- 02. Kindness and Guilt -

349 17 1
                                    

"People change, i know. But i didn't expect people who i didn't expect to change actually changed."

———————————————————————————

———————————————————————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———————————————————————————

Hari ini, hujan deras. Meski begitu, Hayden berada di luar menatap sungai dari jembatan tanpa payung. Dia basah kuyup.

"Kakak."

Hayden menoleh dan melihat adik laki-lakinya memegang payung. Tapi yang dilihat Hayden bukanlah Riki yang berusia 15 tahun, melainkan Riki yang berusia 8 tahun.

Riki mulai menangis keras saat dia menjatuhkan payungnya, membiarkannya tertiup angin. Saat itulah telinga Hayden mulai berdenging dan dia menatap mata Riki.

"Kakak? Kakak! Kakak!!!"

;

"Kakak!"

Hayden tersentak kembali ke kenyataan, dia melihat Riki yang berusia 15 tahun lagi. Riki mendekati Hayden perlahan dan berbagi payung dengannya.

"Kakak keinget Bunda ya?" tanya Riki sambil menatap Hayden.

Hayden tidak tahu bagaimana menjawabnya. Apa yang Riki tanyakan memang benar, tapi dia tidak ingin membuat Riki menangis lagi seperti dulu.

"Enggak. Kamu kenapa disini?"

"Riki khawatir. Dikirain Riki kakak ilang, makanya Riki cari. Ayah bilang nggak usah dicari..."

Hayden menunduk dan tiba-tiba terdengar suara isak tangis yang tiba-tiba. Riki menangis, dia menangis karena ayah mereka. Ayah mereka selalu membenci mereka sejak ibu mereka meninggal. Tapi Riki tidak tahu bahwa dia sangat membenci mereka.

"R-Riki— jangan nangis! Kenapa nangis?"

"Ayah membenci kakak..."

"Ini bener-bener bukan masalah besar, nggak apa-apa kok," kata Hayden mencoba untuk menghibur Riki.

Riki masih terisak karena hatinya sakit untuk kakaknya. Riki selalu menjadi anak yang berhati lembut. Ketika seseorang menceritakan penderitaannya, dia menangis atau dia menjadi sedih untuk mereka, dia lebih sedih daripada si penderita.

Kebaikan hatinya itulah yang membuatnya disukai, itulah yang istimewa dari dirinya.

;

"Kenapa adek kamu nangis hah!? Kenapa!?"

Ayah memukul Kakak yang masih umur 9 tahun saat itu. Aku 5 tahun, tetapi aku mengerti, aku tahu apa yang Ayah lakukan.

HOME; enhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang