Notifikasi membawa petaka

4 2 0
                                    

Hai! Terimakasih telah ingin melanjutkan membaca cerita ini, mohon maaf jika didalam cerita ini masih banyak kesalahan. Selamat membaca! Jangan lupa untuk vote dan follow untuk mendukung author melanjutkan cerita ini. Tolong berikan banyak dukungan untuk author agar author terus melanjutkan menulis cerita, terimakasih!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Disaat Al mengerjakan seluruh soal ulangan biologi kali ini, Al sungguh tidak dapat konsentrasi dalam memikirkan jawaban yang benar atas soal-soal yang ia kerjakan.

Pikiran Al seakan dibagi menjadi dua bagian, satu memikirkan ulangan yang sedang ia hadapi sekarang, dan satunya lagi tentang notifikasi pesan dari seseorang yang tadi sempat sekilas Al baca.

Mengerjakan soal dengan tanpa konsentrasi, tanpa memikirkan lebih lanjut apa yang ia pilih sebagai jawaban dari soal-soal yang ada didepannya.

Al seakan ingin cepat-cepat menyelesaikan seluruh soal-soal yang ada didepannya saat ini dan akan langsung pergi ke suatu tempat yang telah dikirimkan oleh seseorang tadi.

Akhirnya, tidak sampai 30 menit, Al menyelesaikan seluruh soal yang berjumlah sekitar 30 soal. Al mengerjakan dengan asal-asalan, tidak memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya. Mungkin, ini adalah salah satu tindakan gegabah yang baru saja Al ambil karena tidak memikirkan resiko apapun kedepannya.

Al mengumpulkan lembar jawaban miliknya, kemudian meminta ijin kepada bu Indah untuk pergi ke toilet. Sebelum pergi, Al mengambil handphone miliknya terlebih dahulu.

Sebenarnya, Al tidak ingin pergi ke toilet, itu hanyalah alasan belakang untuk menemui seseorang yang tadi mengirimkannya pesan.

Al berjalan dengan sedikit terburu-buru menuju roftoop sekolahnya. Menaiki tangga dengan perasaan cemas dan sedikit takut. Tidak, Al bukan seorang penakut. Tetapi, orang ini lah yang memang terlalu melampaui batas melakukan tindakan yang seharusnya tidak ia lakukan.

Sesampainya di roftoop, Al sudah melihat beberapa orang yang sudah berdiri menunggunya sejak tadi. Orang-orang tersebut menatap Al dengan tatapan tajam, sebelum salah satu diantara mereka maju melangkah menuju Al.

Salah satu orang itu mendekati Al dan kemudian menonjok tepat di pipi Al dengan keras sampai membuat tubuh Al terpental jatuh menghantam lantai.

"Lama sekali kau ini. Kau ingin mati ditanganku hari ini, anak pecundang!? Beraninya kau membuatku menunggu begitu lama atas kehadiranmu!" bentak salah satu dari mereka yang berada tepat di tengah kerumunan orang-orang itu, dia adalah pemimpin dari geng tersebut.

Orang-orang itu berjumlah sekitar 5 orang. Semuanya berpakaian asal-asalan, sangat mencerminkan orang-orang berandalan didalam sekolah.

"M-maafkan aku. Tadi aku-" ucap Al terpotong oleh sentakan dari salah satu anggota geng lainnya.

"Alasan! Pukuli saja dia sampai kalian puas! Dia juga berani berbicara kepada seseorang yang aku incar tadi pagi," ucap sang pemimpin geng yang bernama Gavin.

Ucapan Gavin membuat Al berfikir, siapa seseorang yang tadi pagi ia ajak bicara. Pikirannya tersebut mengalihkan sedikit rasa sakit akibat dipukuli oleh teman-teman Gavin.

Al mengerang kesakitan dengan berusaha melindungi dirinya sendiri dari pukulan teman-teman Gavin. Pukulan seperti ini sudah biasa didapatkan Al, entah itu di rumah oleh ibunya, ataupun disekolah oleh geng Gavin.

Al juga berfikir, mungkinkah seseorang yang diincar oleh Gavin yang sempat dirinya temui tadi pagi adalah seseorang yang sama dengan yang ia pikirkan saat ini? Jika benar, apakah dirinya berani untuk merebutkan seseorang tersebut yang sama-sama ia incar karena ia mencintainya pada pandangan pertama setelah bertemu? Entahlah, sekarang rasanya tubuhnya sangat sakit, kepalanya tiba-tiba menjadi pusing. Dunia disekitar Al menjadi berputar dan semuanya perlahan-lahan berubah menjadi hitam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja di Awal KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang