The Holy Mirror

234 10 2
                                    

Im back gaisss....
Sorry for typo 😣
.
.
.
.


Sesampainya jake di istana ia disambut dengan para penjaga yang berlarian menyampaikan kabar pada sang ratu, dan jake pun dipersilahkan untuk masuk kedalam. 

pada saat jake masuk kedalam ruang istana disana ia melihat para saudaranya melihat dirinya bagaikan orang asing.

jake yang merasa diperhatikan mulai risih, mengapa orang - orang begitu intens memandanginya, hey dirinya masih jake satu bulan yang lalu, kalian tidak lupa kan jika pangeran ketiga kerajaan altair ini masih hidup. 

"mereka memperlakukanku seperti orang yang baru saja kembali dari kematian" monolog jake 

"ingat jake tubuhmu lebih pucat dari sebelumnya dan rambutmu berwarna abu saat ini, wajar jika mereka begitu" ucap misha pada jake.

"kau jake van altair?" tanya sang ratu pada pemuda di depannya, entah mengapa solar merasa ada yang berbeda dari jake. 

"ibunda, aku ini jake anakmu yang kau hukum satu bulan yang lalu dan sekarang aku sudah membawakan barang yang kau minta" ucap jake sambil menundukan kepalanya. 

solar menarik napasnya, ia menjadi kesal karena usaha menyingkirkan aib kerajaan gagal, kini solar harus mencari cara lain agar ia bisa menyingkirkan jake. 

"beraninya kau memanggilku ibunda, ingat statusmu budak disini, hukumanmu ku cabut dan kau bisa tinggal kembali disini" final solar, walaupun ia sosok yang sangat berambisius pada keinginannya solar tetaplah ratu yang memegang janjinya. 

jake kegirangan sehingga membuat  para pangeran melihat jijik ke arahnya.

jake yang menyadari hal itu hanya bersikap acuh dengan para pangeran toh itulah tatapan yang ia dapat setiap hari bukan selama di istana ini. jake melihat niki yang terus tertunduk, ia kembali mengingat kejadian beberapa waktu lalu dimana niki sangat khawatir terhadap dirinya, ia juga mendapat informasi dari misha jika niki terus menunggu dirinya saat jake pingsan. 

jake berjalan menuju niki dan niki mulai menatap jake dengan tatapan khawatir. jake tersenyum pada niki "aku baik - baik saja kau tidak usah khawatir" jake mengusap kepala niki. 

setelah mendapatkan usapan dari jake, entah kenapa tubuh niki menghangat baru pertama kali ia mendapatkan usapan selembut ini dari seorang kakak, air mata niki mulai mengalir ingin ia memeluk jake namun keadaan saat ini tidak memungkinkan. 

"hey budak, kau berani menyentuh pangeran niki" tegur sunghoon pada jake. 

"ishh hanya memegang lagi pula aku sudah ijin pada pangeran niki" ucap jake dengan santai lalu jake menguap "huahh aku sangat lelah" setelah perkataan itu jake keluar ruangan karena ia sangat mengantuk belum lagi nanti malam pasti ia akan menyiapkan masakan untuk para pangeran dan jangan lupakan celotehan yang misha berikan untuk para pangeran maka dari itu jake lebih memilih keluar dibandingkan ia harus mendengar suara sialan itu.

setelah kepergian jake ruangan menjadi hening para pangeran mulai menatap niki seakan meminta penjelasan dari dirinya. 

"apa?, dia kakak kandungku tidak salah juga jika aku menerima usapannya, lagi pula apa kalian pernah berbuat seperti itu padaku" niki langsung bergegas keluar ruangan ia tidak mau para kakaknya semakin bertanya yang macam - macam. 

"apa niki sudah berubah?" ucap sunoo 

"apa ini ada hubungannya dengan ia sempat menghilang selama sehari" sunghoon menyaut perkataan sunoo 

"benar ini pasti berhubungan dengan jake yang sudah satu bulan menghilang dengan niki yang sempat hilang satu hari" analisa heeseung. 

"tapi apakah kalian sadar jika jake sedikit berubah dan yang paling teihat adalah rambutnya atau hanya aku saja yang menyadari hal ini" ucap jay yang sedari tadi diam seribu bahasa karena ia begitu merasakan perbedaan pada jake. 

{De Adromeda}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang