MBS 1

9 0 0
                                    

MY BELOVED SIBLINGS

Setelah dua setengah tahun menetap di inggris dan menghabiskan waktunya bersekolah di asrama Westminster, akhirnya hari ini Vian kembali ke tanah kelahirannya.

Tempat dimana orang-orang yang memiliki hubungan darah dengannya tinggal. Orang biasanya menyebut hubungan itu keluarga. Namun, apakah benar mereka itu keluarga???

Entahlah. Mungkin waktu yang akan menjawabnya.

Vian sudah cukup lama bermain game sambil duduk di salah satu kursi lobi Bandara Seotta. Ia mulai jengah mendapati tatapan orang-orang yang memandangnya dengan pandangan yang entah apa maksudnya.

Dan itu semua gara-gara Vano yang menjanjikan untuk menjemputnya.

Kalau saja Vian tak menyayangi kakak satu-satunya itu, sudah ia pastikan langsung memesan taksi agar segera sampai di rumah dan rebahan di kasurnya.

"oh, s**t! Berapa lama lagi aku harus menunggu"




Begitu sampai di Bandara Seotta, Vano segera keluar dari mobilnya. Ia bergegas menuju terminal kedatangan internasional.

Sambil berlari, ia menyempatkan diri untuk menelusuri area yang ia lewati guna menemukan adiknya.

"huh, huh, huh,,, Vian" serunya dengan deru nafas yang belum teratur tak kala ia menemukan keberadaan adiknya itu.

Vian menengok keasal suara tersebut, ia melihat penampilan kakaknya yang nampak hot? Ah lupakan. Mungkin bagi sebagian orang, melihat laki-laki tampan berkeringat itu merupakan penampakan yang hot. Tapi bagi Vian, itu nampak menyedihkan. Untuk apa laki-laki itu berlarian jika Vian sendiri sudah jelas-jelas meng-share lokasinya pada lelaki itu.

"lima puluh tiga menit empat belas detik" ujar Vian menatap kakanya malas.

"maafin kakak ya dek, kakak bener-bener kejebak macet tadi. Tahu sendiri 'kan kalau jam segini kondisi lalu lintas lagi,-"

Hap

Vian menempelkan jari telunjuknya pada bibir sang kakak. Yang ia butuhkan sekarang bukanlah alasan melainkan kasur. Ia butuh rebahan dan beristirahat sekarang.

"gak mau peluk dulu gitu dek?" tanya Vano dengan wajah memelasnya.

Dan mau tak mau Vian pun memeluk kakak tiangnya itu. Tak bisa ia pungkiri bahwa ia sangat merindukan kakaknya. Karena ia hanya bisa bertatap muka dengan sang kakak enam bulan sekali saja.

"aku kangen Banget sama kakak. Tapi,,, kalau bisa, aku gak mau pulang kesini. Aku gak mau ketemu sama mereka kak" lirihnya.

MY BELOVED SIBLINGS

Narendra, Sarah dan juga Carrol tengah menunggu di ruang tamu mansion mereka sambil berbincang. Rencananya sih untuk menyambut kedatangan anggota keluarga mereka yang baru datang dari luar negeri.

Suara deruan mesin mobil terdengar dari arah halaman, yang menandakan ada orang atau tamu yang datang.

Dengan cekatan, seorang maid membukan pintu. Sehingga nampaklah sepasang makhluk tuhan yang berjalan beriringan.

Sarah dan Carrol nampak terkejut mendapati sosok remaja perempuan itu tampak cantik walau dengan wajah datar dan pakaian yang sederhana. Apakah benar gadis itu Leviandra?? Pikir keduanya.

Sedangkan Narendra langsung melangkah mendekati putrinya yang baru datang itu dengan senyum menghiasi wajahnya.

"welcome home, sweetheart" ungkapnya seraya memeluk Vian.

My Beloved SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang