Mas Jidan Jangan Marah

402 40 6
                                    

Ibu selalu bilang kalau Chiara itu tak takut pada apa pun, kadang ibu juga heran mengapa anak perempuannya sekaligus cucu termuda Kakek Wibowo ini sangat pemberani. Gadis itu bahkan menjadi salah satu yang tidak berteriak ketakutan saat mereka liburan dan outbound bersama, Chiara juga yang menjadi paling nyaring tertawa saat Mas Jidan-nya berteriak karena serangga menempel di baju pemuda itu.

Namun, sebenarnya Chiara tak sepemberani itu. Chiara juga takut dengan beberapa hal dan salah satunya adalah amarah Mas Jidan. Jidan mungkin tak sering marah, pemuda itu walaupun kesabarannya setipis tisu di bagi dua tetapi ia  terbilang cukup jarang memarahi Chiara, karena menurut jidan adiknya itu terlalu kecil untuk di marahi. Padahal Chiara sudah berumur tiga belas tahun, perbedaan umur yang terlalu jauh membuat Jidan selalu menganggap Chiara bayi berumur tiga tahun.

Walaupun begitu, sabar pasti ada batasnya. Terkadang meskipun telah di tahan sedemikian rupa tetap saja amarah Jidan meledak. Seperti saat ini, pemuda itu kini tengah menatap sang adik dengan sorot mengintimidasi, tangannya terlipat di dada dan wajahnya nampak marah.

Chiara hanya bisa menundukkan kepalanya dalam dalam dan tak berani menatap Jidan. Mata Jidan itu cantik, tapi kalau marah Chiara selalu tak mau menatap masnya itu tepat di manik.

Bukan karena masalah sepele Jidan marah. Adiknya ini melanggar ucapannya. Jidan bilang untuk pulang sebelum langit gelap, namun gadis itu baru pulang jam setengah delapan. pemuda itu mengizinkan Chiara pergi menonton bersama teman temannya bukan berarti gadis itu bisa pulang kapan saja ia mau.

"Jam berapa sekarang?" Chiara tundukkan kepala semakin dalam, tak berani menyahuti Jidan yang tengah marah padanya. Gadis itu melirik ayah mereka yang duduk di sofa ruang tamu, tapi ayahnya malah mengalihkan pandangan, tak mau ikut campur sebab Chiara memang salah.

"Mas bilang kan pulang sebelum gelap"

"Tadi tiket filmnya yang mulai jam dua habis, jadi kita ambil yang mulainya jam lima. Lagian kan kita gak cuman berempat, ada kakaknya Joel" ucap Chiara pelan tanpa menatap Jidan di depannya.

"Ya memang gak bisa nonton nanti aja? Atau pulang aja, mas ada kenapa gak nonton sama mas aja?"

"Mas gak paham. Chia juga mau hang out bareng temen. Chia udah SMP, masa chia gak boleh jalan jalan sama temen" ucap Chiara dengan lirih. Jidan menaikkan sebelah alisnya usai kalimat itu Chiara selesaikan.

"Mas gak paham kenapa kamu ini bisa bandel begini" ucap Jidan sembari menghela nafas berat. Menggelengkan kepalanya pelan.

Chiara mengangkat kepalanya saat ucapan tersebut lolos dari mulut kakaknya. Menatap pemuda itu dengan kesal sebab ia tak suka di sebut bandel.

"Kenapa mas ngomong gitu" ucapnya, nada bicaranya sudah terdengar sedikit nyaring membuat amarah Jidan naik lagi.

"Masuk kamar sana" suruh Jidan, ia tak bisa terus terusan menghadapi Chiara jika emosinya juga tidak stabil.

"Mas ji nyuruh Chia pulang sore tapi mas sering pulang malam. Mas juga gak ada waktu buat Chia, kalau enggak pergi jalan jalan mas pasti di kamar sibuk sama dunia mas sendiri!" Manik yang biasanya menatap riang itu kini di penuhi oleh cairan bening yang siap turun kapan saja. Gadis itu menatap Jidan sembari menahan tangisnya. Ia kesal, sebal dan marah pada jidan. Menurut Chiara ia tak sebersalah itu sampai Jidan bisa mencapnya sebagai anak bandel padahal baru kali ini Chiara pulang malam.

"Chiara" tegur Jidan. Menyuruh adiknya itu bungkam dan segera ke kamar. Namun gadis yang lahir pada bulan Februari itu enggan menjauh, ia malah menatap Jidan masih dengan sorot yang sama.

"Mas selalu bersikap seakan akan mas yang paling benar, mas begitu terus padahal mas bukan ayahnya Chia. Mas itu egois, selalu mau menang sendiri!"

"CHIARA ABINAYA WIJAKSANA!" bentakan tersebut sukses membuat Chiara tersentak, air mata menetes di pipinya. Jantungnya berdebar karena rasa takut, namun kesalnya masih terasa jadi tanpa menunggu apa apa lagi gadis itu berlari ke arah kamarnya, membanting pintu cukup nyaring yang membuat Jidan semakin marah.

Cucunya Kakek Wibowo || TREASURE ft BABYMOSNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang