3. First Fight

103 18 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seren melangkah perlahan memasuki kelas dengan tatapan angkuh dari mata rubahnya. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, menambah kesan angkuh yang dimilikinya. Tubuhnya tinggi serta memiliki bahu yang bidang dengan tampilan almamater serta kemeja putih yang tidak dikancingkan. Memamerkan kaus putih adidas yang dipakainya. Surainya dengan sengaja diwarnai dengan warna perak.

Di bukunya, Luna menulis kalau cowok ini pacarnya Layla. Mereka sekelas dan perangai mereka mirip babi, Selene menatapi Seren dengan tatapan penuh analisis.

"Luna Davies." Seren meninggikan suaranya, memecah keheningan. "Kemari."

Selene membanting tasnya ke meja, menimbulkan suara jatuh yang cukup keras. Sebagian perhatian tertuju padanya. Dengan langkah percaya diri, Selene berjalan pelan dan santai untuk menghampiri Seren. Sesampainya di depan laki-laki itu, Selene bersedekap angkuh.

Setibanya Selene di depan Seren, laki-laki itu terkejut. Mata rubahnya membola, jakunnya naik turun menelan ludah, lidahnya membasahi sedikit bibir bawahnya yang tiba-tiba kering.

"Sial, gede banget." Seren berucap lirih, hampir tidak terdengar. Namun gerak-gerik bibirnya dapat Selene terjemahkan dengan jelas.

"Ya? Kau ada perlu denganku?" tanya Selene dengan senyuman remeh. "Kalau nggak, silakan pergi."

Seren segera tersadar dari lamunannya, kembali ke raut muka angkuhnya. "Kudengar kau merundung pacarku. Apa-apaan kau?"

"Apa itu salah?" Selene menelengkan kepalanya. "Bagaimana denganmu dan dia yang merundungku? Apa itu juga salah?"

"Kau!" Seren mengadu giginya dengan geram, dia maju selangkah pada Selene.

Selene mengabaikan Seren dan menatap Layla yang berada di belakang Seren. "Hei, kupikir masalah itu adalah masalah kita, antar cewek. Kenapa pakai acara memanggil pacarmu, sih? Apa kau ingin aku menggoda pacarmu yang mesum ini?"

Muka Layla merah padam menahan amarah. "Jalang ini benar-benar ...."

"Nggak elit tahu kalau kau memanggil pacarmu hanya karena aku mengatakan kalau dadamu itu sumpalan," lanjut Selene dengan senyum iblisnya. "Sayang~ cewek itu mengejek dada sumpalanku, huhu~ Lakukanlah sesuatu~"

Selene membuat ekspresi sedih yang dibuat-buat dengan cara mem-pout-kan bibirnya untuk meledek Layla.

"Ahahaha!" Tawa meledak oleh teman-teman sekelas yang memperhatikan mereka, menggelegak dalam kelas. Beberapa bahkan ada yang tertawa terpingkal-pingkal hingga mengeluarkan air mata.

Baik Seren maupun Layla kompak memerah mukanya. Seren berbalik pada Layla, mengarahkan netra rubahnya pada aset gadis itu.

"Sa ... sayang, i-itu ...." Telunjuk Seren menunjuk ke arah dada Layla takut-takut.

"Apa yang kau lihat, bodoh?!" Layla memukul bahu Seren dengan keras. "Cewek itu menabrakku hingga jatuh! Kenapa kau malah memedulikan ucapannya?!"

"Aduh! Ma-maaf, Sayang! Baiklah, baik!" Seren mengaduh sembari menghindari pukulan Layla yang panas dan kembali menghadapi Selene.

SELUNA: Sister [ Yunjin LeSse ft. ENHYPEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang