Sepulangnya dari kediaman Cruella, Ozora kini kembali mematung di depan figura itu, menatap kelompok bunga yang sudah benar-benar menghitam namun bukan itu yang menjadi fokusnya saat ini. Pria itu tiba-tiba menundukkan kepalanya, merenungkan perkataannya sendiri kepada Cruella yang sebenarnya tengah dia alami saat ini.
Pria itu sadar dirinya masih menggenggam erat tangkai berduri itu walau kini bunganya sudah benar-benar layu. Dia tidak bisa menikmati keindahannya lagi, namun dia masih mengingat dengan jelas kenangan indah bersamanya. Ozora menarik napas panjang, berharap dadanya bisa sedikit merasa lebih baik saat menarik oksigen itu masuk namun tiba-tiba terdengar sebuah ketukan pintu.
Ozora beralih mendekati pintu dan menarik kenop hingga sang palang benar-benar menunjukkan siapa sosok yang mengetuk pintu. Gadis itu memegang sebuah buket buha tulip yang Ozora berikan tadi. Melihat kedatangan Cruella, senyum Ozora mengembang. Akhirnya gadis itu keluar dari kamarnya untuk sekian lama.
"Aku sudah melihat banyak bunga, ternyata kau benar... Bukan hanya mawar yang memiliki kelopak cantik dan harum yang memikat. Sama seperti senja yang hanya sesaat dan akan usai, ternyata setiap keindahan di dunia ini juga akan memiliki akhirnya sendiri..." Tiba-tiba Cruella memalingkan atensinya, merasa ada yang salah dengan ucapannya kemudian gadis itu sedikit menggeleng."Tidak, semuanya akan memiliki akhir... Entah itu baik dan buruk, mereka silih berganti mengiringi sebuh kehidupan," lanjutnya kemudian melangkah lebih dekat.
"Maaf aku tidak pernah menoleh, aku hanya sulit memaafkan masa lalu, namun aku juga tidak bisa sendirian... Apa kau mau menjadi sahabatku lagi Ozora?" Sementara pria itu sepertinya sudah benar-benar tidak bisa menahan dirinya, hingga akhirnya Ozora bergerak menjangkau tubuh itu untuk kemudian dia dekap dalam pelukannya dengan begitu erat, sangat erat.
"Persahabatan kita tidak pernah berakhir Ella... Gua masih sahabat lu," bisiknya pelan pada telinga gadis itu. Cruella tersenyum teduh kemudian membalas pelukan itu, dia baru menyadari ternyata dirinya tidak pernah sendirian selama ini, namun pandangannya telah dikaburkan oleh begitu banyak luka yang selalu saja menyita atensinya hinggga dia gagal menyadari bahwa senja kini telah terganti oleh langit malam, kegelapan yang begitu indah dengan hamparan konstelasi bintang yang bersanding indah dengan bulan purnama. Keindahannya mampu memang tak memberikan semburat cahaya indah, namun titik kecil yang bertebaran itu bisa sedikit menenangkan Cruella dengan rasa kesepian di dalam dirinya.
Setiap keindahan punya kisahnya masing-masing yang akan berlalu dan berakhir menjadi sebuah kisah. Saat kau terkurung dalam satu kisah, maka kau akan melewatkan kisah selanjutnya. Tak perlu melawan takdir, karena selamanya kamu tidak akan pernah mampu. Jalani saja, setidaknya hanya itu yang bisa kau lakukan kali ini.
Hari-hari berlalu, perut Cruella kian membuncit. Sebenarnya ada rasa takut dalam diri gadis itu, dia akan melahirkan seorang anak namun tanpa ditemani sosok seorang suami. Kini terhitung sudah tujuh bulan semenjak kematian Edgar, gadis itu masih sangat terpukul atas kematian yang suami. Tanpa sadar air mata kembali menetes, tak bisa dia tahan dan akhirnya meluncur membasahi pipi manis gadis itu.
Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar Cruella dengan sangat pelan, masuk ke dalam sana dan menatap Cruella yang masih sibuk dengan air matanya untuk sesaat. Sosok itu akhirnya berlutut di depan gadis itu dan menunggu Cruella benar-benar menyadari keberadaannya.
Saat Cruella mendapati Ozora berlutut di depannya, seketika gadis itu terperanjat sembari membersihkan air matanya.
"Eh, Zora..." Cruella masih belum mampu mengontrol emosinya. Ozora mengangkat tangan untuk sekedar ngelus lembut bahu gadis itu yang sedikit condong ke depan. Tiba-tiba tangan itu beralih menuju jemari Cruella yang masih menutupi sebagian wajahnya, dengan lembut Ozora menyingkirkan tangan itu yang ternyata sibuk dengan air mata gadis itu. Cruella akhirnya menurunkan tangannya, merasakan jemari Ozora yang mengusap lembut pipinya yang basah, menyingkirkan air mata bersama luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Or Devil?
Random⚠️WARNING⚠️ Teori berat, yang pengecut minggat!😏 _____________________________________ "Cruella nikah sama gua itu adalah sebuah kesalahan!" Kisah tentang seorang Mafia psikopat berkepribadian ganda.