Dasar Aneh~5~

16 14 10
                                    

Hello guys.. makasih ya yang udah setia ngikutin sampai sini,, pokoknya jangan berhenti di tengah tengah ok!! Apalagi udah berhenti di awal. Please pokoknya terus dukung author jangan lupa follow ok!!

And jangan lupa untuk tinggalin jejak vote and comment nya biar bisa jadi motivasi buat author.
Pokoknya Happy reading....

Meir berjalan santai menuju pintu rumahnya. Angin angin petang yang berhembus pelan pun menyapa kulitnya yang tengah bercucuran keringat. Aktivitas sekolah membuatnya sangat lelah, ia pun segera menuju kamarnya. Ingin sekali ia merebahkan tubuhnya yang terasa remuk.

Dibukanya pintu kamar, dan nampaklah ruangan yang rapih bernuansa putih tulang itu, di tambah sedikit hiasan hiasan dinding abstrak membuatnya terlihat sangat elegant. Meir pun masuk dengan langkah gontainya dan membanting tas ke sembarang arah lalu membantingkan tubuhnya ke atas ranjang.
Baru saja ia memejamkan mata bundarnya, sial ingatannya teralih ke pakaian kotor yang ia bawa. Meir pun segera beranjak dari ranjang dan meraih tas yang tergeletak di lantai, lalu ia buka resleting yang mengunci tasnya, dan terpangpanglah satu seragam kotor akibat ulahnya.

Meir menggerutu melihat baju yang ia pegang
Ah sial, ngapain juga sih gue harus tanggung jawab. Padahal jelas jelas gue gak sengaja. Tapi sayang gue gak mau punya utang kesalahan sama orang itu
Batin meir.

Meir bergegas menuju kamar mandi. Mau tidak mau ia harus mencucinya sekarang juga sebelum nodanya makin melekat dan susah di hilangkan. Ia pun mengamati pakaian putih itu, tidak terlihat sedikitpun noda tadi yang menempel disana. Setelah di rasa sudah bersih ia pun membilas lalu mengeringkannya.

Selesai berurusan dengan seragam itu ia kembali merebahkan tubuhnya yang sempet tertunda. Tapi ketika beberapa detik ia memejamkan mata, lagi lagi gendang telinganya menangkap suara dentingan yang berasal dari handphone nya, meir berdengus kesal. Diraihnya benda pipih itu, lalu dengan cepat memasukan PIN untuk membukanya. Terpampang lah satu notif chat dari sahabatnya, ia pun menekan pelan layar layar handphone nya

Hei meir.. gue cuma ngingetin, lo jangan lupa mikirin alasan buat besok lo megang tangan my dear..🤣
Bye👋

Meir tak berniat sedikitpun membalas chat nadya yang membuat mood nya hancur. Ia langsung melempar benda pipih itu ke sampingnya. Tak ingin ambil pusing, meir segera memejamkan matanya lagi menjemput alam mimpinya yang damai.

****

Kring kring kring (bel istirahat berbunyi)

Seluruh siswa berhamburan keluar kelas setelah mendengar bel berbunyi.

Meir masih berkutik dengan alat alatnya, mencatat penerangan yang masih terngiang dalam ingatan, sebelum semuanya hilang tak tertuliskan.
Nadya yang melihat sahabatnya itu masih asik dengan bukunya langsung menarik tangan meir tanpa ragu, yang di tarik langsung menghempaskan tangan pengganggu dari lengan nya.
Meir melirik nadya tajam, karna mengganggu aktivitasnya. Dengan santai nadya membalas tatapan meir dan menagih janji yang kemarin ia lontarkan.

"Ayo meir gue gak sabar ketemu crush gue" rengeknya dengan memelas.
"Lo serius, bakal ngelakuin itu?" Tanya nya tak percaya. Bukan meir yang menjawab tapi justru tasya yang malah bertanya.

Nadya mengangguk semangat tanpa memperdulikan meir yang sudah berada dalam mode singa dengan wajah datarnya. Sedangkan tasya menghela nafas, melihat sikap nadya yang tengah membuat meir benar benar kesal.

Diligent BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang