Pria pertama ~ 2

157 17 1
                                    

.

.

Hera tercengang dengan apa yang pria asing ini katakan. Sampai terkejutnya dia, Hera sampai mematung tidak bisa berkata lagi. Sungguh dia syok mendengar penuturan itu. Namun, bukannya marah atau membalik meja yang ada di depannya, Hera malah tertawa terbahak-bahak.

Sungguh tertawa hingga air matanya keluar dari sudut."Tunggu. Apakah aku tidak salah dengar? Kau memintaku mengajarkanmu untuk berhubungan layaknya pasangan suami istri?"

Awalnya JK bingung dengan pertanyaan Hera. Namun kemudian dia mengangguk dengan polosnya karena dia sendiri berpikir, ucapannya itu tidak ada yang salah. Dia memang serius meminta Hera untuk mengajarinya bercinta.

"Berapa usiamu?" tanya Hera setelah berhenti tertawa.

"26 tahun."

"Seusia itu dan kau memintaku mengajarimu bercinta? Kenapa kau ini? Kau kira aku ini guru privat spesialis seks?"

"Maafkan aku. Dari awal aku sudah bilang kalau aku kesana untuk mencari sesuatu. Dan inilah yang aku cari. Aku butuh bantuan seseorang yang terlihat berpengalaman untuk melakukan ini."

Hera diam saja. JK melanjutkan lagi,"Aku tahu permintaanku memang tidak sopan dan tidak beretika. Aku bingung harus minta tolong ke siapa. Ini adalah beban yang aku maksudkan tadi. Dalam dua bulan aku ada mini series untuk pertama kalinya dan di dalam naskah ada adegan dewasa yang tidak bisa di hindari."

"Apa kau benar-benar akan melakukan seks dengan lawan main dramamu? Aku pikir itu agak keterlaluan. Memangnya kau mau menampilkan adegan tak senonoh di depan kamera? Privasimu akan di nikmati banyak orang di layar televisi."

"Sebenarnya, aku tidak benar-benar harus melakukannya. Kami akan memakai peran pengganti. Hanya saja aku harus berpura-pura melakukannya. Dan itu butuh perasaan menggebu yang terlihat alami."

Hera diam berpikir. Mendengar penjelasan panjang lebar itu entah kenapa dia percaya pada JK seratus persen walau mereka bertemu pertama kali. Dimata Hera, JK terlihat seperti domba kecil yang kehilangan arah. Layaknya anak anjing polos yang senantiasa mengikuti tuannya.

"Kau tidak punya kekasih? Kalau kau mempunyai kekasih, kau bisa melakukannya dengan kekasihmu."

JK menggeleng."Aku tidak memilikinya."

Hera menghela napas panjang. Lelah juga harus menghadapi perjaka muda yang tampan di depannya ini. Tapi meski begitu, entah kenapa Hera merasa tertantang untuk mempermainkannya. Boleh saja jika Hera harus menjadi guru dadakan pria ini. Toh dia bukan lagi perawan polos yang tidak pernah melakukan seks. Dia wanita yang mempunyai banyak pengalaman di bidang itu. Bahkan sangat berbakat.

"Em, aku akan memberikan apapun yang kau mau sebagai imbalanmu untuk membantuku," ucap JK kemudian.

Hera tersenyum miring."Apa aku terlihat seperti seorang pelacur di matamu?"

"A-apa? Tidak. Aku tidak berpikir demikian."

"Lalu, kenapa kau menawarkanku sesuatu sebagai imbalan?"

"Itu_aku hanya..."

"Duduk di discotik sambil membawa minuman, berkumpul dengan banyaknya orang di sana, bukan berarti aku serendah mereka. Aku punya pekerjaan di sebuah perusahaan. Kalau kau menawari ku uang, maaf-maaf saja. Aku akan menolaknya. Harga diriku tidak mengijinkanku melakukan itu."

JK menggigit bawah bibirnya cemas. Dia khawatir jika ucapannya itu menyakiti wanita yang baru di kenalnya ini. Kalau waktu bisa di undur kan sedikit, dia akan menarik ucapannya barusan. Menawari uang pada orang asing memang tidaklah sopan.

BAD CRAZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang