The Holy Mirror 2

115 7 1
                                    

"i-ibu" yeonjun merasakan sakit pada perutnya pada saat ia melihat kebawah sudah ada pisau yang menancap di perutnya.

mata yeonjun kembali beralih kepada ibunya, kenangan masa lalu bersama ibunya terlintas pada pikiraknya saat ini. ia tak percaya bahwa ibunya menyakitinya.

senyum eunha semakin melebar, ia mulai menyerang yeonjun beruntung yeonjun bisa segera menghindar.

"sihir itu milikku" ucap eunha dengan pandangan seakan yeonjun adalah mangsanya.

saat yeonjun ingin menggunakan sihir penyembuhan ia merasakan tubuhnya semakin sakit, ia sadar jika pisau itu sudah dilumuri oleh racun pemakan sihir jika tidak dihilangkan dengan segera sihir miliknya akan habis.

"ibu sadarlah aku adalah anakmu" teriak yeonjun pada eunha

seakan tuli eunha terus menyerang yeonjun, ia merasakan sihir itu memang merasakan ini adalah sihir milik ibunya, tapi mengapa ibunya seakan tidak mendengar ucapannya berbeda dengan beberapa menit yang lalu.

yeonjun mulai mengeluarkan sihir untuk mempertahankan dirinya dan pertarungan mulai berlanjut.

kini yeonjun sudah terkapar lemah sihir yang ia miliki sudah hampir habis, pandangannya pun sudah mulai buram yang ia lihat sekarang ibunya sedang berjalan secara perlahan kearahnya sambil memegang pedang yang sedari tadi ia gunakan untuk menyakiti yeonjun.

yeonjun bukan sengaja mengalah, tetapi hati kecil miliknya terus menahannya agar tidak melukai sang ibu.

"ayah sepertinya aku akan gugur disini" batin yeonjun ia tidak menyesali apapun misinya gagal namun pertemuan dengan sang ibu yang hilang selama 6 tahun adalah peristiwa yang patut ia syukuri hingga saat ini.

"anakku, aku bisa menyelamatkan mu tapi kau harus ikut denganku" ucap eunha sambil mengacungkan pedang tepat didepan leher yeonjun.

pandangan yeonjun mulai meredup, ini bukanlah sang ibu 6 tahun yang lalu.

"apa itu maumu ibu" ucap yeonjun perlahan dan eunha menangguk dengan antusias.

"kau akan merasakan, bagaimana rasanya berkuasa dan ditakuti oleh siapapun anakku, aku tahu kau sangatlah berbakat" ucap eunha sambil tersenyum.

yeonjun membuang mukannya, jujur hatinya sangat senang karena ibunya memuji dirinya.

"ibu tahu apalagi tentangku" yeonjun memulai pembicaraan dengan ibunya.

"kau adalah anak yang manis, ahh dan kau sangat mandiri dan tidak berperasaan dari kecil jadi aku tahu kau sangat berbeda dengan beomgyu dia adalah manusia yang lemah" ucapan eunha terpotong dan kini munculah seorang dengna tudung hitam dibelakang ibunya.

"eunha cepatlah jangan banyak basa - basi jika ia tak mau, jadikan ia sebagai sandera" ucap lelaki itu.

"bagaimana yeonjun, ahh nama organisasi ini adalah white star terdengar keren bukan, organisasi ini akan memberikan kesejahteraan bagi semua orang AHAHAHAHA" tawa kedua manusia di hadapan yeonjun mulai membuatnya muak.

"AHAHAHAHAHA" yeonjun pun mulai tersenyum dan ia menatap sendu pada ibunya

"kau bukanlah ibuku" lirih yeonjun.

"KAU" ucapan yeonjun cukup membuat eunha marah.

" KAU... KAU... bukanlah ibuku lagi, ibuku yang dulu tidak akan merendahkan anak seperti tadi, dan kau tahu aku dulu bukanlah anak yang pendiam ibu" tangis yeonjun mulai pecah ia kecewa dengan ibu dan berharap ini hanyalah ilusi yang tercipta sebagai ujian untuk memasuki negeri lynx.

karena itu lebih baik dibandingkan melihat ibumu sendiri ingin membunuhmu.

"dan apa white star ahahaha, memberikan kesejahteraan AHAHAAH, apa kalian bercanda sudah berapa banyak warga yang kalian bunuh HAH" yeonjun pun tersenyum pasrah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

{De Adromeda}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang