MBS 8

1 0 0
                                    

MY BELOVED SIBLINGS


Di lapang ruangan club basket, kini terdapat anggota inti club yang terdiri Vano selaku ketua sekaligus pemegang posisi power forward, Leon wakil ketua diposisi centre, Kean sang pengatur strategi dan juga seorang allrounder, Lucas posisi shooting guard dan terakhir ada Jayden diposisi small forward.

Mereka tengah mendiskusi kan prihal pertandingan persahabatan yang akan dilaksanakan akhir pekan ini melawan sma horison. Apalagi mereka juga yang menjadi tuan rumahnya.

"pertandingan ini akan menjadi pertandingan terakhir buat kelas dua belas. Khususnya buat gue sama Leon. Jadi gue harap ini bisa jadi kenang-kenangan indah buat kita"

"lah si Bang Vano, ngomongnya kayak yang mau pamitan aja deh. Ngeri gue Bang"

"orang lagi serius tuh, didengerin terus diresapin, lo kok gak tau tempat sih luke"

"yah kan gue mau pisah ma Bang Leon, ja-e"

"gue udah bilang, jangan pernah manggil gue ja-e. Nama gue Jay nyet. Inget itu"

"kalian berdua, stop. Gue gak mau rapat kita jadi gaje dan gak ngehasilin apa-apa gara-gara lo pada"

Jay dan Lucas pun seketika langsung diam tak berani membantah perkataan Leon. Sama kayak namanya, Bang Leon tuh serem macem singa.

"jadi, dari segi pemain, kali ini kita bakal lebih make kelas dua belas dengan alasan, ini bisa jadi pertandingan terakhir mereka. Dan untuk kelas sebelas atau kelas sepuluh, gue mau semuanya hadir dipertandingan itu. Untuk strategi sendiri, kita liat aja apa yang bisa dilakuin dilapangan nanti. Dan untuk pengkoordinatoran kita sebagai tuan rumah, gue kira osis lebih paham. Jadi gue nyerahin itu ke Bang Vano. Dan buat lo berdua"

Lucas dan Jay langsung menarik napas serentak, menanti tugas yang akan diberikan Kean pada mereka.

"tugas kalian buat ngasih tau anggota kelas sebelas sama kelas sepuluh kalau kita ada pertandingan persahabatan dan semua anggota wajib ikut."


MY BELOVED SIBLINGS


Drrrtt drrrtt drrrtt

Pak tua is calling

Handphone Vian bergetar, dan saat ia melihat notifikasi panggilan tersebut, ia mendengus sebal. 'tumben nelpon?' gumamnya

Rosse yang berada disampingnya cukup penasaran kenapa raut wajah sahabatnya itu menjadi kesal. Vian yang menyadari tingkah Rosse pun memperlihatkan notifikasi panggilan dihandphonenya.

"jawab kali say, ribet Banget jadi orang"

Huft

"oke gue angkat"

"Vano bilang kamu udah masuk sekolah, jadi Daddy datang buat jemput kamu"

"gak usah, aku bareng temen kok"

"murid yang lain udah pada keluar, Daddy tunggu kamu deket gerBang"

"aku bareng temen dad"

"kamu gak kasihan apa sama Daddy? Besok-besok lagi aja kamu bareng temen kamu, hari ini kamu bareng sama Daddy"

Tut tut tut

"apa katanya, Vi?"

"dia jemput gue, gue duluan bestie tercinta" Vian beranjak dengan ogah-ogahan meninggalkan Rosse yang sedari tadi memang masih menunggu Theo yang kumpulan basket dulu.

"hati-hati jaga hati ya say...." teriaknya pada sosok Vian.


MY BELOVED SIBLINGS

My Beloved SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang