5. The story of Neul and Binie

834 72 3
                                    

Pada suatu hari di dataran tinggi yang jauh dari perkotaan, terdapat sebuah daerah yang asri dan tradisional. Udara nya di siang hari masih sejuk karena banyaknya tanaman yang terbentang indah di berbagai tempat.

Seorang anak laki-laki berumur 10 tahun sedang menghabiskan waktu nya dengan membaca buku sambil memakan sebuah roti di tangannya. Ia menyandarkan tubuhnya pada pohon yang teduh disana. Nama akrabnya adalah Binie.

"Kenapa kamu sendirian saja disini?"

Binie mengalihkan perhatiannya dari buku ke seorang anak laki-laki yang mungkin seumuran dengannya. Senyuman itu terlihat sangat bersinar secerah matahari yang menyilaukan matanya.

Seketika Binie teringat perkataan Kakeknya, ia harus waspada terhadap orang asing yang tiba-tiba mendatanginya. Sehingga ia memilih mengacuhkan anak itu dan melanjutkan bacanya.

"Aku belum pernah melihatmu di daerah ini. Kamu baru saja pindah ya?" Tanya anak itu sambil menatap Binie dengan lekat. Meski diacuhkan pun dia akan tetap mengoceh.

"Di tempat ini juga ada peternakan juga loh. Banyak sekali hewan ternaknya. Kalau mau aku bisa menemanimu kesana!"

"Ohiya, umurmu berapa? Apa kita seumuran?"

Bukannya menjawab, Binie tiba-tiba beranjak dari duduknya dan meninggalkan anak laki-laki itu yang menunjukkan raut wajah sedihnya. Meskipun beberapa detik kemudian dia kembali tersenyum dan berteriak dengan sangat keras sambil melambaikan tangannya.

"Datang lagi kesini ya! Aku ingin berteman denganmu!!"

Keesokan harinya, Binie yang sedang berteduh dibawah pohon yang kemarin ternyata bertemu anak itu lagi. Setelah bercerita dengan kakeknya semalam, katanya mungkin anak laki-laki ini memang ingin berteman tanpa ada niat jahat. Ia yang merasa tidak tega akhirnya membalas perkataannya.

"Jadi namamu itu, Binie?? Wah bagus sekali"

"Iya, itu nama panggilanku. Kalau kamu??"

"Namaku, Haneul. Kamu bisa panggil aku Neul kalau begitu!"

Binie mengangguk paham dan pandangannya pun beralih ke ladang bunga mawar yang terbentang di hadapannya. Sedangkan Neul ikut melihat apa yang laki-laki itu lihat dan mulai tersenyum.

"Binie, kamu suka bunga mawar ya?"

"Iya, aku suka sekali. Dia sangat cantik tapi sayang sekali tangkainya berduri"

"Aku punya taman mawar tidak berduri di rumahku. Tempatnya tidak jauh dari sini kok. Mau melihatnya?"

"Aku mau liat, Neul!" Dengan mata berbinar, Binie sangat antusias untuk melihat nya.

Setelah mengiyakan ajakan itu, Neul akhirnya mengajak Binie untuk mengunjungi rumahnya. Benar apa yang dia katakan, ada sebuah taman mawar tanpa duri di rumah Neul yang luas dengan tema semi Hanok. Binie terpesona melihat keindahan bunga mawar dengan berbagai warna. Dia memegang bunga mawar itu dengan hati-hati dan mendekatkan wajahnya kesana untuk menghirup aroma bunga yang lembut.

"Bunga mawar ini sangat indah, Neul. Terimakasih sudah mengajakku ke rumahmu!"

"Iya sama-sama, Binie. Keluargaku itu salah satu yang menanam beberapa tanaman bunga di daerah ini. Aku bisa menenamimu mengelilingi taman bungaku yang lainnya" Mendengar penjelasan dari Neul, laki-laki yang lebih muda itu mengangguk paham.

I Will Always by Your Side (Haobin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang