[7] Terpaksa Menerima

8 1 0
                                    

Seperti biasa, cerita ini bisa dibaca lebih cepat di Karyakarsa ya guys. Sejauh ini sudah ada 36 chapter disana.

*

*

"Oma!!" Xavier berteriak lantang, tidak setuju dengan perintah sang oma.

"Bawa dia masuk dulu, Xavi.."

"No!! Dia bohong, Oma. Xavier nggak pernah apa-apain dia!" Ucapnya, tapi sayangnya, Amelia Tirto tetap bersikeras. Dia bahkan meminta papa Xavier turun dan membawa gadis itu ke dalam kediamannya.

"Mama, sumpah.. Xavi masih perjaka, Mah."

"Mama percaya, Abang. Sekarang, kita turutin Oma kamu dulu," balas Zeusyu. Dirinyalah yang melahirkan Xavier hingga bertaruh nyawa. Ia mengetahui bagaimana tabiat sang putra. Xavier mungkin nakal, tapi anak itu selalu menjaga dirinya untuk Aurelia.

"Masuk lo!" Bentak Xavier, mendorong tubuh Gemintang masuk ke dalam kabin, disamping supir keluarganya. Xavier mengacak rambutnya. Rahangnya mengeras, marah akan tindakan tak berotak teman sahabatnya.

"Abang jalan aja!! Kalian urus cewek psycho ini. Abang mau ngerokok dulu."

Xavier yakin keluarganya tidak sebodoh itu. Mereka orang-orang yang berpengalaman menyingkirkan seorang parasit. Ia bahkan masih mengingat jelas, bagaimana bentuk intimidasi sang oma pada wanita yang mengaku-aku hamil anak papanya. Kejadian seperti ini tidak terjadi sekali, dua kali, tapi sangat sering.

"Jangan banyak-banyak. Kasihan menantu Papa. Sudah mah nikah sama yang lebih tua, suaminya penyakitan pula." Ucap Niel menekan ciri-ciri Aurelia sebagai menantunya. Ucapan tersebut hanya dibalas gumaman oleh Xavier. Mendadak Xavier sedang malas berbicara. Acara lamarannya harus tertunda karena kedatangan ondel-ondel Madagaskar.

Di dalam rumah, Gemintang mempertahankan perannya. Gadis itu terus mengeluarkan air mata palsu miliknya. Menangis sesenggukkan dengan getar buatan ditubuhnya. Ia menampakkan ketakutan, tapi mulutnya begitu pandai merangkai kebohongan. Tak ada sendat dalam kalimat panjangnya. Sebuah kontradiktif yang sangat jelas dapat dilihat dengan mata telanjang.

"Maaf sebelumnya, kalau boleh saya tahu, apa hubungan kamu dengan cucu saya?" tanya Sarah, mengawali segalanya. Ia cukup terkejut tatkala besannya mengatakan jika cucu mereka telah menghamili seorang gadis random.

"Saya kekasih Xavier, Oma.."

"Dia bukan Oma kamu," omel Amel, galak. "Kapan besan saya nikah sama Opa kamu. Sembarangan aja kamu kalau ngomong!!"

"Ma-Maaf, Oma." Barulah Gemintang benar-benar takut. Ia tidak menyangka nenek Xavier yang terkenal berjiwa sosial tinggi ternyata sangatlah menakutkan.

"Saya janda! Suami saya meninggal satu tahun yang lalu!!"

"Iy-Iya, Bu. Saya kekasih Xavier." Ulang, Gemintang.

"Ck, gadis muda! Sebenarnya apa tujuan kamu?" Mata tajam Amel menelisik. Ia tidak melepaskan netranya dari gadis berani yang menghadang laju mobil mereka.

"Kamu memerlukan uang?" tembak Amel, to the point. "Saya bisa berikan. Berapa? 5M?"

"Saya bukan cewek matre, Bu. Saya ingin tanggung jawab Xavier. Saya tidak rela Xavier menikahi perempuan lain, selain saya!"

"Ya kamu jawab dulu, hubungan kamu sama anak saya apa!" Kini berganti Niel yang membuka suaranya. "Kok bisa tiba-tiba kamu ngaku dihamilin anak saya? Buatnya kapan?!" tanya pria itu, frontal. Niel tidak menyembunyikan kegeramannya. Matanya memandang tak suka Gemintang.

Love StampTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang