Sudahi makannya bila kamu kenyang. Buahnya juga bisa kamu simpan dulu dikulkas. Kamu bisa ambil susu bekunya" ucapan alby bagaikan hadiah bagi Alena.

"Benarkah? Gapapa kalo Lena tidak habisin?" binar yang ada diwajah Alena sungguh membuat Alby gemas.

"Hmm"

Alena yang terlampau senang tanpa aba aba langsung mengambil sendok dan susu bekunya.

"Enak banget, ka galak mau?" Alena menyodorkan sesendok susu beku pada Alby.

Alby tanpa menjawab langsung saja melahapnya.

"Gimana? Enakan?" tanyanya antusias.

"Lumayan"

Setelahnya Alena memfokuskan dirinya sendiri untuk menghabiskan susunya tanpa mau menoleh pada Alby.

Alby yang melihat Alena senang pun menarik sudut bibirnya hingga membuat senyuman.

Skip....

Keesokannya alby sudah siap dengan seragamnya. Namun Alena masih tergelap, mungkin karena kekenyangan semalam.

Namun tak lama Alena terbangun dan melihat Alby yang sedang mengenakan jam tangannya pun langsung bangkit.

"Ka galak kenapa tidak bangunin Lena? " tanyanya Alena dengan kesal.

"Kau masih sakit sayang, lebih baik kau dirumah."

"Tapi Lena ga mau ketinggalan pelajaran"

"Membantah ku hm?" desisnya

Alena yang mendengar suara Alby mulai berubah akhirnya hanya pasrah dan mulai menangis tanpa suara.

"Huftt. Lihat kakimu, apa bisa dibuat jalan dengan lancar?" tanyanya dengan lembut sambil mengelus rambut Alena.

Tanpa aba aba Alby langsung merebahkan dirinya serta Alena. Dan memeluk Alena.

"Kenapa nagis? Dasar cengeng"

"Hiks.. Hikss.. Jahat.... " ucap Alena meski dengan suara yang sesegukan.

"Kau tau itu sayang"

Alena akhirnya memilih bungkam dan tak lama tertidur.

Alby yang mendengar suara dengkuran halus pun terkekeh, lucu sekali gadisku.

Tanpa membuang waktu Alby berangkat sekolah.

Skip..

Sampainya di parkiran sekolah Alby sudah di suguhkan pemandangan sahabat sahabatnya yang sedang bercanda gurau.

"Yow bos" sapa azam dan diikuti lainnya.

"Gimana sama degem gua bos? Kok ga masuk sekolah?" Alby yang mendengar gadisnya disebut degem oleh angga akhirnya memberi tatapan maut untuknya.

"Sukurin lo ngga, siapa suruh bangunin singa" ejek ael.

"Ya maap al, kan niat gua baik cuma nanya keadaan Alena yang udah gw anggep ade gua" ucap angga menggruk tengkuknya yang tak gatal.

"Baik, kakinya sakit"

"Maksudnya gimana? Baik tapi sakit?"tanya ael yang masih tak paham.

" pisau? " tanya Alwi

Yang di jawab deheman oleh Alby sambil meninggalkan sahabatnya.

"Gak paham gua"

"Bukan lo doang. Kita semua juga" jawab ael

ALBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang