✨05✨

468 37 12
                                    

Setelah urusan di butik selesai, mereka segera pergi mencari makan. Saat ini Ichan terdiam dengan tatapan yang kosong sambil menunggu Mama selesai memanggang daging. Yaa.. mereka sedang berada di restoran bbq.

Sedikit sedikit, Ben memperhatikan Ichan yang diam termenung dari ujung matanya. Mungkin kah ini karena orang yang tadi Ben temui di cafe?
Ahh.. bodo amat..
Justru bagus Ichan bisa diam, ia tidak perlu mendengar ocehan maupun rengekan dari adik tirinya itu.

"Chan... tolong ambilin sausnya lagi dong" ujar sang Mama meminta tolong.
...
"Chan??"
...
"Chan!"

"ehh?! iyaa ma, apaa?" daun bawang yang dilempar oleh mama ke arah wajahnya menyadarkan Ichan dari lamunannya.
"ngelamun aja, tolong ambilin saus nya lagi"
"oke maa"

Ichan berjalan ke tempat per-saus-an untuk mengambil beberapa saus yang biasanya ia ambil saat sedang makan disini bersama mamanya. Ia menggelengkan kepalanya pelan untuk mengusir semua pikiran yang memenuhi kepalanya.

"awas aja lo brengsek" ujarnya kesal karena kembali terfikir oleh ucapan Rian tadi.
"maaf mas, ada masalah apa ya?"
seorang lelaki tua di depannya yang tak pernah ia kenal sebelumnya mendengar ucapan Ichan dan mengira itu ditujukan olehnya.
"ehhh maap omm.. tadi tuu lagi asal sebut aja omm, maapin ya omm aku masih kecill" Ben yang diam-diam memperhatikan Ichan terkekeh pelan melihat tingkahnya.

"nihh Ma" Ichan menaruh piring yang sudah dicampur beberapa saus ke samping Mama nya.
"makasii Chan"

"gimana tadi udah selesai masalahnya sama om-om di tempat saos? hahahah" ledek Ben kepada Ichan yang berada di sampingnya. Ichan menyipitkan matanya dan menarik kursinya mendekat ke arah Ben.
"kak Ben merhatiin aku ya?" bisik Ichan di telinga Ben. Ben yang tak tau harus menjawab apa malah mendorong Ichan dan kursinya menjauh dari Ben.

"jangan berantem, malu diliat orang-orang Ben, Chan" ucap Papa.
"gaa berantem kok Pa, niih akrab nih" Ichan merangkul pundak Ben sedangkan Ben hanya tersenyum canggung.

Setelah Papa memalingkan pandangannya, Ben menepis tangan Ichan yang ada di pundaknya dan mencubit pelan paha Ichan.

aww sakit kakk..

makanya jangan macem-macem!

macem-macem apa? bener kan tapi kak Ben merhatiin aku?

GAK

terus kok bisa tauu tadi

kebetulan doang

bohongg.. jujur aja kenapa si kak

serah lo deh Chan

Ichan dan Ben asik dengan pembicaraan pelan dan rahasia mereka sampai Mama selesai memanggang daging dan menyuruh mereka untuk makan.

🦊🦊🦊

Sesampainya dirumah, Ben menghampiri kucing hitam miliknya dan memberinya makan sambil mengelus kepala kucing tersebut.

"giliran kiyo di elus elus muluu" celetuk Ichan. Ben masih asik mengelus kucingnya dan tak meladeni Ichan yang berdiri di belakangnya.
Ichan yang merasa terkacangi langsung duduk di sebelah Ben dan menyenderkan kepalanya di pundak Ben.
"Ichan kan juga mauu dielus kak Ben..."

MERINDING!
Ben merinding, ia segera berdiri sambil memberikan tatapan aneh kepada Ichan.
"najis lo!"
"jahat banget lo kakk, Ichan jadi sedih"
"serahh" Ben pergi meninggalkan Ichan yang masih terduduk dan berjalan menuju kamarnya.

Brother?! [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang