Sinar matahari yang cerah menyinari langit, menciptakan bayangan daun-daun pohon menaungi Serenio yang terbaring diatas rumput hijau yang terhampar luas seolah memberinya kesejukan dan kenyamanan. Semilir angin membelai lembut rambut Serenio dengan lembut, membuatnya merasa seolah bebas. Merasa terlalu lama dengan posisinya Serenio memcoba meregangkan tubuhnya. Kemudian dia berbalik ke kanan, seketika udara yang bertiup berubah dengan cepat membawa sensasi dingin ditengah awan mendung yang tiba-tiba memenuhi langit. Di bawah bayangan pohon di sisi kanannya, Serenio melihat seorang wanita berbaring dengan anggun tak jauh darinya dengan kening melengkung tajam. Lipatan di antara alisnya membentuk sudut tak biasa begitu menangkap bayangan wanita yang terlihat seperti gambaran dewi Yunani dalam ingatan Serenio. Tampilan yang misterius dengan rambutnya yang panjang sekelam malam dan seluruh kulit pucat yang dibalut gaun berwarna biru luntur seolah-olah dirinya adalah bagian dari langit mendung yang mulai menggelap.
Seketika, huruf-huruf aneh muncul di sekitar sisi tubuh wanita itu, seperti goresan-goresan bahasa kuno yang tidak bisa Serenio mengerti. Matanya tertuju pada wanita itu dengan campuran rasa takut yang begitu saja terselip dalam benaknya yang juga dipenuhi rasa ingin tahu. Tanpa peringatan, wanita itu tiba-tiba bangkit dari berbaring dan menatap Serenio dengan mata yang dingin dan penuh misteri. Tatapannya seolah menusuk hingga ke dalam jiwa Serenio, menyisakan getaran getir di hatinya.
Tubuh Serenio kaku tak bisa bergerak, seperti terikat oleh kehadiran wanita itu. Kemudian secara perlahan, wanita itu bergerak mendekati Serenio. Gerakannya begitu ringan, seakan-akan dia hanyalah angin yang menyelinap di antara dedaunan. Hati Serenio berdetak sedikit lebih cepat, perasaan mendebarkan seolah meliputinya, dengan matanya terus mengawasi wanita itu. Wanita itu merentangkan tangannya melingkupi Serenio, kemudian merendahkan kepalanya, sehingga wajahnya yang pucat semakin dekat dengan Serenio. Mata awas Serenio tetap memperhatikan, menunggu apa yang akan terjadi.
Tiba-tiba wanita itu berbisik pelan di telinga Serenio, seperti angin dingin. Suara itu mengalun penuh misteri, mengirimkan getaran suara ke arah Serenio. "Apa keinginanmu? Apa yang kau tuju?" ucap wanita itu. Waktu terhenti seolah membawa Serenio dalam jebakan aliran waktu yang lain. Dia dan wanita seolah terhubung oleh sesuatu yang tak terdefinisi. Wanita itu kemudian melepaskan pelukannya, tetapi pandangannya masih tertuju tajam pada Serenio. Serenio merasa adrenalin membanjiri tubuhnya, perasaannya bercampur dengan rasa ketertarikan yang aneh. Seketika angin bertiup kencang membawa debu-debu dan daun-daun berterbangan mengganggu pandangan Serenio.
Kesadaran Serenio seolah kembali dan membawanya bangun dengan napas terengah-engah, di sofa panjang tempat dia tertidur. Dia meraba wajahnya, masih merasakan sentuhan misterius dari mimpi. Itu hanyalah sebuah mimpi yang sama dengan mimpi tahun lalu, mimpi yang sama telah datang sebanyak 5 kali dalam tidurnya. Mimpi tentang kehadiran wanita misterius, awalnya dia tidak terlalu menanggapinya tapi entah bagaimana mimpi tu begitu membekas dalam ingatannya.
Suara ketukan pintu diiringi suara Rafael mengalihkan Serenio, "Tuan Muda saya izin masuk." Serenio menatap pintu sejenak, "Masuklah." Rafael langsung membuka pintu begitu mendengar izin dari tuan nya.
Rafael kemudian berjalan dan langsung berhenti dihadapan tuannya. Tak lupa dia memberi hormat, lalu melihat ke arah Serenio yang tengah berbaring diatas sofa dengan mata tertutup lengan kanannya sedangkan tangan kirinya menjuntai bebas ke arah lantai.
"Tuan muda, Saya telah berhasil membawa hal anda inginkan." ungkap Rafael dengan suara ringan, tidak pelan dan tidak juga keras.
"Mmm."
Hanya gunaman saja yang terdengar dari Serenio.
"Apa rencana anda selanjutnya Tuan muda?" tanya Rafael.
Tangan yang sebelumnya menutup mata Serenio, kita beralih ke sisi tubuhnya. Kedua mata Serenio terbuka menatap langit-langit kantor Baron yang sekarang telah resmi menjadi miliknya atas izin Barones Hyperon.
"Kita perlu orang berbakat." ujar Serenio.
"Orang seperti apa yang anda cari, Tuan muda? Biar Saya yang mencarinya."
"Tidak perlu Rafael, cepat atau lambat kita akan menemukannya atau mereka sendiri yang akan datang kemari." Ucap Serenio.
Rafael terdiam setelah mendengar jawaban tuannya. Kata "mereka" dalam ucapan tuannya menunjukkan bahwa orang berbakat yang ingin direkrut tuannya pasti lebih banyak. Rafael pikir setidaknya pasti lebih dari 3 orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenio's Identity
FantasyKeabadian. Janji yang tenggelam. Keputusasaan yang terbakar. Tubuh yang dipertanyakan. Serenio bangsawan muda yang memulai debutnya dibalik bayangan. Seseorang yang menghabiskan waktunya sendirian dibandingkan berada di tengah keramaian sosial. Sere...