03. aku kamu dan lapangan itu

0 1 0
                                    

Happy reading.Enjoy the results of my writing, I hope you like it💐💐

"Yang diliat tempatnya
Yang diinget kenangannya"

***

Bel pulang sekolah yang sudah dinanti-nanti para siswa akhirnya berbunyi.semua siswa berjalan keluar dari gerbang,tak terkecuali jia dkk.

Mereka berniat akan main kerumah riri.mengambil rute yang melewati lapangan,mereka akan jalan kaki menuju rumah riri tidak naik angkot seperti biasanya.

Saat melewati lapangan,mata jia menatap kearah satu tempat yang berada diujung lapangan.tempat pertama kali Jia fotbar dengan aska.sakit rasanya merasakan Dejavu ini.jia menatap lama tempat itu,tak dirasa air matanya jatuh.

'Hujan tidak pernah tau dia membasahi siapa,tapi air mata tau dia jatuh untuk siapa'

"Aska aska,ayo foto berdua disini"Jia menarik lengan aska dengan raut ceria.

"Ririi,tolong fotoin yah"menyerahkan handphonenya pada temannya

"Satu,dua,tiga"saat temannya memberi aba-aba,jia menggandeng tangan aska dengan kepalanya yang disenderkan pada bahu aska.sangat nyaman.

Jika ada yang lebih nyaman dari bantalku,mungkin itu bahu kamu.

Setelah beberapa jepretan foto,aska menemani Jia yang ingin membeli jajanan disana.

"Udah?"tanya aska dengan mata menatap Jia yang sedang memakan ciloknya,"hmm udah".setelah mendengar jawaban Jia,aska pamit untuk bergabung dengan teman-temannya.

Riri memerhatikan Jia yang masih menatap kearah lapangan dengan air mata yang terus menetes membasahi pipinya,menghela nafasnya menatap temannya.jia pasti teringat kenangannya dengan askara waktu pertama kalinya fotbar dilapangan itu.

"Jangan diliatin mulu,nanti makin keinget kenangannya makin lo berlarut sama kesedihan"setelahnya riri menggandeng bahu jia dengan sedikit tarikan agar segera menjauh dari lapangan.

Celsi yang melihat ada bekas air mata langsung menghapusnya,"cengeng amat si ji"dengan tangan yang masih menghapus bekas air mata jia,celsi langsung menarik tangannya ke bibir membentuk senyuman di wajah jia.

"Senyum dong jiii,celek amat lo kalo nangis"canda celsi yang membuat riri serta Jia tertawa.

"Secengeng-cengengnya gw lebih cengeng lo si cel"

"Cengengngan lo jii,kena botol aja udah nangis"ucap riri dengan tawa mengejek.

Jia yang mendengar itu menatap kesal kearah riri,"anjir gausah diingetin,malu gw".ucapan Jia ditanggapi dengan gelak tawa oleh riri dan celsi.

***

"Gila ternyata jauh juga jalan kaki dari sekolah sampe rumah lo ri"ucap Jia yang kini telah merebahkan tubuhnya didepan rumah riri.

"Siapa juga yang bilang deket"riri berjalan menghampiri jia dengan tangannya yang membawa botol berisi air dingin.

"Waahhh peka banget sii pren akuu"

Riri memasang raut jiji mendengar nada Jia yang aga aga,"minum nih,jangan sampe dehidrasi ntar malah nyusul emak lo".

Jia yang mendengar itu memasang raut wajah yang pura-pura sedih,"astaghfirullah ga boleh seperti itu banh,ini masih siang jangan dibikin gelap sama candaan lo"

"Celsi ntar kesini?"

"kesini,kalo dibolehin sama emaknya"Riri hanya menanggapi dengan anggukan kepala.

"Cape-cape nyari vidio lucu ternyata hidup gw yang lucu"

"Kenapa?"

"Jangan tanya gitu,gw ga mau bohong bilang 'gapapa' padahal lagi kenapa-napa"Riri hanya menatap Jia dengan datar.

"Dipikir-pikir kalo boong mengahasilkan duit,gw udah kaya kali ya ri"

"Saking seringnya boong kalo ditanya 'kenapa' malah dijawab 'gapapa' padahal aslinya cape banget"

"Hm,sayang banget boong gabisa ngehasilin saldo direkening bapak lo"Jia terkekeh mendengar jawaban riri.

"Pengen kelangit deh ri"ucap Jia dengan menatap ke langit yang cerah dengan gumpalan awan.

"Mau ngapain njir, ada-ada aja"

"Mau ngadu ke Allah,kenapa cobaan hidup gw banyak banget"

"Kalau bisa mau sekalian request,cobaan hidup sama dosa diubah jadi duit aja biar gw kaya.saking banyaknya cobaan hidup sama dosa bisa kali gw nyaingin kekayaannya Rafi Ahmad"

"Kalo gitu gw juga mau ikut"jawaban riri membuat tawa Jia meledak.

Menghibur diri dengan lelucon yang dibuatnya sendiri cukup membuat jia melupakan sega hal yang sudah membuatnya sedih.

"Shitt VAYOLA JIAN"teriakan riri langsung mengejutkan jia yang sedang rebahan di sofa sebelah riri.

"Apa si,gw disebelah lo gausah teriak-teriak"

"Sialan lo,liat nih"ucap riri dengan tangan yang memperlihatkan handphonenya kepada jia,menatap handphone riri dengan kening yang berkerut setelahnya tertawa terbahak-bahak.

"Bagus dong diajak balikan"dengan muka tengilnya Jia membuat emosi riri kian meluap.

"Fak lah, gara-gara lo nih"

"Kok gw sii,diem aja gw lohh"

"Gara-gara lo yang tadi didepan lab IPA jiiii"

"Oh itu,salah lo mulai duluan"

"Gw bales dong biar impas"sambung Jia dengan wajah yang luar biasa menyebalkan,ingin rasanya riri tonjok dengan sekuat tenaganya.

"Ah sialan lo,gw harus bales apa"

"Bales aja 'gw mau balikan sama lo',gampang kan jangan dibuat susah"

"Jiaaaa,gw bukan lo yang masih gamon"

"Gw udah ga ada rasa lagi sama dia jii"sambung riri dengan raut wajah yang frustasi.

"Rasa muncul karena terbiasa riri"

"Ga bisa ji"

"Yaudah tolak aja,biasa-bisanya langsung percaya sama omongan gw yang niatnya buat candaan"

"Eh berarti dia gamon dong sama lo"

"Gatau, gapeduli"Jia hanya tertawa melihat wajah Riri yang sangat kesal sekarang.

"Im sorry yah"ucap Jia dengan tangan yang membentuk peace.

"Tau ah,males gw sama lo"

"Ahaha,jangan gitu dong"Riri hanya menatap Jia dengan sinis.

*****

This part

One day i will stop falling
In love with you
Someday someone will
Like me like i like you

One day nya kapan-kapan banh.

Tbc.

Makin kesini malah makin kesana.


EX  [ ASKARA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang