21. Absquatulate (End)

198 15 2
                                    

Semburat cahaya rembulan tampak berusaha keras menelisik tirai pada jendela rumah Ozora. Pria itu terlihat berdiri tegak menatap figura berisi bunga juga surat yang pernah diberikan Nararya. Atensinya masih terpaku pada foto mereka bertiga.

Sesuatu bergemuru di hati Ozora, mempertanyakan jati diri anak berambut gondrong yang diapit oleh dua pria lain dengan senyum bahagia itu, baginya sosok itu terasa sedikit berbeda saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuatu bergemuru di hati Ozora, mempertanyakan jati diri anak berambut gondrong yang diapit oleh dua pria lain dengan senyum bahagia itu, baginya sosok itu terasa sedikit berbeda saat ini. Si tukang onar dan hobi merengek itu, kini terasa lebih dingin. Bahkan senyum tulus pada foto masa lalu hanya terasa seperti kenangan yang memang takkan pernah terulang. Ozora menunduk untuk kemudian menghela napas berat. Nyatanya pria itu belum benar-benar melepas masa lalunya, dia sadar mereka telah dibutakan oleh dendam, melupakan kasih sayang yang pernah menyatukan mereka. Percuma saja menyesal, semua sudah terlambat untuk memutar waktu dan memperbaiki semuanya.

Ozora bahkan tak bisa menengok ke belakang, terlalu sakit untuknya menyadari semua di belakangnya nyatanya telah pergi meninggalkannya sendirian kali ini, dalam gelap, ditelan sunyi, namun Ozora tetap bertahan.

Ya lagi pula apa yang bisa pria itu lakukan saat ini?

"Kenyataan itu membingungkan, aku membencinya, namun masih tetap menghadapinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenyataan itu membingungkan, aku membencinya, namun masih tetap menghadapinya."

°||Ozora Samitra Alby||°

__。*✧。Angel Or Devil?。✧*。__

Malam kian larut, namun Edgar masih kesulitan untuk memejamkan matanya, dia bisa merasakan kedatangan malaikat pencabut nyawa yang kian mendekat dengan hawa kematian yang siap menghujam tubuh lemahnya.

Nararya masuk ke dalam ruangan Edgar dengan sorot dingin yang menusuk langsung pada atensi Edgar. Sementara pria itu hanya menatap kedatangan sang sahabat lama dengan sorot teduhnya yang kian redup.

"Udah gua duga, lu pasti masih hidup... Jangan Negatif thinking gitu, gua ke sini cuman mau besuk kok." Nararya mengambil tempat di samping ranjang Edgar, menatap sosok itu yang terbaring lemah di atas ranjang Rumah Sakit. 

Angel Or Devil? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang