Hai! Terimakasih telah ingin melanjutkan membaca cerita ini, mohon maaf jika didalam cerita ini masih banyak kesalahan. Selamat membaca! Jangan lupa untuk vote dan follow untuk mendukung author melanjutkan cerita ini. Terimakasih telah menginginkan lanjutan cerita tidak jelas ini yang membuat saya termotivasi untuk melanjutkannya!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Al! Apakah itu engkau? Aku tidak salah untuk mengenalimu bukan?" panggil seseorang tersebut.
Al menolehkan kepalanya menuju seseorang yang memanggilnya. Al nampak terkejut melihat siapa yang memanggilnya itu, dia tidak menyangka jika seseorang tersebut ada di sini dan ada di depannya saat ini.
"Sya? Apakah itu engkau? kenapa... kau ada di sini? Apakah kau juga bersekolah di sini?" tanya Al dengan ekspresi terkejut tercampur bingungnya.
"Ternyata kita satu sekolah ya. Berarti kita bisa lebih sering untuk bertemu. Aku murid pindahan di sini, baru 1 minggu. Kamu murid kelas berapa? Aku tidak pernah melihatmu di sekolah ini, atau apakah kau termasuk orang sibuk di sekolah ini? Sampai-sampai selama 1 minggu aku di sini, aku tidak pernah melihatmu sama sekali," ungkap Sya dengan ceria mengetahui Al juga adalah murid di sekolahnya sekarang.
"Oh, ternyata kau murid pindahan yang 1 minggu yang lalu banyak siswa ataupun siswi di sini bicarakan?" tanya Al kembali kepada Sya.
Mendengar ucapan Al, Sya hanya terkekeh canggung dan tersenyum malu mendengar tentang dirinya yang dibicarakan oleh banyak orang.
"Emm... Lupakan, jangan membahas tentang hal itu. Owh ya, kau menempati kelas apa? Aku kelas 11 ips 4." Sya berkata dengan senyuman manisnya, membuat Al yang sedang berbicara dengannya salah fokus, tidak mendengarkan apa yang Sya ucapkan karena terpesona oleh paras cantik Sya.
Sya menyadari Al yang terdiam dengan menatapnya, akhirnya Sya mengibaskan tangan didepan wajah Al untuk menyadarkannya.
"Hei Al! Kenapa kau hanya diam saja?" tanya Sya dengan memandang Al bertanya-tanya.
Sesaat kemudian Al pun tersadar dari lamunannya, dan langsung melihat kearah jam tangannya.
"Maafkan aku Sya, aku tidak mendengar apa yang kau ucapkan. Tapi, aku sekarang harus segera menuju kelas karena aku ada ulangan Biologi di kelasku. Aku harus pergi sekarang. Owh ya, kelasku adalah 11 mipa 2. Selamat tinggal Sya." Al berucap kemudian langsung berpamitan, berlari menuju kelasnya yang berada dilantai atas tepatnya dilantai 3 gedung sekolah ini dengan cepat. Ia takut jika ia terlambat dan tidak diperbolehkan memasuki kelas apalagi mengikuti ulangan. Sangat tidak enak jika harus mengikuti ulangan susulan, karena soal yang diberikan pasti dipersulit.
Al berlari-lari dengan sekuat tenaganya menuju kelasnya. Sungguh disayangkan kelasnya berada dilantai atas, jadi dia harus berlarian menaiki tangga.
Sesampainya didepan pintu kelas, Al berdiri dengan nafas yang terengah-engah, memegangi dadanya yang terasa sedikit sakit karena berlari jauh dari lapangan sekolah ini yang bisa dibilang luas, sampai pada kelasnya yang berada diujung belakang sekolah.
Al melihat belum ada guru yang ada didalam kelas. Ia sangat bersyukur karena belum terlambat dan dapat mengikuti ulangan tanpa mendapatkan suatu masalah apapun.
Disaat Al memasuki kelas, ia ditatap berbagai macam tatapan oleh para penghuni kelas ini yang berarti adalah teman-temannya. Ia ditatap karena pakaiannya yang sedikit tidak tertata rapi, dan keringat yang membanjiri pelipisnya.
Tidak menggubris tatapan teman-temannya, Al berjalan begitu saja menuju tempat duduknya yang berada dipojok ruangan, dekat dengan jendela. Al memilih duduk disana karena udara disana sangat sejuk, memiliki pemandangan yang bagus karena langsung menghadap kearah sebuah gunung yang indah, dan juga sedikit tidak terlalu berisik oleh suara teman-temannya yang terkadang tidak bisa dikontrol.
Disaat Al duduk, bertepatan pula dengan kehadiran bu Indah yang berjalan memasukki kelas dengan membawa setumpuk lembar ulangan ditangannya.
Al mengusap keringat yang mengalir di pelipisnya dengan tisu yang diberikan oleh teman disebelahnya karena merasa kasihan melihat pelipis dan rambut Al yang menjadi sedikit lepek karena keringat. Setelah kering, Al membuang tisu tersebut ditempat sampah yang ada didalam kelasnya tempatnya berada dibelakang tempat duduk Al, tempat sampah khusus yang dibelikan oleh bendahara kelas untuk kelas ini karena seringnya anak-anak kelas yang membuang sampah sembarangan.
Bu Indah memberikan salam untuk membuka mata pelajarannya pada pagi hari ini. "Selamat pagi semuanya, " sapa bu Indah untuk seluruh anak kelas ini dengan dirinya yang mendudukkan diri ditempat khusus guru.
"Selamat pagi bu!" jawab para murid dengan sedikit lesu karena sudah mengetahui bahwa hari ini akan diadakan ulangan, kegiatan yang paling murid tidak senangi.
"Hari ini kita jadi ulangan. Kalian sudah mempelajari materi yang saya suruh kemarin kan?" tanya bu Indah dengan mempersiapkan kertas-kertas ulangan yang akan dibagikan.
"Sudah bu!" seru serentak seluruh anak sekelas.
"Baiklah, kumpulkan handphone kalian kedepan meja guru dan tutup semua buku pelajaran biologi yang kalian bawa. Ada yang ibu lihat mencontek, akan ibu berikan nilai rendah nanti di raport kalian," ucap bu Indah dengan tegas kepada murid-muridnya agar semua mengerjakan dengan jujur tanpa adanya kecurangan.
Disaat Al mengumpulkan handphone miliknya, tiba-tiba muncul sebuah notifikasi pesan dari seseorang. Notifikasi tersebut langsung Al hapus, tidak menggubrisnya. Tetapi, notifikasi tersebut juga terus seperti berkeliling di kepala Al selama ulangan biologi bu Indah kali ini, mengganggu pikiran dan konsentrasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja di Awal Kegelapan
RomanceFarasya, gadis cantik yang memiliki senyuman indah berhasil memikat hati Alfraza, sang pemuda yang selama ini mengurung dirinya sendiri di dalam zona nyamannya dan ketakutan akan ketidak percayaan diri yang selama ini menguasai dirinya. Hanya Farasy...