10. Identity

45 11 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Wah, sialan. Nggak ada satu pun celah yang dia sisakan, ya?" Riki berdiri dengan berkacak pinggang di depan rumah Luna yang sunyi. Bibirnya mendecak kecil, pandangannya terangkat.

Sepergian Selene dan Salvion, Riki mengitari rumah tersebut selama hampir 10 menit demi menemukan celah untuknya masuk dengan aman. Namun nihil.

"Kalo gini jadi nggak ada cara lain." Riki membuka tas ransel yang dia gantungnya di bahu kirinya. "Terpaksa pakai cara yang biasanya."

Tangan Riki merogoh tas mencari-cari sebuah linggis sebelumnya sudah dia persiapkan. Setelah menemukannya, Riki menuju ke jendela samping rumah. Bagian tajam dari linggis dia selipkan di antara daun jendela, lalu ditekannya ke salah satu arah sebanyak 4 kali hingga jendela terbuka.

"Nice." Riki tersenyum puas. Dia segera membuka kedua daun pintu dan melompat masuk. Tidak lupa dia menutup kembali jendela seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

Netranya mengedar ke penjuru bagian ruang tamu. Kemudian melangkah lebih masuk.

"Sesuai data, cewek ini tinggal sendiri setelah ibunya meninggal," gumam Riki seraya terus melangkah masuk. "Sial, aku nggak bisa menyusup karena dia jarang keluar rumah dan aku pun nggak mau bolos kelas demi cewek ini."

Tidak lama kemudian, dia sampai di depan satu pintu yang dihiasi oleh stiker kelinci putih. "Sepertinya yang ini. Pintu kamarnya cewek banget. Idih."

Tangan Riki menggapai kenop pintu. Dengan mudah dia memutarnya dan pintu pun terbuka. Riki segera masuk dan menutup pintu.

"Oke, coba kita lihat apa yang bisa kutemukan di sini." Riki mengedarkan pandangan ke penjuru kamar yang didominasi oleh warna merah muda.

Riki menghampiri meja belajar. Tangannya dengan cepat mengobrak-abrik laci-lacinya. Setelah tidak menemukan apa pun, dia beralih ke lemari pakaian.

Riki tidak ingin menimbulkan kecurigaan, jadi dia membongkar lemarinya dengan sangat hati-hati. Dia mengangkat beberapa pakaian dan mencari di bawahnya. Lalu memeriksa laci-laci pakaian yang ternyata hanya berisi aksesoris pakaian seperti sabuk, sarung tangan, dan kaus kaki.

Di bawahnya, terdapat sebuah map plastik L berwarna biru.

Riki tersenyum. "I gotcha!"

Riki segera menarik keluar map tersebut dan membacanya. Di dalam map tersebut, terdapat banyak surat-surat, salah satunya adalah kartu keluarga dan akta kelahiran. Riki menarik keluar kedua surat itu dan membacanya dengan seksama.

Di dalam akta kelahiran, tertulis nama Luna sebagai anak pertama. Lalu di kartu keluarganya, namanya ditulis sebagai putri satu-satunya dari pasutri Asher Davies dan Oniria.

"Dia anak tunggal, kenapa berbeda dengan apa yang dikatakan 'dia'?" Riki merogoh sakunya dan menarik ponselnya keluar dari sana. "Aku harus cepat memotret ini dan mengirimnya."

SELUNA: Sister [ Yunjin LeSse ft. ENHYPEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang