.
.
.
Setelah merebahkan tubuh Hera ke ranjang, Jk memilih untuk duduk di tepi sudut. Hanya menatap diam Hera yang kini merubah posisinya menjadi tertelungkup. Banyak yang dia pikirkan. Otak kecil pria itu sedang berputar mencari fokusnya kembali saat dengan jelasnya di depan matanya kini ter telungkup wanita dengan body goals yang pernah dia tiduri.
"Kenapa diam saja?" Hera mengejutkan Jk."Kau tidak mau memijat kakiku?"
"Ha?"
"Ha, katamu? Ayolah. Jangan banyak berpikir dan mulailah seperti yang aku suruh."
Tanpa membalas ucapannya, Jk bergerak perlahan. Mendekati Hera lantas memijat pelan kaki mulus yang masih berbalut celana jeans.
Senyum Hera mengembang tipis. Enak sekali kala dia mempunyai kuasa sepenuhnya untuk mempermainkan pria yang tak lagi polos karena perbuatannya dulu.
"Benar kau sedang ada masalah?" tanya Hera memecah kesunyian.
"Tidak begitu parah."
"Jadi, kau benar-benar sedang ada masalah."
"Lupakan. Kau sedang lelah. Aku tidak mau membebanimu dengan masalahku."
"Begitukah? Tapi setelah ku pikir-pikir lagi, tidak apa kalau kau mengatakannya sedikit. Kedatanganmu ke rumahku agar tidak begitu sia-sia. Ayo, katakan saja tidak apa-apa. Aku akan mendengarkan keluhanmu."
Awalnya Jk memang diam. Namun kemudian dia memilih untuk sedikit menceritakan masalah yang sedari tadi membebaninya."Syuting adegan yang aku ceritakan, tidak berjalan mulus."
"Kenapa?"
"Entahlah. Aku tidak bisa melakukannya dengan benar. Aku mengacaukannya."
Hera bangun dari rebahnya. Lantas duduk bersila di depan Jk."Kau tidak bisa mempratekkan apa yang sudah kita pelajari sebulan ini?"
Jk mengangguk. "Em, aku payah. Tidak berjalan dengan baik. Terkesan ragu dan gugup. Beberapa kali sutradara bahkan sampai memarahiku."
Hera berdecak."Padahal kau melakukannya dengan hebat saat bersamaku. Kau bahkan menyerap ilmu dengan cepat."
Ragu Jk untuk menjawab. Dia bahkan menggaruk kepalanya dengan gusar."Mungkin karena lawan mainnya bukan denganmu," jawabnya.
Hera melongo."Hei, apa-apaan jawabanmu itu? Kau tidak bisa seperti ini. Apa itu yang di namakan profesional? Kau harus bisa menciptakan nuansa berbeda saat berakting. Yah, walau aku tidak bisa akting sih." tukasnya.
Sepersekian detik mereka diam. Bergelut dengan pikiran masing-masing. "Aku gugup saat menyentuh wanita lain. Tapi kalau denganmu, tidak." jawab Jk kemudian.
"Yya! Ish!" teriak Hera mulai kesal."Kau tidak bisa terus seperti ini. Katamu kau ingin menjadi lebih terkenal. Kalau kau terus-menerus gagal, kapan kau akan berkembang?"
Jk yang di marahi hanya menarik napas panjang. Menunduk dengan wajah sedih dan kecewa dengan dirinya sendiri. Hera gemas. Kenapa dia harus berurusan dengan perjaka yang tidak tahu apa-apa ini? Terlalu polos juga naif kalau dia pikir.
Hera beranjak dari duduknya. Dia berjalan ke ujung kamar lantas meneguk air yang berada di gelas.
"Kau tidak bisa melakukan itu karena wanita itu bukan aku, katamu?" tanya Hera kemudian. Tentu saja dengan nada bicara yang sedikit kesal.
"Em."
Hera menghela napas dalam. "Baiklah. Bayangkan aku ini adalah artis wanita lawan mainmu di drama. Angkat kepalamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD CRAZY
Fanfiction🔥Warning content √ Genre : Fanfiction, Hareem, Adult, Smut, Mature. Dia adalah wanita yang tidak cukup dengan satu pria saja. Berhubungan dengan tiga lelaki adalah salah satu cara untuknya mencari sebuah kesenangan. Go Hera, wanita normal dengan p...