.
.
.
Lebih dari kata tercengang dan tidak percaya akan kenyataan kalau baru saja Hera mendaratkan bibirnya di atas bibir pria Kim itu. Syok sampai membeku, bahkan bibir pria itu sedikit menganga dengan dua bola mata yang melebar.
"Aku wanita yang seperti ini," jelas Hera lagi mengulangi ucapannya."Aku bisa dengan mudah mencium pria mana saja semauku. Se inginku. Kalau sudah tahu, aku berharap kau akan menjauh daripada terluka." Hera berpaling dari hadapan Kim lantas berjalan menjauh untuk menghentikan taksi.
.
.
.
Kim melamun sejak kedatangannya ke kantor. Dia sedikit terlambat dan berakhir dengan teguran pertamanya di hari kedua oleh kepala devisi perusahaan. Hera sampai duluan, dan terlihat tidak perduli melihat Kim yang nampak sedikit berantakan.
Memang bukan pertama kalinya Kim merasakan apa itu bibir seorang wanita. Dia bukanlah pemuda polos yang tidak pernah merasakan apa itu seks. Wajahnya terlalu sia-sia kalau saja tidak di manfaatkan. Banyak gadis yang rela berhubungan dengan Kim tanpa pria itu minta. Tapi yang ia sayangkan, wanita yang berhubungan dengannya pasti akan berakhir dengan jatuh cinta. Sedangkan Kim bukanlah pria yang mudah untuk mencintai seseorang. Percaya atau tidak. Di usianya yang menginjak 30 tahun ini, Kim hanya 2 kali memiliki hubungan serius dengan wanita. Untuk selanjutnya, dia lebih memilih sendirian dan menikmati masa lajangnya.
Wajar jika dia teramat penasaran saat melihat Hera. Wanita yang memiliki sejuta rahasia yang tidak bisa Kim tembus dengan mudah. Hera bahkan tidak tertarik dengan wajah Kim yang selama ini pria itu banggakan. Mendapati wanita itu menyerangnya duluan bahkan dengan ekpresi biasa, Kim yang notabenenya tidak pernah di begitukan terlebih dulu, jelas syok berat.
"Dia wanita nakal," gumam Kim mengusap bibirnya yang tipis. Menatap Hera dari balik jendela kaca yang ada di ruangannya.
.
.
Matahari terbenam dengan cepat. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 6 sore. Bergulat dengan banyaknya pekerjaan hari ini, di tambah dengan pikiran yang kacau, membuat Hera melupakan waktu. Dia bekerja seperti orang gila. Pekerjaan yang seharusnya untuk besok, dia kerjakan hari ini. Dia tidak membiarkan dirinya diam tidak melakukan apa-apa. Tentu saja dia sengaja agar tubuhnya lelah. Kalau sudah lelah, dia akan tidur dengan cepat tanpa repot-repot memikirkan sesuatu yang membuatnya stress.
Baru juga berjalan keluar dari pintu, hujan deras sudah menyambut langkah Hera. Sepatunya sudah terlanjur basah, dia bahkan melupakan payung yang ia tinggalkan di mobil Kim. Pun dia mendongakkan kepalanya lalu mengumpat,"Sialan!"
Rambut serta kemejanya basah. Namun karena sudah terlanjur juga, dia berjalan saja menuju pemberhentian bus yang tidak jauh dari sana. Pun saat dia tengah menuju kesana, lagi-lagi mobil Genesis GV80 berwarna hitam berjalan pelan di sebelahnya.
"Nona Go!" panggil Kim dari dalam mobilnya. Namun Hera tidak perduli. Dia tetap berjalan ke arah halte.
"Nona Go Hera!" panggil Kim lagi di sertai bunyi klakson yang berulang kali Kim tekan.
Hera menghentikan jalannya, lantas menoleh ke arah Kim."Sudah ku bilang, jangan berurusan denganku!" sentaknya.
"Masuklah dulu. Mari bicarakan ini pelan-pelan sambil minum kopi. Bajumu basah, kau mau menjadi pusat perhatian saat berada di dalam bus?" balas Kim ikut berteriak di tengah derasnya hujan.
Hera memperhatikan kemejanya, bra yang ia pakai tercetak jelas di sana."Hah! Sial!" kesalnya.
Pun dengan berat hati dia akhirnya memilih masuk ke dalam mobil. Tentu saja dengan perasaan yang campur aduk antara kesal, juga sedikit malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD CRAZY
Fanfiction🔥Warning content √ Genre : Fanfiction, Hareem, Adult, Smut, Mature. Dia adalah wanita yang tidak cukup dengan satu pria saja. Berhubungan dengan tiga lelaki adalah salah satu cara untuknya mencari sebuah kesenangan. Go Hera, wanita normal dengan p...