{2} Anak yang sakit 2

78 16 1
                                    

Serenio duduk sendiri di kamar anak Barones Hyperon yang kini telah menjadi tempatnya beristirahat. Sejenak, ia memandangi foto-foto mendiang anak Barones yang terpampang di atas meja. Anak itu bernama Hose, yang telah tiada karena penyakit yang merenggutnya dari dunia ini. Serenio tidak pernah mengenal apalagi bertemu dengannya sama sekali, tetapi ada semacam ikatan antara mereka. Mungkin karena dia seumurannya dan juga Serenio akan mengambil tempatnya sebagai pewaris gelar bangsawan Hyperon. Untungnya putra kedua Hyperon tidak pernah diperkenalkan ke khalayak umum termasuk namanya, sehingga Serenio tak perlu repot-repot mengubah namanya. Dan dia bisa tetap menggunakan nama Serenio.

Sambil tenggelam dalam pemikirannya, pintu kamar terbuka perlahan dan Rafael, pelayan setia yang telah mengikuti Serenio sejak bayi, masuk dengan lembut. Rafael adalah seseorang yang Serenio anggap seperti keluarganya sendiri. Dia telah merawat dan mengasuh Serenio dari bayi, sehingga ada ikatan tak terlihat diantara keduanya.

Rafael datang mengantarkan teh untuk tuannya, lalu berdiri di sampingnya setelah menuangkan teh hangat pada cangkir. Dia menunggu dengan setia petunjuk dari tuannya yang sulit diprediksi.

Rafael memperhatikan Serenio dengan hati-hati. Seiring bertahun-tahun merawatnya, Rafael menyadari bahwa tuan muda ini adalah sosok yang introvert dan misterius. Pikirannya selalu menggeliat di balik bayangan, tidak pernah sepenuhnya dapat ditebak oleh siapapun, bahkan dirinya sendiri. Meski Rafael sangat dekat dengan Serenio, tetap saja seoalah ada sebuah tembok yang tak terlihat di antara mereka, dan Rafael merasa bahwa itu adalah bagian dari keunikan dan keistimewaan Serenio.

Serenio menatap jauh ke dalam api lilin, seolah-olah menyaksikan sesuatu yang tak terlihat oleh orang lain. Rafael memutuskan untuk mengganggu lamunannya yang dalam.

"Tuan Muda, apa yang ada dalam pikiran Anda kali ini? Apakah tentang rencana pengangkatan Anda sebagai anak bungsu Barones Hyperon?" tanya Rafael dengan hati-hati.

Serenio mengalihkan pandangannya dari api lilin dan menatap Rafael dengan mata yang penuh misteri. "Rafael, kamu tahu bahwa tubuhku ini sangatlah lemah, meski begitu, Aku telah hidup dalam bayangan selama ini, mempelajari segala rahasia dan intrik sampai yang terlicik sekalipun. Aku tahu bagaimana memutarbalikkan keadaan sesuai dengan keinginanku. Karena dibalik bayanganku ini, aku seolah memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi alur takdir." ujarnya.

Rafael terkejut mendengar kata-kata itu, namun dia menyadari bahwa Serenio bukanlah anak biasa. Ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya, sesuatu yang sulit dipahami oleh orang lain sama seperti mendiang ibu yang telah melahirkannya

"Apakah Anda menginginkan gelar bangsawan dan kekuasaan yang datang bersamanya dikemudian hari?" tanya Rafael, ingin memastikan pemikiran Serenio.

Serenio tersenyum tipis. "Gelar dan kekuasaan hanyalah alat. Tujuanku lebih dalam dari itu. Aku ingin mengubah takdir keluarga Hyperon dan membawa keadilan bagi mereka yang telah menderita. Gelar bangsawan adalah kunci untuk menggapai tujuan itu."

Rafael mengangguk mengerti. Dia telah menyaksikan sifat perhatian dan kepedulian Serenio selama ini. Tidak ada yang dapat memahami motivasi yang sesungguhnya di balik sikap Serenio yang misterius.

"Tuan Muda, bagaimana rencana Anda untuk memaksa Kaisar mengakui gelar bangsawan Anda?" tanya Rafael, ingin mengetahui detail rencana tersebut.

Serenio berdiri dari kursinya dengan gerakan yang anggun. "Aku telah menyusun sebuah rencana yang tak terduga. Kau, Rafael, akan menjadi utusan ku yang akan menghadap Kaisar. Aku percaya bahwa kehadiranmu saja sudah cukup untuk membuat Kaisar takluk pada tuntutanku. Kamu adalah orang yang paling aku percayai, dan kamu akan membawa kabar kemenangan bagi kita."

Rafael terkejut dengan tugas besar yang diberikan kepadanya, tetapi dia tahu bahwa Serenio tidak akan mengambil keputusan sembarangan. Dia merasa bangga dan terhormat dapat menjadi bagian dari rencana besar ini.

"Demi keadilan dan takdir yang Anda percaya, saya akan melakukan yang terbaik, Tuan Muda. Saya tidak akan mengecewakan Anda," kata Rafael dengan tekad.

Serenio menatap Rafael dengan mata yang penuh kepercayaan. "Aku tahu, Rafael. Kamu adalah pilihan yang tepat. Kita akan menggenggam bayangan ini dan mewujudkannya."

Rafael selalu meyakini satu hal, bahwa tidak ada yang lebih berharga dan istimewa selain Tuan muda yang telah diasuhnya itu. Karena Rafael telah belajar untuk memahami bahwa jika Serenio menghendaki sesuatu, dunia akan bergerak sesuai dengan keinginannya.

Serenio's IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang