Halooo Paco geng!
Apa kabar? Semoga selalu baik ya. Sebelum membaca jangan lupa pencet bintangnya, terus spam coment tiap paragraf nya ya!
Piiridinggg^^
***
Seperti perkataan tadi pagi, setelah pulang sekolah, Alex benar-benar mengosongkan jadwalnya, dia lebih memilih untuk tidak ikut nongkrong bersama teman-temannya, demi Alea. Hal yang aneh, jika dikatan hanya 'taruhan' tapi ini yang dilakukan oleh Alex.
"Kok bisa sakit lagi sih lo, salah makan? Telat tidur karena overthinking? Kalau kepala lo penuh, bagiin sama gue, kebetulan masih sisa satu tb lagi nih memori buat nampung semua cerita lo, sampai jadi cerita kita. Kalau ada masalah apapun, gue ada. Jangan dianggap ngga ada mulu." Alex yang sudah sangat cerewet hanya mendapatkan respon cuek dari Alea.
"Kan gue juga manusia, ya bisa sakit. Lo tau sendiri, kan. Gue penyakitan." Jawab Alea jutek dengan tangan yang dilipat kedepan dada.
"Yang bilang lo bukan manusia siapa, hm? Maksud gue, penyebab sakitnya apa, sayang?" Alex menekan pada kata 'sayang' kemudian menonel hidung Alea menggoda.
"Penyebabnya karena gue penyakitan, lo cari aja cewek yang ngga penyakitan kayak gue. Jadi kalau lo selingkuh sekali aja, dia ngga perlu sakit cuma karena mikirin kekurangan dirinya apa, sampe cowoknya selingkuh!" Sarkas Alea.
"Loh? Gue kira udah clear, ternyata masih diungkit? Lo ngga percaya gue lagi Lea? Gue kesini termasuk bukti gue sayang sama lo, yaudah kalau lo masih mau perpanjang masalah itu. Gue pamit, tenangin diri lo dulu-"
Alea menarik tangan Alex. "Besok-besok jangan bohong lagi, kalau bohong, jangan sampe gue tau. Ataupun siapapun yang kenal gue tau."
"kok lo ngomongnya gitu si?" Kesal Alex."Gue cinta sama lo, Alea. Itu ngga cukup, lo mau gue ngapain? Kalau gue ngga cinta sama lo, dari dulu udah gue tinggalin kali," tegas Alex. Alea mengangguk. "Iya, gue minta maaf. Bawaannya pengij berantem aja, gue lagi pms gue minta maaf," tutup Alea. Padahal dalam lubuk hati terdalam, ia punya sesuatu untuk disampaikan, tapi melihat keadaannya saat ini, lebih baik ia kembali memendam semua itu, dan menomor satukan rasa cintanya.
Alex mendekatkan wajah nya kepada Alea yang membuat Alea sedikit terkejut.
"Ngapain lo, jangan deket-deket. Ketularan ntar," tangan Alea reflek mendorong tubuh Alex ke belakang. "Gue cuman mau ngecek suhu lo, diem."
Alea terlihat kikuk, ternyata tebakannya salah. Ia pun menunduk sembari Alex menempelkan tangannya pada dahi Alea, "Demamnya udah turun, anggap aja lo udah sembuh, jadi gue ngga bakalan ketularan." Ujar Alex. Alea tersontak mengangkat wajahnya.
Benda kenyal milik Alex dengan cepat menempel pada bibir Alea. Alea mematung, membuat Alex yang tadinya diam, mulai memiringkan kepalanya ke kiri dan kanan, menikmati benda kenyal kesukaannya. "Kalau pake lidah, boleh?" Tanya nya. Sontak membuat, Alea kesal, dan mencubit lengan Alex.
Alex hanya terkekeh. "Bercanda. Katanya tadi ngga boleh, tapi kok diem aja? Demen juga, kan?" Godanya.
"Apaansih!" Elak Alea.
"Peluk boleh?"
"Ngga."
"Ngga akan lo larang maksudnya kan?" Dengan cepat, Alex berhambur memeluk tubuh Alea, sangking cepatnya, Alea sampe tertidur kembali, dengan Alex menindih tubuhnya.
"Gue ngga mau kehilangan lo, Kyra. Jangan sakit, gue khawatir." Alex menenggelamkan wajahnya pada tengkuk leher Alea.
"A-Alex gue Alea bukan Akyra, lo rindu dia ya? jangan khawatir ya, gue cuman kecapean biasa, karena gue suka bergadang untuk belajar," Alea luluh, ia langsung membalas pelukan Alex dengan mengelus pelan rambut laki-laki itu. "Jangan bohongin gue lagi ya, Lex. Yang udah-udah jangan di ulang, kalau kamu memang ga bisa cinta, jangan di paksa-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest Wound
RomanceTentang takdir seorang gadis bernama Alea Safaraz Ananta, yang sering tidak beruntung dalam hal apapun. Seorang anak yang dikaruniai kekayaaan namun terbalut kesepian dan tekanan. Awalnya ia hanya memiliki kedua sahabatnya disisi, namun semenjak seo...