*****
Yivano x Ziano
*****Kejadian tadi bener benar di reka ulang atas permintaan Ziano, baik Yivano maupun Ziano mereka hanya diam, bahkan Ziano mukanya masih di cemberut cemberutkan.
Ia menjelaskan sedari awal, dimana mereka hanya pura pura mengambil buku, tidak usah ngambil buku beneran, ntar lama lagi kayak tadi.
Jadi dengan penuh kepatuhan Yivano hanya bisa mengiyakan dan menjalankan apa yang di mintai sang pacar.
Mereka mulai dari Ziano yang pura pura jinjir jinjit dan Yivano berada tak jauh dari sana, masih sama hanya beda di bagian Ziano aja.
Ziano masih cemberut wajahnya juga tertunduk, bahkan jinjit jinjitnya juga nggak seserius yang awal, tangannya juga nggak setegak tadi, seolah tenaganya udah habis.
Yivano masih berdiri di belakang sana, merhatiin gimana lemesnya sang pacar nglakuin tu reka adegan.
Niat melangkah Yivano harus terhenti karna ada sebuah tangan yang megang tangan dia dari belakang.
Kalo di rasa rasa yg megang tangannya cewek, jadi Yivano balikkin badannya buat liat siapa yang megang tangan dia.
"Kak Bella? Kak Candra? Kalian di sini?"
Bella cuma prengas prenges, begitupun Candra, seperti biasa dia cuma natep lurus ke depan.
Mereka sedikit berjalan ke arah lemari biar nutupin tubuh mereka.
"Iya, tadi nggak sengaja liat Yivano masuk ke sini, jadi kita susulin," ucapnya berbisik biar nggak nimbulin suara terus buat Ziano nengok.
"O-oh iya, ada apa kak?" Yivano bingung, dia kan mau ke Ziano yang lagi ngambek, ntar kalo lama lama bisa nambah ngambeknya.
"Gini, maaf ya soal Ziano, dia emang gitu, dari kecil udah di manjain, maklum anak tunggal, terus dari kecil juga kalo mau apa apa harus di kabulin,-"
Bella narik napas sebentar terus natep teduh ke arah Yivano "-jadi kalo nanti Ziano minta apapun itu, tolong kabulin yah? kalo nggak nanti pulangnya bisa pundung seharian di kamar,"
"A-ku usahain ya kak,"
"Oke terima kasih, bye bye," Bella langsung beranjak pergi di seret Candra sambil dadah dadah ke arah Yivano.
Yivano cuman balas lambaiannya dua kali, habis tu dia kembali buat lanjutin apa yg d pengenin Ziano.
Yivano langsung ngelangkah cepet pas liat Ziano udah jongkok di depan lemari buku sambil nunduk tajem.
Yivano langsung menjongkokkan dirinya di samping Ziano yang masih nunduk "h-hey, Zi maaf ya, tadi ke lemari seberang bentar,"
Ziano dongakin kepalanya, wajah yang awalnya putih seputih susu kini hidungnya malah merah, pipinya juga.
"Kamu nangis?"
"Enggak, tapi hidung sama pipinya gatel," ucap Ziano sambil garuk garuk pipinya halus.
"Kenapa? Ada alergi?"
"Ada, alergi debu,"
Yivano yang denger ucapan Ziano terkesiap, dengan cepat Yivano gendong Ziano di punggung belakangnya, Ziano dengan reflek lingkarin tangannya di leher Yivano.
Yivano berlari keluar, nglewatin guru yang baru aja masuk, dia juga nglewatin Bella sama Candra yang masih di depan perpus.
Mereka yang kaget dengan di gendongnya Ziano di punggung Yivano dengan panik ngikutin ke arah Yivano pergi.
Yivano nurunin anak tangga, UKS ada di bagian pojok kelas bagian lantai 1, jadi mau nggak mau mereka jadi pusat perhatian anak murid di dalam kelas.
Yivano langsung bukak pintu UKS, dia nurunin Ziano di atas brangkar, pas udah di dudukin Ziano malah mau kejengkang, jadi Yivano harus megang lengan Ziano yang masih di lehernya.
Yivano balikin badannya hati hati, di lihatnya Ziano yang udah ketiduran, padahal wajahnya masih merah, tapi sempet sempetnya Ziano ketiduran.
Bella dan Candra ngedeket ke arah Yivano sama Ziano, dengan perlahan mereka bantuin rebahin Ziano dengan hati hati.
"Ziano kenapa?" Bella bertanya sambil lepasin sepatu Ziano, sedangkan Yivano yang bagian nidurin dan Candra bagian megangin kepala Ziano tadi.
"Alergi debu kayaknya,"
"Oh, iya, Ziano kan emang punya alergi ama debu, pasti di perpus banyak debunya, terus mau gimana?"
"Pulang aja, kasian juga Ziano 'nya," ucap Candra yang sedari tadi diam.
"Kalian bawa mobil?" tanya Yivano, gimanapun dia kudu tanggung jawab, pan dia yang ngajak Ziano ke perpus.
"Nggak, tapi Ziano bawa,"
Yivano ngangguk sebentar, dai natep Ziano yang masih terlelap dalam tidurnya.
"Tenang aja, dia udah biasa kek gitu kok, besok juga udah sembuh" ucap Bella yang dari tadi liat wajah teduh Yivano.
Yivano cuman ngangguk dua kali doang, dia nggak tau harus apa, dia bukan anak farmasi yang tau segala jenis obat obatan, dia anak itu anak IPS, kenegaraan aja masih suka di lupain sama dia.
"Kita bawa Ziano ke mobil dulu, tadi gue udah telvon nyokapnya Ziano, katanya suruh bawa pulang aja."
Yivano hanya membalas dengan anggukan, nyoba buat gendong Ziano ke gendongan koala dengan bantuan Candra, Ziano sedikit buka matanya pas mau di gendong, terus dia lingkarin tangan sama kaki yang masih lemesnya di pinggang dan leher Yivano.
"Mau kemana?" suara serak Ziano mulai terdengar saat mereka mulai keluar dari ruang UKS.
"Pulang," Yivano menjawab sembari terus berjalan ke arah parkiran.
"Mau ngapain?" Ziano bertanya sambil mengeratkan pelukannya, ia menghirup wangi tubuh Yivano yang masih berbau mint walaupun udah lari larian dari lantai dua.
"Wangi," ucap Ziano sebelum dirinya bener bener tenggelam dalam mimpinya kembali.
Candra bukain pintu mobil bagian belakang buat rebahin Ziano, tapi Ziano masih meluk erat tubuh Yivano.
Jadilah Yivano sekalian di ajak ke rumah Ziano dengan Ziano yang tidur di atas pangkuan Yivano.
*****
Yivano mo ketemu camer*****
Bye bye👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Yivano x Ziano
Teen FictionWarning!! Ff YiZhan lokal!! Kisah asmara antara 'Yivano si anak cupu berkaca mata yang di tembak sama si most wanted sekolah 'Ziano