-BLURB-

19.5K 563 175
                                    

06:40

Tepat, Alex telah sampai di depan sebuah gerbang besar. Kegiatannya tiap pagi adalah mengantakan sang pacar, ke sekolah nya. Sekolah swasta ternama di Ibu kota. Alea Safaraz Ananta, gadis pujaannya itu pun langsung turun dari motor Alex. "Sini helm nya gue bukain, ini tugas gue," ujar Alex dingin, namun terdengar hangat pada telinga Alea.

"Alea dengar, lo jangan sekali-kali berani genit, maupun itu sama temen cowo lo, kalau ngga penting jangan pernah ngobrol, apalagi senyum ke dia, paham?" ujar Alex menekankan setiap kata pada kalimatnya.

Alea, dengan cepat mengangguk dan memberikan senyuman termanis yang ia punya untuk sang-kekasih.

Cup!

Alex tersenyum miring, setelahnya ia mencium pucuk kepala Alea.

"Promise?" Alex menunjukkan jari kelingking nya kepada Alea.

"Janji!" Alea menyambut tangan Alex dengan menggaitkan kelingkingnya ke kelingkingnya Alex yang jauh lebih besar dari kelingking kecilnya, Lea tersenyum dengan tampang lugunya menatap Alex.

"See you, babe." ucap Alex lalu melajukan motornya, meninggalkan Alea yang menunggu sampai punggung Alex benar-benar hilang dari indera penglihatannya.

"I hope we don't meet again, but, this is a game, sorry."  Ucap Alex dari balik helm full face nya. Sampai sekarang dia bingung apakah rasa kasihan dan cinta telah menyatu, atau serakah yang telah menguasai dirinya.

***


Jam sudah menunjukkan pukul 10:15, yang artinya sudah waktunya istirahat.

"Lea, kenapa sih lo pertahanin dia? Padahal udah jelas lo itu di sia-sia in. Jelas jelas si Alex itu udah foto berdua sama cewe lain mana mesra banget lagi!" Pekik  Gabriella.


Alea hanya memasang wajah bodoh amat. Tidak ingin mengingat masalah itu lagi, namun temannya ini terus saja mengomel. "Dia cuma khilaf, lagian cuman foto sama adik kelas nya kok, susah banget emang punya cowok ganteng." Tutur Alea berusaha santai.

"Whatever, Lea!" pungkas Gabriella malas.

"Gue ngga mau mempermasalahkan hal sepele, Riel." Sambung Alea, kini wajahnya sedikit lebih serius.

"Gue ngga ngerti lagi sama jalan pikir lo, mending lo pikir deh, Alex selalu ngelarang lo ini itu, bahkan sampe nomor cowok lain ngga boleh loe save, tapi dia? Ck, tau ah! Terserah lo, gue udah ingetin pokoknya."

Setelah mengatakannya, Gabriella pergi meninggalkan Alea sendiri di kelas, Sementara Rabecca sudah mendahului mereka berdua semenjak tadi karena kebelet.

'Gue juga tau Riel, tapi gue ngga bisa menyerah untuk yang satu ini, kami lebih dari yang lo tau.' Alea membatin.

Kemudian ia bangkit dan menyusul Gabriella ke kantin dengan sedikit berlari, dan dari koridor ia dapat melihat ke arah belakang musholla. Ia sekilas dapat menangkap sosok lelaki yang sangat ia kenal, kini, tengah duduk bersama dengan beberapa temannya, disana. Laki-laki yang dikenal idaman oleh satu sekolah, tapi tidak lagi bagi Alea.

Karena penampilan dan perbuatannya saling berlawanan.

Dia adalah laki-laki yang pernah membuat Alea jatuh sejatuh-jatuhnya sebelum Alex. Mereka sempat menjalin hubungan walau hanya beberapa bulan saja. Laki-laki ini sudah di cap jelek karena perbuatannya, meski sampai saat ini Andreas tampak masih menyukai Aletta.

***

Alea berdiri di depan gerbang sekolahnya, menunggu jemputan yang tak kunjung datang, sampai pada beberapa menit kemudian.  "Alea! Si Alex..." Ujar Nathan sambil berlari ke arah Alea, dengan nafas yang ngos-ngosan. Nathan adalah sahabat plus sepupunya Alex tapi kini mereka sudah tak sedekat dulu karena insiden yang menimpa Akyra, mendiang adiknya Alex.

"Alex, Kenapa dia?" tanya Alea sesaat Nathan sudah tepat di hadapannya.

"Dia...." kata Nathan dengan tampang khawatir dengan nafas yang masih belum teratur. "Dia kecelakaan-"

"Udah, kita pergi sekarang!" pekik
Alea cemas kemudian menarik tangan Nathan menuju ke parkiran.

***

"Lex, Mama nggak suka gadis itu, dia bukan perempuan yang baik, entah apa yang ada dipikiran kamu, sampai-sampai mau pacaran sama dia, ini udah cukup lama. Kalian juga beda agama. Ngapain dilanjut, hah?" Omel Raline dengan raut wajah kecewa mengetahui Alex kecelakaan saat hendak menjemput Alea.

Alex yang masih dengan posisi berbaring dengan wajah lemas di kasur rumah sakit berusaha meyakinkan Raline tentang Alea, pacarnya.

"Mama sadar ngga, dia mirip sama Akyra."

🚩🚩🚩

Cerita ini adalah remake dari cerita yang pernah aku tulis.

Gimana, udah keliatan belum 🚩 kalau sudah lambaikan tangan kalian, kita akan di goncangkan dengan bendera ini! Siap-siap sakit dan jatuh cinta disaat yang bersamaa ya🙌

Insyaallah aku akan kembali rajin update lagi, so, jangan lupa vote dan spam coment ya, Paco gengs!

(Paco : Pasukan comel, nama dari aku untuk memanggil kalian semua ya sayang)

Ayo ramein guys, mari kita hantar cerita ini sampai jadi novel, aamiin!

Follow my instagram for more information :

Follow my instagram for more information :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dearest Wound Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang