10🌻

176 8 2
                                    

Happy Reading guyss😊

Di kediaman keluarga Darmith, seorang gadis dan wanita paruh baya sedang merencanakan suatu hal.

"Mah, gimana caranya buat kita ngusir sicupu dari rumah ini?" tanya sangat gadis

"Kamu juga mikir dong. Masa mamah doang" balasnya kesal

"Aku dapet ide mah" soraknya girang

"Apa"

Sang anak pun membisikan idenya. Sedangkan sangat ibu, ia tersenyum mendengar ide sangat anak.

"Kamu memang pintar Keyra" puji Winda pada anaknya.

Keyra yang dipuji pun tersenyum. Ingin cepat cepat membuat Alena hilang dari dunia.

Ah ia jadi tak sabar untuk merasakan harta sang ayah.

Ditempat lain Alena kini sedang menikmati film si bus biru yang bisa bicara, apa lagi kalo bukan Tayo.

"Ih Rogi kasian banget cegukan. Tapi siapa suruh dia jahat abisin oli temen temennya" ocehan yang sedari tadi keluar dari bibir mungilnya.

"Yah iklan" Gumamnya kesal.

Alena bangkit menuju dapur. Sesampainya didapur ia tak menemukan bi Yaya. Karena tak menemukan keberadaan sangat bunda angkat akhirnya Alena kembali menuju ruang menonton.

Saat telah tiba di ruang menonton, Alena dikejutkan oleh keberadaan sang tuan rumah, siapa lagh kalo bukan Alby.

Namun tak khayal dia tetap mendudukkan dirinya disamping Alby. Saat baru saja Alena duduk ia~~

"HALO EPRIBADIH" teriakan yang sangat dapat merusak telinga.

Plak

"Awshh" ringisan yang sangat terdengar sangat alay.

"Makanya ga usah teriak ibab" ucap angga.

"YA ELU GA USAH NAMPAR PIPI GW JUGA DONG! LU KIRA GA SAKIT HAH" bukannya merasa bersalah azam malah semakin membuat mansion Alby tambah bersik.

"Berisik"

Diam. Itu yang sedang trio ubur ubur itu lakukan. Hanya diam karena tak berani membantah ucapan duo salju.

"Kakak kakak sini duduk, kita nonton tayo" buyar Alena, karena ia merasa seperti sedang ada di ruangan berhantu yang hanya ada kesunyian.

"Ok" teriak trio ubur ubur.

Sungguh terasa begitu ramai saat teman teman dari Alby datang ke mansion.

Alena yang tertawa lepas karena lelucon yang dilemparkan oleh teman teman alby Alby, sedangkan Alby yang senantiasa mengelus surai lembut milik Alena.

Alwi yang melihat Alena yang sudah sedikit mulai nyaman pada Alby pun turut tersenyum. Dengan ini ia yakin dia manusia ini akan menjadi pasangan bahagia. Ya semoga saja.

"BUNDAAAAA" teriakan Alena mamih menghentikan kegiatan mereka.

Alena pergi menghampiri Bi Yaya yang sedang membawa cemilan untuk mereka yang sedang berada di ruang tamu.

Bi Yaya yang mendengar teriakan sangat nona cantiknya pun hanya tersenyum, sedangkan mereka yang (-Alby dan Alwi) cengo.

"Bunda?" gumam trii ubur ubur.

Alena langsung bangkit dan menghampiri sangat bunda dan membantu membawa nampan berisi cemilan.

"Eh ga usah nak. Biar bunda aja yang bawa, kamu balik lagi aja ke yang lain"

"Ih ga mau. Pokoknya Lena mau bantu bunda. Bolehkan ka galak?" tanya nya pada Alby.

Alby hanya membalasnya dengan sekali anggukan sambil tersenyum menatap Alena.

"Tuh bunda liatkan kalo ka galak ijinin Lena bantuin bunda"

"Ya sudah tapi kamu bawa dua toples kripik yang ada di dapur ok?"

"Yeyy"

Setelah mendengar ucapan bi Yaya, Alena langsung berlari menuju dapur. Karena saking senangnya tanpa sadar ia tersandung oleh kakinya sendiri hingga tiba tiba

Brukk

"ALENA/SAYANG" teriak mereka bersamaan.

"Auw, sakit banget hiks" Alena merasa kakinya begitu amat sangat sakit.

Tanpa babibu lagi Alby dan bi Yaya langsung berlari menuju Alena yang sedang menangis.

"Sakit hiks"

"Makanya ga usah lari lari" ucap Alby sambil menggendong Alena ala bridal style.

"Hiks sakit"

"Ga usah cengeng"

"Jahat banget hiks" gumamnya pelan, namun masih dapat didengar oleh Alby.

Alby tak mengindahkan perkataan Alena. Ia lebih memilih membawa Alena ke sofa dimana teman temannya berada.

"Kamu gapapa kan nak? " tanya bi Yaya setelah Alena sudah berada di sofa.

"Sakit bund hiks hiks" pelukan Alena semakin menguat pada bi Yaya.

Bi Yaya yang tak tega pun akhirnya bertanya oleh tuan muda nya lewat tatapan matanya.

Alby yang tau maksud bi Yaya pun hanya menghembuskan nafas kasar. Alena semakin mengeratkan pelukannya pada bi Yaya saat Alby menariknya untuk melepaskannya.

"Alena lepas" suara yang menakutkan milik Alby membuat Alena semakin mengeratkan pelukannya pada bi Yaya.

Alby yang memang dasarnya hanya memiliki kesabaran setipis tisu pun akhirnya geram. Alby menarik Alena paksa hingga membuat Alena smakin berteriak kesakitan.

"Makanya kalo dibilangin ga usah ngeyel"

"Akhhhhh....


Nungguin ya??? Maap ya digantungin terus, mending digantung sama author dari pada digantung sama dia ciciahh😅

ALBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang