He is Xavier— lengkapnya Xavier Tirto, anak pertama dari penerus Tirto Grup. Tahun ini usianya menginjak angka ke 22. Seperti papa dan salah satu mendiang opanya, Xavier diberkahi wajah tampan hingga meneruskan bakat sebagai idola para kaum hawa.
Sayangnya, ia telah jatuh cinta kepada seorang gadis.
Xavier menyebutnya sebagai My Loli. Jika kalian berpikir gadis itu merupakan anak TK atau sosok dewasa yang terkurung dalam tubuh kecil seperti pada serial-serial anime, maka kalian salah besar.
Dia gadis yang normal. Tingginya melebihi dagu Xavier, hanya saja dia memang bocil alias bocah cilik. Penamaan tersebut Xavier sematkan karena dirinya jatuh hati tepat ketika si gadis baru berusia setengah hari.
Ya! Di usianya yang ke 6, Xavier jatuh cinta— kepada si bayi merah anak sahabat papanya. Kedua orang tuanya menggadang-gadang bahwa perasaannya akan luntur seiring berjalannya waktu, tapi perhitungan mereka meleset. Mereka tidak tahu saja jika dirinya sudah membubuhkan stempel cinta, mengklaim secara sepihak kepemilikan calon istri dimasa depannya.
Terdengar gila— tapi Xavier bertahan dengan kegilaan itu. Ia mati-matian menjauhkan gadis tercintanya dari terkaman musuh-musuh. Ia cukup percaya diri meski lawannya merupakan remaja-remaja puber masa kini. Pria dewasa awal seperti dirinya tak gentar.
Kecuali...
"Gimana, Pah? Lamaran Abang diterima?!"
"Om Jeno bilang, Aurel masih kecil banget. Dia nggak setuju sama sistem jodoh-jodohan. Takutnya Aurel nanti sukanya sama cowok lain."
Restu dari calon papa mertuanya.
Argh!
Ya! Xavier belum berhasil mendapatkannya. Sungguh menyebalkan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan usia mereka yang terbilang cukup signifikan. Hampir 6 tahun, bayangkan. Aurel kini bahkan baru memasuki bangku sekolah menengah atas (SMA).
"Papa gimana sih! Ngerayu Om Jenonya pasti nggak bener deh!" Protes Xavier pada sang papa. Persahabatan yang terjalin di antara papanya dan orang tua Aurelia sangat erat. Kalau papanya serius.. Em, juga sedikit memaksa atas nama persahabatan, mungkin, mereka pasti mau menerima pinangannya.
"Kamu jangan gila deh, Bang! Lagian otak kamu juga nggak jalan. Aurelia baru 16 tahun, mau kamu nikahin. Ya pasti nggak dibolehin lah. At least kamu tunggu dia kuliah dulu."
"Keburu lumutan Pah, Abang!" decak Xavier. Sulit sekali ingin menghalalkan Neng Aurelia Beatrix. Sudah tiga kali dirinya mengajukan lamaran. Dua secara pribadi dan tadi pagi melalui papanya. Tetap saja hasilnya nihil.
"Om Jeno gimana coba, jadi orang kok nggak konsisten! Waktu itu bilangnya nunggu Aurel gedean dikit, sekarang berubah lagi! Lama-Lama Abang hamilin juga anaknya!"
Bugh!
Bantal dipangkuan Niel melayang mengenai wajah tampan putranya. "Sembarangan kamu, Bang! Nggak usah aneh-aneh! Mau ditaroh mana muka Papa sama Mama, hah?!" Omelnya mendengar taktik lama yang dulunya juga dirinya gunakan untuk menggaet sang istri.
"Jangan bikin persahabatan Papa rusak. Usaha lebih keras sana. Bikin Aurel cinta ke kamu, bukannya gunain cara licik begitu."
Xavier memutar bola matanya. Papanya terlalu lurus. Padahal cara tersebut dilakukan supaya dirinya segera melepas masa kejombloannya yang abadi. Dua puluh dua tahun loh dirinya sukses menjadi anak baik-baik. Suci— sesuci para pertapa yang meninggalkan keduniawian.
Tenang saja, apa yang menjadi miliknya, akan tetap menjadi miliknya. Xavier tak akan menyerah. Nama Aurelia pasti menghias portal-portal online media massa dengan tajuk Queen of Tirto selanjutnya.
Princess Kesayangan Abang
Abang liat!
Aurel dipepet temen sekelasnya Adek.
Ketua osis...
Xavier melihat gambar yang adiknya kirimkan.Viera sepertinya berhasil menjadi mata-mata kekasih kecilnya. Di kantin sekolah anak itu, Aurelia tampak duduk dengan seorang pemuda jelek.
Tolong adek atasin.
Terakhir abang nerobos,
Abang diusir sama satpam sekolah kalian.
Niel membalas pesan yang adiknya kirim. Adiknya itu tentu harus bisa menjaga calon kakak iparnya. Ia tidak mungkin menyusup kembali ke sekolah yang menjadi almamaternya.
Aurelia Beatrix— gadis nakal itu memang kepalang tidak peka. Sudah berulang kali ia memperingati agar dia tidak berdekatan dengan lawan jenis, tetap saja tak berubah.
"Kok bisa gue jacin sama adek-adekan. Dia aja nggak bisa bedain mana modus sama real pengen temenan."
Bocil satu itu terlalu polos dalam berteman. Dia mempercayai sesuatu yang seharusnya tak dipercayai dan hal tersebut semakin membuat perjuangan Xavier menjadi jauh lebih sulit.
"Mau ngehamilin nggak boleh, dilamar ditolak. Ngajak pacaran katanya belom boleh sama Om Jeno. Hais! Ada tutor buat ngeluluhin anak SMA baru gede nggak sih?!"
"Depresot loh gue lama-lama!"
Bagaimana tidak depresi. Disaat gadis-gadis lain mengejarnya, gadis yang ia kejar tak memberikan respon dengan baik. Aurelia menganggapnya selayaknya kakak, seperti sang adik, Xaviera [Viera].
Ia kan ingin lebih. Siapa juga yang berniat memiliki adik tambahan. Viera saja sudah lebih dari cukup untuk membahagiakannya.
Tampaknya Xavier harus mengubah strategi mulai sekarang. Ia tidak bisa fokus pada satu arah saja. Untuk mendapatkan Aurelia yang sepertinya belum mencintainya, ia sepertinya harus mendapatkan restu Om Jeno-nya terlebih dahulu atau mungkin Tante Ola, mamanya si bocil kesayangan.
"Hadeh, ribet banget mau kawin! Gue culik aja apa yak anaknya. Gue minta tebusan seperangkat alat sholat yang dibayar tunai, tanpa nyicil make CC1."
"Kenapa sih nggak boleh gue hamiliiiin!! Tahun depan dia udah punya KTP kok!"
Xavier mengacak rambutnya. Ia bisa mati muda kalau begini ceritanya.
"Lord Sapi pusing! Pengen Dedek Aurel!!"
Tampaknya Xavier terkena karma instan dari perilaku buruk papanya di masa lalu. Jika dahulu sang papa menolak mentah-mentah mamanya, sekarang pemuda itulah yang harus berjuang ekstra untuk mendapatkan wanita idamannya.
to be continued
Hey-Hoy pecinta Sapinya Tirto.
Di karyakarsa sudah ada 21 chapter loh, merapat ke sana yak.. yang belum baca kisah orang tuanya, wajib sih baca. Genre angsat, comedy juga yak. Termehek-mehek deh pokoknya, wwkwkkw..
Buat yang nanya, judulnya Bride of Century.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Stamp
RomanceXavier Tirto- Pemuda yang menduduki bangku perkuliahan itu tidak tahu alasan mengapa dirinya bisa masuk ke dalam kategori pria penyuka adek-adekan. Gadis yang dirinya taksir bahkan berusia 2 tahun lebih muda dari adik perempuannya. Kala itu Xavier...