-happy reading 🍁
-sorry for typo(s)—Dear, Radeska—
Apartment berukuran sedang dimana tiga pemuda dan satu bayi itu tinggal sekarang sudah sepi, ketika tiga pemuda lain, yang hampir tiga jam menghabiskan waktunya untuk bermain dengan satu-satunya anak bayi di sana sudah pulang beberapa menit yang lalu.
Tiga pemuda yang tersisa mendudukkan dirinya pada sofa, dengan helaan nafas lelah yang keluar bersamaan dari belah bibir masing-masing. Pandangan ketiganya kini beralih pada si bayi kecil yang sudah tertidur tengkurap di karpet, dengan dikelilingi mainan-mainannya.
"Untung lo langsung ketawa waktu abis teriak Jeff. Takut-takut si bayi malah ngerasa bersalah terus jadi apa-apa sungkan sama kita" ucap Ezra, memecah hening.
Yovan mengangguki, pun dengan Jeff sendiri.
"Gua cuman kaget karena tvnya pecah. Takut kena Deska. Sebenernya nggak masalah, cuman TV doang juga" sahut Jeff, seraya merubah posisi duduknya, menjadi lebih nyaman.
"Yang backingannya full warisan mah santai banget masalah duit" kekeh Yovan.
Jeff terkekeh kecil, sebelum kemudian menghela napas lirih, "Tapi gue nggak yakin masih atas nama gue itu warisan wkwk secara lo pada tau sendiri lah. Problem kita sama, makanya disatuin mulu dari SMA"
Yovan juga Ezra ikut terkekeh.
Sejujurnya hidup sendiri dengan hanya diberi uang untuk pendidikan, tidak pernah terbayangkan oleh ketiganya. Di usia mereka yang masih muda, harus menanggung hampir semuanya sendiri, sejujurnya cukup dan bahkan sangat berat. Apalagi ketika pagi itu, salah satu diantara mereka menemukan kardus besar berisi anak balita, di depan pintu apartemen yang baru beberapa hari mereka putuskan untuk mereka sewa bertiga, rasanya mereka hanya tertawa, karena merasa lucu dengan jalan hidupnya.
flashback
"Manusia goblok mana nih yang buang-buang bayi begini"
Itu adalah reaksi pertama Ezra, kala Jeff memanggilnya untuk melihat isi dari kardus yang berada tepat di depan pintu apartemen.
"Bawa ke panti aja deh Jeff. Kita mana mungkin bisa rawat bayi ini, orang kita buat makan sendiri aja susah" ujar Yovan kala itu.
Jeff menarik napasnya, membuangnya dengan sekali hembusan, kemudian ia kembali melihat isi kardus didepannya, begitupun Ezra juga Yovan yang ikut mengintip. Di dalam kardus, bayi laki-laki dengan piyama putih bergambar Pooh itu tertidur amat lelap, walaupun hanya beralaskan kardus tipis. Bulu mata lentiknya begitu indah, helaian rambut bayinya yang tidak begitu banyak itu sangat menggemaskan, membuat Jeff sekarang mengulurkan tangannya guna mengusap surai-surai lembut milik si bayi.
"Apa rasanya Jeff?" tanya Yovan.
"Nggak ada rasanya, kan gue kaga jilat ini bayi"
"Yeu babi!!"
Jeff terkekeh, kali ini seraya menyentuh hidung kecil milik si bayi, "Lembut banget, auranya bayi mahal" katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Dear,Radeska || 𝙹𝚊𝚎𝚖𝚒𝚗•⁹⁷
Ngẫu nhiên°°° 𝑁𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑅𝑎𝑑𝑒𝑠𝑘𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑖𝑡 𝐴𝑟𝑘𝑎𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑅𝑎𝑑𝑒𝑠𝑘𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑔𝑖𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑖𝑡 𝑎𝑔𝑎𝑟 𝑑𝑖𝑎 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑖𝑡 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝐴𝑟𝑘𝑎𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝�...