ALYNE - 4

262 15 0
                                    


Happy Reading!!

Cuaca siang menjelang sore hari ini cukup terik dan sedikit berangin, mungkin beberapa saat lagi awan-awan gelap akan bermunculan memenuhi langit untuk menurunkan semua isinya—sesuai dengan ramalan cuaca yang disiarkan.

Bel tanda kegiatan belajar-mengajar berakhir sudah terdengar beberapa menit yang lalu, tapi Rangga belum juga beranjak dari kelasnya lantaran sekolah sudah mulai sepi.

Tadi Alyne menghampirinya dan mengatakan ia akan pulang bersama teman-temannya sekaligus melanjutkan acara bersenang-senang yang kemarin harus batal. Rangga tidak bisa lagi menolak karena kondisi perut Alyne yang mulai membaik bahkan setelah kemarin menghabiskan satu kota martabak manis seorang diri.

Rupanya ada orang lain disana, terkapar tak berdaya dengan Varo yang duduk tepat diatas perutnya. Napasnya sedikit terputus-putus dan wajahnya dipenuhi darah segar dari lukanya sendiri.

Rangga menghisap rokok yang tersemat diantara kedua jarinya, menonton perkelahian antara Varo dan wakil ketua osis yang sudah berlangsung selama 30 menit.

"Ini peringatan terakhir dan gue nggak akan segan-segan untuk bunuh lo kalo terjadi sesuatu sama Fiola," beranjak dari duduknya seraya menginjak perut cowok itu dan bergabung bersama temannya yang lain.

"Huuu! Dasar cowok cabe-cabean, beraninya sama cewek orang," Arda berseru mengejek.

"Ngaca lo bangs*t!"

Arda menutup mulutnya pura-pura terkejut, "Se-enggaknya gue nggak gobl*k kayak lo."

"Besok datang ke rumah sakit dan minta maaf ke dia," Varo menatap bengis Dian, cowok yang sudah membuat kekasihnya terluka hingga harus dirawat di rumah sakit.

Kejadian itu terjadi beberapa hari yang lalu saat Fiola sedang mengikuti les piano. Dian dengan tidak berperasaan membawa gadis itu ke sebuah gedung tua yang tak jauh dari tempat les dan menyiksanya disana.

Alasan klasik. Cintanya di tolak oleh Fiola yang notabanenya adalah kekasih Varo, karena sakit hati sekaligus merasa di permalukan Dian melakukan hal se-nekat itu.

Lagi pula orang bodoh mana yang meminta orang lain untuk menjadi kekasihnya, sedangkan disisi lain orang itu juga sudah memiliki kekasih.

"Nggak, gue nggak akan minta maaf ke cewek gila itu!"

*Brakkk

"Aarrghhh!!"

Arda menatap ngeri tubuh Dian, beralih pada Rangga yang baru saja melempar kursi kearah tubuh cowok itu yang tampaknya mengalami patah tulang.

Bukan hal yang mengejutkan untuk dilakukan, Rangga bisa melakukan apa pun yang ia mau terlebih pada anak ingusan seperti Dian.

"Dasar gak waras," Desis Arda.

Harel menatap temannya satu persatu, "Cabut yuk, gue laper."

Sontak Arda merangkul pundak Harel dan berkata, "Ini yang gue tunggu dari tadi. Ada kafe baru deket lampu merah, denger-denger tempatnya nongkrongable, kesana yuk!"

Keduanya berjalan keluar kelas dengan saling merangkul, mereka itu satu frekuensi kalo soal makanan.

.♡ 🦋☁️

"Gimana kondisi Fiona?" Harel membuka suara setelah sekian lama mereka saling diam. Sibuk bermain ponsel masing-masing dengan kudapan yang tersaji diatas meja, sesekali menyomotnya dan kembali fokus pada game online yang di mainkan. Kalo kata Arda, "Mumpung ada wifi gratis."

"Dia masih sering tiba-tiba nangis sendiri,"  Varo berucap sendu, "Gue nggak tega lihat dia kayak gitu," Lanjutnya.

"Bukannya ini bisa di laporkan ke pihak polisi sebagai kasus penganiayaan terhadap anak dibawah umur? Kenapa nggak lo laporin?"

ALYNETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang