6. Memory of the wind

1.1K 93 10
                                    

Drrrt.. Drrrt..

Ketika merasakan getaran dari handphone di saku celananya, Hanbin yang sebelumnya fokus melihat foto keluarga itu langsung mengalihkan perhatiannya. Lalu diangkatlah panggilan dari salah satu staff nya.

"Ada apa, Haruto?"

"Kami sudah menemukan jejak Zhang Hao, Tuan. Dia ada di Jeonju!"

"Hah?? Baiklah, tolong kirimkan alamat lebih lengkapnya lewat pesan sekarang. Terimakasih atas kerja kerasmu, Haruto" Panggilan itu akhirnya di tutup oleh Sung Hanbin. Dia segera keluar dari apartemen itu tanpa buang-buang waktu dengan wajah gusar.

"Brian, kita berangkat ke Jeonju sekarang. Siapkan barang-barangmu dulu"

"Hao ada di Jeonju, Tuan??"

"Iya, kita harus segera kesana sebelum orang itu menghilang lagi. Aku akan ke rumahku dulu sebentar"

"Siap, Tuan Hanbin"

Setelah mempersiapkan barang-barang, mereka akhirnya berangkat dari Seoul ke Jeonju pada siang hari. Perjalanan untuk pergi ke kota itu adalah 4 jam lamanya. Maka dari itu, Hanbin memutuskan mungkin akan menginap disana selama satu malam bersama Brian yang harus ikut dengannya. Dia tidak tau alasan Zhang Hao berada di daerah perdesaan seperti itu. Karena setaunya, keluarga Zhang Hao itu adalah blasteran Seoul-China.

...

Untuk menuju daerah yang dituju, mereka harus melewati beberapa jalan dengan tebing yang curam. Dibandingkan dengan Seoul, sudah pasti disini udara nya lebih sejuk karena masih banyaknya pepohonan yang tinggi. Hanbin menurunkan kaca mobilnya untuk merasakan suasana segar daerah yang tidak berpolusi ini. Entah ada rasa familiar seakan sudah beberapa kali dia pergi ke tempat ini.

Sampai akhirnya mobil mereka terparkir dengan baik, Sung Hanbin keluar dari mobil bersamaan dengan Brian. Pejalan kaki yang lewat menatap mereka kebingungan karena penampilan dan mobil yang mereka tumpangi sangat mewah khas orang ibukota. Hanbin berjalan kearah toko kelontong sambil membawa sebuah foto Zhang Hao.

"Permisi, apa kamu pernah melihat orang ini disini?" Hanbin bertanya kepada salah satu kasir yang ada disana sambil menunjukkan foto itu.

"Tidak, maaf aku tidak pernah melihatnya" Jawab kasir itu. 'Sepertinya ini tidak mudah..' Gumam Hanbin dalam hati.

"Baiklah, terimakasih"

Setelah keluar dari toko kelontong itu, semangatnya untuk mencari Zhang Hao tidak turun sedikitpun. Dia berjalan kaki dari toko ke toko lain untuk menanyakan keberadaan Zhang Hao. Brian pun tidak kalah bersemangat membantu tuan mudanya.

Namun satu jam lebih berlalu tanpa membawakan hasil, mereka akhirnya beristirahat sebentar di sebuah tempat duduk. Hanbin mengelap keringat di dahi dengan punggung tangannya. 'Hao hyung, kamu pergi kemana..?' Saat Hanbin sedang memejamkan matanya sebentar, tiba-tiba ada seorang nenek menghampirinya.

"Binie?? Kamu cucu nya Sung Euntak itu kan??"

Eh..? Kenapa nenek ini mengetahui nama panggilan nya dan nama kakek nya? Hanbin mengangguk sambil tersenyum, mungkin nenek ini salah satu kenalan kakek. Lalu nenek yang ada dihadapannya ini seperti terlihat senang melihat kehadirannya.

"Dulu kamu sering mampir ke taman depan rumahku, Binie. Tidak ku sangka itu terjadi 14 tahun yang lalu. Kamu sering bermain sampai malam sehingga suara teriakan kakek yang memarahimu itu terdengar sampai rumahku~"

I Will Always by Your Side (Haobin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang