Leonidas Mavra seorang duda tidak beranak yang telah kematian istri nya, dia juga seorang CEO NO 1 di Korea. Namun, tanpa pengetahuan publik. Dia adalah seorang mafia, dia terlihat dingin terkecuali bersama orang yang dia sayangi.
Apakah jadi nya j...
"Hah? Gua ga salah dengar nih? Seorang Lavanya mau traktir orang makan?" Tanya Angga, keheranan karna dia sangat tahu Lavanya orang nya pelit.
"Iya, lu ga salah denger. Mau kagak? Kalo ga mau yaudah," ancam nya.
"Eh iya mau," lanjut Aiden.
Tidak lama setelah itu, mereka pun pergi ke toko Ibu Mona. Tetapi sebelum mereka ke toko Ibu Mona, mereka pergi ke tempat di mana letaknya sepeda motor Lavanya. Setelah itu, baru lah mereka pergi ke toko Ibu Mona.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*Di sisi lain*
Terlihat Kiernan yang baru sahaja sampai setelah dari kantor Leo, dia mendapati Lavanya tidak ada di rumah karna pintu rumah yang dalam keadaan berkunci.
"Kemana sih tuh anak?" Gumam nya sendiri, dia pun masuk.
Setelah itu, dia pun menuju kamar nya untuk mandi dan menyiapkan makan malam. Setelah selesai mandi dan makan malam serta membereskan dapur, dia menuju kamar nya dan langsung menuju ke meja kerja nya untuk mengerjakan beberapa pekerjaan. Tidak lama setelah itu, dia menghentikan aktivitas nya dan membatin.
"Gua udah bisa tebak Lavanya ga akan pernah setuju dengan perkara ini, tapi ga salah juga kan kalo gua coba-coba bujuk dia. Ini juga demi keselamatan kami, mamah dan papah juga ngejodohin dia sama Leo. Ya, pake alasan itu aja kali ya. Toh juga gua masih nyimpen surat itu, tinggal bilang itu aja."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak lama setelah itu, Lavanya pun pulang. Kiernan pun keluar dari kamar nya, dia pun menyuruh Lavanya untuk mandi lalu duduk di ruang TV karna dia ingin membahas sesuatu. Lavanya pun mengiyakan, dia pun masuk ke kamar nya. Setelah selesai mandi, dia pun keluar dan duduk di ruang TV.
"Ada apa? Tumben-tumben nya serius banget," ujar Lavanya keherenan dengan kelakuan kakak laki-laki nya itu.
"Emm, begini. Lu masih ingat ga dulu gua pernah bilang ke lu yang ortu kita pernah buat satu surat yang mereka ngejodohin lu sama salah satu putra dari keluarga Mavra?" Tanya Kiernan, dia berharaps adik masih ingat.
"Aaaa, kayak nya gua ingat. Lu bilang itu permintaan terakhir mereka, kenapa emangnya?" Tanya Lavanya, keheranan.
"Gua berniat untuk menunaikan permintaan terakhir mereka," lanjut Kiernan.
"HAH?!" Ujar Lavanya, dia kaget dengan perkataan kakak nya itu.