Kala itu, langit gelap tampak begitu serasi dengan kenyataan dunia yang memang begitu kejam menyiksa setiap jiwa untuk bertahan dengan rasa sakitnya masing-masing. Begitu pula Nararya, pria itu terlihat memegang sebuah bola besar yang dia mainkan di tangannya dengan tatapan kosong menyorot teras ruangannya sendiri. Ini adalah ruang kerja Nararya selanjutnya, dia diposisikan sebagai pemimpin tim Alfa dalam koordinasi kelompok penyerang. Namun posisi ini hanyalah sebuah uji coba, apa Nararya pantas memegang tahta keluarga selanjutnya atau tidak ditentukan bagaimana dia bertindak di lapangan nanti.
Nararya jadi teringat saat dirinya pertama kali mendapatkan tugas sekolah berupa misi membobol sebuah bang, ini misi pertama dan yang paling menyenangkan. Kala itu...
Flashback on~
Mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dipaksa berhenti di depan sebuah Bank, Nararya keluar bersama beberapa orang yang lain dengan mengenakan penutup wajah. Kala itu Nararya baru berusia 10 tahun. Dirinya tidak mengenal satu pun orang di tim, namun anak itu dipaksa untuk bekerja sama saat ini, tapi ada sesuatu yang janggal. Di antara para pria terlihat seorang anak berusia sekitar 12 tahun dengan tubuh tinggi tampak mengatur formasi.
"Kau! Masuk lewat pintu depan, jangan menjadi pengecut! Dua lagi ikut aku..." Atensi si anak tinggi mulai menangkap keberadaan Nararya, anak yang baru tiba di akademi pelatihan beberapa jam yang lalu itu kini berakhir pada sebuah misi dadakan untuk kelas menengah. Sepertinya anak tinggi itu mengetahui keadaan Nararya saat ini yang benar-benar kebingungan.
"Kau diam saja di mobil," suruhnya. Sontak Nararya beranjak mendekati si anak bertubuh tinggi, sedikit menarik bahunya hingga sosok bertopeng itu kembali berbalik.
"Apa? Gak! Gua ikut!" putus Nararya. Tanpa diduga sosok itu menarik bahu Nararya kemudian membawanya berlari masuk ke dalam.
"Kalau begitu, jadilah berguna!"
Dengan lincah sosok itu melewati deretan polisi yang baru saja tiba, dengan gesit dia menghajar setiap sosok yang menghalangi jalannya untuk menjangkau tujuannya. Nararya tidak berbuat banyak, dia hanya menonton di samping anak itu yang sepertinya selalu melindungi Nararya.
Sosok itu mengambil sebuah cip pada komputer, beberapa orang yang lain tampak mengamankan keadaan agar mereka bisa pulang tanpa dihadang oleh pasukan polisi. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, pria tinggi itu kembali masuk ke dalam mobil bersama Nararya.
Nararya mengambil tempat duduk di jok belakang, sementara sosok tinggi itu memilih duduk di jok depan bersama sosok lain yang ikut masuk untuk kemudian duduk di jok kemudi sembari melempar sebuah tas berisi banyak uang. Si pria tinggi membuka penutup wajahnya kemudian berkata,"untuk apa kau membawa itu?" Anak yang baru saja tiba itu seperti masih sebaya dengan si anak bertubuh tinggi.
Namun bukannya menjawab anak yang membawa tas tadi malah terlihat mengeluarkan kepalanya dari mobil. Tak berselang lama sosok lain masuk dengan napas tersenggal. Anak di jok kemudi langsung melajukan mobilnya melarikan diri padahal anak itu baru berusia 13 tahun.
Untuk sesaat meraka hanya saling diam di dalam mobil, Anak di samping Nararya terlihat melirik untuk kemudian berkata,"gua belum pernah liat lu sebelumya, anak baru?" tanya anak itu. Nararya hanya mengangguk, sedikit gugup juga karena dia belum berkenalan dengan siapapun sedari menginjakkan kaki di akademi pelatihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Or Devil?
De Todo⚠️WARNING⚠️ Teori berat, yang pengecut minggat!😏 _____________________________________ "Cruella nikah sama gua itu adalah sebuah kesalahan!" Kisah tentang seorang Mafia psikopat berkepribadian ganda.