06

28 20 0
                                    

~Part Sebelumnya~

"Imbalan nya, gua bakal ngejaga adek lu dan ngelindungin kalian berdua. Gimana? Setuju?" Lanjut nya, suasana pun agak tegang.

Tidak lama setelah itu, Kiernan pun berkata.

"Kalau soal ini, gua ngomong dulu sama Lavanya."

"Baiklah tapi jangan lama," ujar Leo dan Kiernan hanya mengangguk.

*Di sisi Lavanya*

Terlihat Lavanya yang sedang duduk di samping kasur nya Angga, dia menunggu Angga bangun. Tidak lama setelah itu, Aiden pun bangun.

"Err, kak Angga. Maaf ya hehe, kakak sih ngikutin aku. Makanya aku ngira kakak orang jahat," ujar Lavanya.

"Iya, gapapa. Oh ya, kamu mau kemana sebenarnya tadi?" Tanya Angga, Lavanya pun menjawab.

"Aku nya mau ke supermarket tadinya, tapi kakak sih ngikutin jadi aku curiga musuh gua yang ngikutin."

"Oalah, yaudah deh maaf ya. Udah lama ga ketemu kamu sih makanya aku ngikutin," ujar Angga sembari terkekeh kecil.

"Sebagai tanda maaf aku, ayo makan. Gua traktir," lanjut Lavanya.

"Hah? Gua ga salah dengar nih? Seorang Lavanya mau traktir orang makan?" Tanya Angga, keheranan karna dia sangat tahu Lavanya orang nya pelit.

"Iya, lu ga salah denger. Mau kagak? Kalo ga mau yaudah," ancam nya.

"Eh iya mau," lanjut Aiden.

Tidak lama setelah itu, mereka pun pergi ke toko Ibu Mona. Tetapi sebelum mereka ke toko Ibu Mona, mereka pergi ke tempat di mana letaknya sepeda motor Lavanya. Setelah itu, baru lah mereka pergi ke toko Ibu Mona.

 Setelah itu, baru lah mereka pergi ke toko Ibu Mona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Di sisi lain*

Terlihat Kiernan yang baru sahaja sampai setelah dari kantor Leo, dia mendapati Lavanya tidak ada di rumah karna pintu rumah yang dalam keadaan berkunci.

"Kemana sih tuh anak?" Gumam nya sendiri, dia pun masuk.

Setelah itu, dia pun menuju kamar nya untuk mandi dan menyiapkan makan malam. Setelah selesai mandi dan makan malam serta membereskan dapur, dia menuju kamar nya dan langsung menuju ke meja kerja nya untuk mengerjakan beberapa pekerjaan. Tidak lama setelah itu, dia menghentikan aktivitas nya dan membatin.

"Gua udah bisa tebak Lavanya ga akan pernah setuju dengan perkara ini, tapi ga salah juga kan kalo gua coba-coba bujuk dia. Ini juga demi keselamatan kami, mamah dan papah juga ngejodohin dia sama Leo. Ya, pake alasan itu aja kali ya. Toh juga gua masih nyimpen surat itu, tinggal bilang itu aja."

Tidak lama setelah itu, Lavanya pun pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak lama setelah itu, Lavanya pun pulang. Kiernan pun keluar dari kamar nya, dia pun menyuruh Lavanya untuk mandi lalu duduk di ruang TV karna dia ingin membahas sesuatu. Lavanya pun mengiyakan, dia pun masuk ke kamar nya. Setelah selesai mandi, dia pun keluar dan duduk di ruang TV.

"Ada apa? Tumben-tumben nya serius banget," ujar Lavanya keherenan dengan kelakuan kakak laki-laki nya itu.

"Emm, begini. Lu masih ingat ga dulu gua pernah bilang ke lu yang ortu kita pernah buat satu surat yang mereka ngejodohin lu sama salah satu putra dari keluarga Mavra?" Tanya Kiernan, dia berharaps adik masih ingat.

"Aaaa, kayak nya gua ingat. Lu bilang itu permintaan terakhir mereka, kenapa emangnya?" Tanya Lavanya, keheranan.

"Gua berniat untuk menunaikan permintaan terakhir mereka," lanjut Kiernan.

"HAH?!" Ujar Lavanya, dia kaget dengan perkataan kakak nya itu.

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__

stay tune yaa≧⁠▽⁠≦

DIA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang