ALYNE - 5

255 13 0
                                    

Happy Reading!!

Hutan—lingkungan yang identik dengan pohon atau tumbuh-tumbuhan. Tidak ada yang menarik sebenarnya. Namun nyatanya kesunyian atau lebih spesifiknya suasana yang mencengkam mampu membuat pikiran seseorang lebih tenang, seakan membawa semua masalah pergi sejauh-jauhnya.

Alyne salah satunya. Gadis itu selalu pergi ke hutan saat pikirannya sedang tidak baik-baik saja, berdiam diri disana selama berjam-jam tanpa melakukan apapun.

Seperti yang ia lakukan sekarang. Duduk bersandar pada salah satu pohon sambil memeluk kedua lutut dan menenggelamkan wajahnya
disana. Salah satu tangannya menggenggam ponsel yang mana terdapat sebuah foto yang membuat hatinya sakit.

Suara bising dari kejauhan membuat ia mengangkat kepala, menatap ke bawah dimana villa pribadi milik Rangga berada. Disana ada teman-teman cowok itu yang sedang menyiapkan barbeque untuk malam ini di halaman belakang.

Ketiga temannya juga ikut serta. Jika diamati dengan cermat, kaum cowok lebih banyak bekerja dibangdingkan para cewek yang hanya duduk bersantai di kursi sambil sesekali melahap makanan yang ada disana.

"Lo enak banget nyomotin makanan kita! Sini bantuin dulu!" itu suara Harel, berteriak jengkel pada Keyza. Iya, hanya Keyza.

"Calista, lo apain kucing gue!" Albar bahkan sampai angkat suara, melihat cewek tomboy itu memberi make up pada wajah kucing miliknya.

"Arda geseran dikit, itu arangnya jatuh semua yaampun!"

"Kan lo tadi yang nyuruh!"

"Varo kok dagingnya dikit banget?!"

"Sabar anj*ng ini masih jalan!"

"Al--"

"Apa?! Hue diem dari tadi!"

"Letta itu punya gue! Kembaliin nggak?!"

"Bagi dikit, jangan pelit!"

Alyne tersenyum tipis, memejamkan matanya dan menghirup dalam-dalam udara segara disana. Mengedarkan pandangan menatap pohon-pohon tinggi yang mengelilinginya.

Netranya kembali menatap kearah ponsel di genggamannya. Sudah kesekian kalinya tapi dirinya belum terbiasa dengan semua itu. Ia masih membutuhkan sosok keluarga sebagai penyemangat dan pemberi dukungan atau sekedar hiburan dikala ia sedang terpuruk, seperti yang selalu mereka lakukan beberapa tahun silam

Ia rindu, namun hanya bisa melihat kedua orang tuanya bahagia bersama keluarganya masing-masing. Seperti yang ada didalam foto tersebut.

"Alyne."

Rangga berjalan mendekat, guratan khawatir tercetak jelas di wajah tampannya. Segera menarik tubuh ringkih gadis itu ke dalam pelukan dan mengelus punggungnya dengan lembut.

"You okay?" Rangga berbisik.

"No ..."

Rangga menunduk, mengambil ponsel miliknya dari genggaman Alyne lalu memasukkannya ke dalam saku jaket. Seharusnya tadi ia tidak meminjamkan ponsel pada Alyne dan gadis itu tidak akan melihat hal yang membuatnya sakit.

Alyne terisak pelan, mengalungkan kedua tangannya pada leher Rangga dan menyembunyikan wajahnya disana.

"Mereka jahat, aku benci!"

Alyne selalu berpikir, bagaimaan bisa seseorang merasa begitu bahagia sedangkan disisi lain ada seseorang yang harus memikul semua kesedihan di dalam hidupnya.

Dengan cara yang halus orang tua Alyne memberikan sebuah apartement mewah dan memintanya untuk tinggal disana, dengan kata lain mereka telah membuang gadis itu.

ALYNETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang