Leonidas Mavra seorang duda tidak beranak yang telah kematian istri nya, dia juga seorang CEO NO 1 di Korea. Namun, tanpa pengetahuan publik. Dia adalah seorang mafia, dia terlihat dingin terkecuali bersama orang yang dia sayangi.
Apakah jadi nya j...
~Part Sebelumnya~ Tidak lama setelah itu, Bu Mona pun membalas pesan nya tadi dengan satu foto yang membuat Leo terdiam. Seketika, dia melihat foto almarhumah istrinya dan membatin.
"Sayang, aku menemukan mu lagi."
Tidak lama setelah itu, Leo menelfon Jasver.
"Halo? Datang ke kantor, ada tugas buat lu."
*Di sisilain*
Terlihat Lavanya yang sedang duduk di ruang tv, dia menonton tv sembari memakan beberapa cemilan. Tidak lama setelah itu, terlihat Kiernan yang baru sahaja keluar dari kamar dan ingin keluar.
"Gua keluar bentar, lu kalo mau keluar. Jangan lupa kunci pintu nya," ujar nya sembari berjalan menuju ke pintu utama.
"Iya-iya bawel, aneh. Dia cowok, tapi bawel." Gumam nya, keheranan.
Setelah beberapa jam Kiernan pergi, Lavanya sudah merasa bosan. Lalu, dia pun memutuskan untuk pergi ke toko Bu Mona serta supermarket.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*Di sisi Leo*
Terlihat Leo sedang menunggu Jasver datang, Jasver pun datang dan dia pun menyuruh nya untuk masuk.
"Masuk, duduk." Ujar nya, Jasver pun mengikuti arahan Leo.
"Ada apa?" Tanya Jasver, sang hacker gang Mavra.
"Jadi gini, ingat ga kemaren sebelum balik dari toko mertua gua? Kan mertua gua ada ngasih tau yang cewek itu mirip Aylee," jelas Leo.
"Iya, terus? Lu mau gua cari identitas si cewek itu lebih dalam?" Tanya Jasver, seolah sudah tahu apa tugas nya.
"Nah, betul sekali. Tadi gua ada minta foto cewek itu," lanjut Leo sembari menunjukkan foto cewek itu.
"Hmm, sepertinya gua tahu siapa dia dan kalo seingat gua lu juga kenal dia. Sebentar," ujar nya.
"Pinjem laptop lu bentar yah," lanjut Jasver dan di sambut dengan anggukan Leo.
Setelah beberapa minit, Jasver pun mengetahui siapa sebenarnya cewek yang di maksud Leo. Tidak lama setelah itu, dia pun menunjukkan Leo apa yang ada di laptop itu dan berkata.
"NAH! Sudah dapat, nih. Nama nya adalah Lavanya Morana, adik kepada Kiernan Morana."
"Morana?" Tanya Leo, dia seperti tidak asing dengan marga itu.
"Yup, gua tau apa yang lu pikirkan. Morana family adalah marga yang paling ditakuti dahulunya, mereka juga seperti kita. Tidak akan menyerang orang yang tidak bersalah, suatu hari markas mereka di serang lalu di bakar oleh gang Alexander. Gang Alexander mengira mereka sudah menghabisi semua marga Morana, mereka lupa akan ada dua anak kecil yang masih hidup sampai sekarang dan orang tua kita lah yang menyelamatkan mereka. Mereka adalah Lavanya Morana dan Kiernan Morana, di jaman sekarang marga mereka antara marga yang paling langka. Sekiranya gang-gang mafia mengetahui bahwa marga Morana masih hidup, sudah pasti mereka akan di incar bahkan di bunuh." Jelas Jasver, terlihat dari raut wajah Leo yang khawatir.
"Oh ya! Lavanya juga adalah seorang hacker dan spy persendirian, dia cuma akan bertugas kalau ada panggilan. Abang nya, Kiernan pula adalah seorang guru dan dia juga mengetahui pekerjaan adik nya. Pada awal nya, Kiernan tidak menyetujui itu. Namun, semakin hari dia pun menyetujui nya. Disini ada nomer hape, kalo lu mau. Gua bisa panggil nomer ini," ujar nya dan Leo pun menyetujui nya.
Jasver pun memanggil nomer yang ada di sana, dia menyuruh orang itu untuk datang ke kantor. Tidak lama setelah itu, orang yang mereka tunggu pun datang.
Morana Family
Morana Family adalah marga yang paling ditakuti dan keluarga terkaya no 1 dahulu nya, mereka tidak akan menyerang orang yang tidak bersalah dan selalu menolong orang yang susah. Orang tua Leo dan para saudaranya adalah antara yang pernah Morana Family tolong, orang tua Leo bersahabat dengan orang tua Lavanya. Mereka bahkan sempat menjodohkan Leo dan Lavanya, tetapi besok hari nya mereka meninggal. Mujur saja, Mavra Family datang ke rumah Morana Family. Mereka melihat orang tua Lavanya yang sudah terkapar di lantai dengan bersimbah darah, mereka pun menghampiri orang tua Lavanya dan berusaha membawa mereka keluar. Akan tetapi ayah Lavanya tiba-tiba mengucapkan sebuah kalimat yang membuat mereka meninggalkan orang tua Lavanya di situ, "gausah pedulikan kami. Pedulikan saja Lavanya dan Kiernan, mereka sedang bersembunyi di dalam kamar. Jaga mereka untuk kami, jangan lupa perjanjian kita."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.