ALYNE - 7

213 14 0
                                    

Happy Reading!!





Kini kesembilan remaja tersebut tengah singgah di sebuah kafe yang terletak di tengah-tengah kebun. Calista sampai jingkrak-jingkrak senang saking bagusnya tempat tersebut.

Kafenya tidak terlalu besar namun memiliki dua lantai, nuansa tradisional yang sangat kental dengan banyak barang-barang antik yang digunakan sebagai pajangan di setiap sudut ruangan.

Aroma musk yang menguar membuat mereka merasa tenang dan betah berlama-lama berada disana. Bahkan mood Arda yang tadi sempat buruk kembali membaik dan sekarang cowok itu kembali menyalakan ponselnya guna melanjutkan vlog yang tadi sempat tertunda.

Mengarahkan ponselnya ke hamparan kebun apel dari lantai dua dengan pemandangan gunung yang menjadi pelengkap keindahan kafe tersebut.

Para lelaki duduk berkumpul memainkan kartu selagi menunggu para perempuan yang masih sibuk mencicipi semua menu yang ada disana.

"Rangga cobain yang ini deh aaaa ..." Alyne memasukkan sepotong Pane casareccio ke dalam mulut Rangga, "Enak banget kan? Aku mau bungkus buat nanti di villa ya?"

Rangga yang sedari tadi menjadi sasaran empuk sang kekasih untuk mencicipi semua pesanan gadis itu pun hanya mengangguk pelan, perutnya sampai mual karena terlalu banyak makanan manis yang masuk.

Varo terkekeh melihat bagaimana sabarnya Rangga menanggapi perlakuan Alyne, walaupun ia tahu dalam hati cowok itu pasti sudah mengeluarkan sumpah serapahnya. Ah, ia jadi rindu Fiola.

"Cobain yang ini juga," Rangga menatap Alyne yang berdiri di hadapannya, gadis itu terus bolak-balik dari mejanya di seberang menuju meja tempat para lelaki bermain kartu.

"Alyne, aku mual."

"Coba dulu, sedikit aja ya ya?"

"Terakhir, oke?" Alyne mengangguk dan bergegas menyuapi Rangga dengan hidangan yang berbeda.

"Gimana? Enak nggak?"

Rangga tersenyum tipis, lantas mengangguk. Alyne mengecup pipi cowok itu dan bergegas pergi dari sana.

"Bisa gila gue lama-lama disini," Harel yang setia menonton kedua sejoli itu lama-lama merasa kesal sekaligus iri lantaran dirinya tidak memiliki pacar. Bukan tidak laku, hanya saja ia masih menunggu seseorang.

"Bukannya lo udah gila dari lahir, Rel?

"Sembarangan tuh mulut."

Rangga menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, memejamkan mata sejenak sebelum kembali membukanya. Badannya sedikit ia putar guna melihat Alyne, ternyata gadis itu masih melanjutkan makannya diiringi dengan berbincang bersama yang lain.

"Gue heran, mereka makan sebanyak itu tapi kenapa dari tadi belum kenyang?" Arda bergabung bersama yang lain, mengambil duduk di sebelah Varo yang kosong. Tampaknya cowok itu sudah puas dengan vlognya setelah merecoki Keyza dan Aletta tadi.

"Lihat aja, mereka nggak bawa uang tapi pesen sebanyak itu," tukas Varo tak habis pikir.

"Calista, gue yang bayar," tuan muda Albar bersuara, pandangannya menatap lurus kearah gadis itu tanpa ekspresi.

"Lo—suka dia?"

Albar beralih menatap Arda, menaikkan sebelah alisnya kemudian menggedikkan bahu acuh.

ALYNETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang