Aksara Bukan Adek

322 31 7
                                    

Kantin selalu menjadi tempat tergaduh saat istirahat tiba. Suara teriakan, di tambah tawa ada dentingan alat makan yang saling bersahutan. Riuh, sesak dan penuh. Namun, walaupun demikian, ketiga pemuda yang selalu kemana mana bersama itu tetap pergi ke kantin sebab perut yang keroncongan tak dapat di tawar tawar lagi.

"Rame bener" keluh Rayshiva yang di sambut dengan hela nafas Aksara.

Aksara suka keramaian tapi tak suka kerumuman, dan keadaan kantin hari ini tidak hanya ramai tapi benar benar penuh dengan siswa siswi. Pemuda dengan surai legam itu melirik Abyan yang tengah menatap manusia manusia yang ada di kantin tersebut, berjalan tanpa keluh karena Aksara tahu bahwa Abyan memang tak bisa kompromi kalau soal makan.

"Pesen dulu aja, kita makan di taman" ucap Abyan lalu pergi meninggalkan kedua kakak sepupunya. Pergi membeli soto ayam karena perutnya sudah sangat lapar, tadi pagi ia tak sempat sarapan karena Adelia yang membuatnya harus buru buru pergi ke sekolah.

"Gue beli cilok aja deh, gak banyak yang antri" ucap Aksara pada Rayshiva. Kedua pemuda itu kemudian berpisah untuk membeli makannya masing masing agar bisa segera pergi dari tempat ini.

Aksara berdiri di bagian paling belakang antrian, masih ada tiga orang lagi yang harus membeli dan sepertinya tak akan memakan waktu yang lama. Aksara sudah bosan dengan riuh yang di hasilkan orang orang di tempat ini. Hendak segera pergi, ia juga berniat meninggalkan kedua sepupunya kalau mereka terlalu lama.

Kernyitan muncul di dahi Aksara saat seorang siswa tiba tiba menyerobot antrian. Pemuda dengan baju acak acakan itu bahkan menyenggol gadis yang berada di depan.

"Paham budaya antri gak?" Ucap Aksara sembari bersedekap dada, membuat yang di tegur langsung berbalik kebelakang, menatap pemuda yang paling tinggi di barisan itu dengan wajah tengilnya. Oh Revan, sepupunya dari pihak ibu.

"Enggak" sahutnya dengan enteng. Aksara menggeram lalu menarik pemuda itu menjauh dari antrian, mendorongnya sampai berada di antrian belakang.

"Apa apaan sih lo!?"

"Diem di sana" peringat Aksara pada pemuda dengan nametag bertulis Revan. Menunjuk orang itu agar tetap berada di tempat seharusnya lalu kembali berbalik dan bersikap seolah olah tak terjadi apa apa.

Namun, tiba tiba kerah bajunya di tarik oleh Revan, menampilkan raut marah dengan mata yang menyorotnya tajam. Aksara masih menatap pemuda di depannya itu dengan wajah tenang, melepaskan genggaman di kerah bajunya dengan santai, melirik sekitar saat menyadari banyak mata yang tertuju pada mereka berdua, riuh pun nampak berhenti.

"Gue bukan anak kecil sampe lo bisa narik narik gue kaya tadi" ucap Revan dengan penuh penekanan, sedangkan Aksara hanya diam dan tak merespon Revan. Ini sekolah dan menurut Aksara bukan tempat untuk adu jotos.

"Punya mulut gak sih lo!?" Bentak Revan.

"Oh atau anak mama kaya lo emang pengecut ya? Adek" ucap Revan dengan bibirnya yang terangkat sebelah. Mengejek Aksara agar emosi pemuda itu terpancing, dan tentu sukses membuat Aksara mengangkat tangan, hendak memukul pemuda itu tetapi harus urung sebab Rayshiva menahannya.

"Aduh bro, jangan ya" ujar Rayshiva, menarik Aksara menjauh dari Revan dan meninggalkan Abyan yang kini berada di samping Revan.

"Mulut lo lemes banget anjir kaya banci" ucap Abyan sebelum menyusul kedua kakak sepupunya. Persetan dengan lapar, perutnya tiba tiba kenyang karena keributan yang di ciptakan Revan dan Aksara. Memang dua orang ini tak bisa mengenal tempat.

 Memang dua orang ini tak bisa mengenal tempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cucunya Kakek Wibowo || TREASURE ft BABYMOSNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang