5. Initial Step

72 13 1
                                    

Buntut dari kejadian di kantin adalah Seren yang dilarikan ke rumah sakit karena patah tulang rusuk dan lengan dalam keadaan pingsan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buntut dari kejadian di kantin adalah Seren yang dilarikan ke rumah sakit karena patah tulang rusuk dan lengan dalam keadaan pingsan. Begitu pula dengan Selene yang mengalami luka tusuk di perut.

Selene sendiri tengah berbaring di ranjang pasien di salah satu kamar serba putih di rumah sakit. Almamaternya sudah ditanggalkan, menyisakan kemeja putih yang tiga kancingnya dibuka hingga menampakkan perutnya. Seorang dokter wanita dengan telaten membebat luka tusuk di perut pasiennya.

"Sepertinya di akademi-mu tingkat kekerasan sangat tinggi, ya?" kata dokter tersebut dengan suara yang ramah memulai obrolan. "Namun untungnya luka tusukmu tidak terlalu parah. Hanya saja kau harus istirahat untuk pemulihan."

Selene tidak menjawab. Luka seperti ini sudah biasa dia dapatkan.

"Aku akan pergi memeriksa pasiean lain." Setelah selesai mengobatinya, dokter wanita itu berdiri dari duduknya.

Selene mengangguk kecil. Dokter wanita itu kemudian meninggalkan Selene berbaring seorang diri di dalam ruangan serba putih.

"Hah ..." Helaan nafas berat terdengar dari belah bibirnya. Otaknya kembali memutar kejadian yang menimpanya hari ini. "Seren mengamuk begitu pasti ada alasannya, kan?"

Tiba-tiba sebuah nama terlintas di kepala Selene.

Selene merogoh saku roknya. Tangannya menarik keluar ponsel beserta secarik kertas berisi nomor yang laki-laki itu berikan.

Selene menatap nomor Riki lamat-lamat. Jemarinya dengan cepat mengetikkan nomor tersebut di layar ponsel kemudian men-dial-nya.

"Ya? Siapa ini?" Terdengar suara berat Riki di seberang.

"Kau memberitahu Seren kalau aku akan menggantikannya?" tanya Selene tanpa repot-repot memperkenalkan diri.

"Wah, kau to the point banget, ya? Aku suka." Riki tertawa. "Cepat atau lambat dia akan mengetahuinya. Kenapa? Dia hampir membunuhmu?"

"Kau tahu jawabannya." Selene tersenyum. "Katakan padaku apa saja tugas pimpinan angkatan."

_____ _____

Riki memandangi pantulan wajahnya di depan cermin besar di atas wastafel di salah satu kamar mandi akademi. Tangan kanannya mendekatkan ponsel yang tengah terhubung ke lawan bicaranya.

"Bagaimana? Dia setuju?" tanya sebuah suara berat di seberang.

"Dia setuju." Tatapan Riki menajam ke arah bayangannya sendiri.

"Wah, kurasa permainan selanjutnya akan seru. Setiap pimpinan pasti akan berusaha menyerang cewek itu karena merasa terhina. Ini bagus untuk menentukan siapa yang terbaik di antara mereka."

"Eh, anda tidak berencana untuk mengurangi kandidat, bukan?" tanya Riki hati-hati. "Jujur saja, saya pikir Kak Seren bagus. Hanya saja dia perlu memoles kewaspadaannya. Yang lainnya juga hebat."

SELUNA: Sister [ Yunjin LeSse ft. ENHYPEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang