.
.
.
"_Pria mana yang sudah membuatmu jadi seperti ini, Go Hera-ssi?"
Hera menatap tajam Kim. Tentu saja pertanyaan itu langsung menusuk jantungnya. Apakah Kim sepeka itu sampai dia menebak kalau semua sikap tidak sopannya juga perubahan wataknya di karenakan satu pria dari masa lalunya?
"Aku tidak mengerti dengan ucapanmu," jawab Hera enggan membahas yang sudah lalu.
Kim menurunkan kedua lengannya, lantas menyondongkan tubuhnya untuk mendekati Hera. Memangkas jarak wajahnya hingga teramat dekat dengan wajah Hera."Kau pasti mengerti dengan pertanyaanku. Wanita mana yang mencium pria yang baru saja di kenalnya lantas membuka bajunya sendiri kalau bukan wanita yang sudah terpukul mentalnya sampai tidak menghargai dirinya sendiri?"
Hera diam. Dia gigit bibirnya sendiri menyalurkan kekesalannya pada Kim. Pria itu kembali menegakkan tubuhnya dan kembali merebah."Yah, ini hanya dugaanku. Karena aku juga mempunyai teman seperti dirimu," jawabnya menyilangkan kedua lengannya.
"Seperti apa maksudmu?" tanya Hera cepat. Wajahnya masih menunjukkan ekspresi kesal.
"Em...Dia tidak perduli dengan dirinya sendiri. Sifatnya berubah drastis. Lebih fokus untuk menyenangkan dirinya sendiri. Entah itu dengan alkohol atau bermain dengan beberapa pria. Aku terlambat saat mengetahui kalau alasan perubahannya karena mantan kekasihnya yang tiba-tiba meninggalkan dirinya," jawab Kim menutup kedua matanya.
"Apa yang terjadi?"
"Dia membunuh dirinya sendiri di apartemen miliknya."
Hera bungkam. Reflek memegang pergelangan tangannya sendiri. Ada guratan bekas pisau di sana. Saat Kim menceritakan kisah temannya, bekas guratan itu mendadak terasa panas. Ada nyeri yang berpusat di sana. Tentu saja bukan dari situ asalnya, namun dari dadanya.
"Kau boleh berubah. Kau boleh mengejar kesenangan dunia entah itu alkohol atau kegilaan lainnya seperti seks. Tapi jangan sampai menghilangkan nyawa hanya karena lelaki. Itu bodoh namanya."
Seperti tertampar, bibir Hera seperti baru saja di jahit. Dia tidak membalas ucapan Kim, bahkan tidak berniat untuk berdebat dengannya. Kim secara tidak langsung menasehati dirinya. Bahkan Hera kini tersenyum miring lantas tertawa pelan yang membuat mata Kim terbuka.
"Aku baru menyadari, kalau ternyata kau ini pria yang banyak bicara. Dari pada menjadi pegawai kantoran, lebih cocok kalau kau jadi psikiater saja."
Kim tersenyum kecil."Itu adalah bentuk dukungan kecil."
Hera membalas tersenyum."Apa kau masih ingin lebih mengenalku?"
"Hem, kalau kau tidak keberatan."
"Tentu saja tidak. Kau mau berhubungan seks denganku?"
Mata Kim melotot."Apa?!" kejutnya.
"Katamu kau ingin lebih mengenalku?"
"Iya, tapi_"
"Kim Taehyung-ssi. Seperti katamu, aku ini wanita dengan masa lalu menyakitkan. Mengejar kesenangan dunia? Yah, aku memang melakukan itu. Seperti temanmu, aku melakukan semua yang aku anggap menyenangkan, entah itu alkohol," Hera mendekati Kim, lantas berbisik di telinganya,"Entah itu seks." lanjutnya membuat bulu tengkuk Kim meremang.
Hera kembali menegakkan tubuhnya. Tersenyum miring layaknya wanita binal. Kim membeku syok. Namun sepertinya dia sudah menduga kalau Hera adalah wanita semacam ini.
"Kau terlalu lama berpikir. Bilang saja kalau tidak mau_" ocehan Hera terjeda kala Kim dengan cepat menarik kerah baju Hera. Membawa bibir Hera ke dalam pagutan penuh nafsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD CRAZY
Fanfiction🔥Warning content √ Genre : Fanfiction, Hareem, Adult, Smut, Mature. Dia adalah wanita yang tidak cukup dengan satu pria saja. Berhubungan dengan tiga lelaki adalah salah satu cara untuknya mencari sebuah kesenangan. Go Hera, wanita normal dengan p...