1

351 26 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak, dukungan kalian berarti banget buat aku<3

Happy reading

****

“Briaaannn, beliin Mama sosis di mini market! Di kulkas udah habis.”

Teriakan wanita berumur 38 tahun dari dapur itu menggema. Sosok lelaki dengan tinggi 175 cm yang tadi sedang menonton tv pun menghampiri. “Besok aja, Ma. Udah malem, nih.”

Sandra menatap tajam anaknya. “Yui pengen makan sosis. Cepat kamu beliin!”

“Kenapa nggak nyuruh anak pungut itu aja, sih?”

“Brian! Mulut kamu!” Wajah Sandra memerah. “Yui itu adik kamu! Jangan ngomong sembarangan!”

“Lagian aku nggak nganggap dia adik aku. Mama sama Papa aja yang tiba-tiba bawa dia ke rumah dan bilang dia anak kalian.”

Sejak Yui—gadis asing dari panti asuhan yang tiba-tiba masuk ke kehidupannya sejak umur 7 tahun. Kehidupan Brian berubah. Mamanya semakin sering memerintah ini itu membuat Brian kesal.

Sandra menghela nafas, tersenyum lebar tapi menyeramkan.  “Beliin atau Mama jual alat-alat game kamu itu?!”

Ancaman yang sama setiap Brian berusaha menolak permintaan Mamanya.

Brian menghela nafas. “Iya, iya. Brian beli. Mana duitnya?”

“Pakai punya kamu dulu.”

Meski sedikit kesal, Brian mengambil jaket varsity salah satu tim esport favoritnya di kamar. Memutuskan untuk jalan kaki saja mengingat jarak ke mini market tak jauh. Tepat di tangga, dia berpapasan dengan Yui yang memakai baju tidur warna putih dengan motif Minion.

Menyempatkan berhenti, Brian menatap tajam Yui yang menatapnya heran. “Dasar Minion!”

Yui mengernyit, terlebih Brian pergi begitu saja. “Apa, sih, Kak Biyan? Gaje.” Gadis berponi itu turun menghampiri Sandra yang sudah selesai mencuci piring. “Mama lagi ngapain?”

Sandra yang sedang mengelap tangan menoleh. “Baru selesai cuci piring. Sosisnya nunggu bentar nggak papa?”

“Nggak papa kok, Ma.”

Sandra tersenyum. Kehadiran Yui benar-benar membuat hidup Sandra semakin bahagia. “Tangan kamu gimana?”

“Masih sakit dikit, Ma.”

“Nggak papa, bentar lagi sembuh.”

Sandra mengusap kepala Yui. Gadis mungil itu mengangguk lucu. Semakin membuat Sandra gemas karena dari dulu ingin punya anak perempuan. Rahimnya yang sudah diangkat membuat harapan itu pupus. Beruntung Leo mengizinkan untuk mengadopsi anak. Dan pilihannya jatuh pada Yui.

“Papa belum pulang, ya?”

“Belum. Kenapa emang?”

“Nggak—”

Ucapan Yui terhenti begitu sosok yang sedang dibicarakan datang setelah mengucapkan salam. Yui dan Sandra menyambut dengan senyum. Leo bekerja sebagai dokter spesialis, sementara Sandra fokus mengurus kost-an yang mereka bangun 7 tahun lalu. Sampai sekarang sudah memiliki 8 kamar, dan jarang ada yang kosong.

“Yui belum tidur?” tanya Leo penuh perhatian.

“Belum ngantuk.”

Leo mengangguk. “Tidurnya jangan kemalaman! Harus jaga kesehatan.”

Yui mengacungkan jempol. “Oke, Pa!”

Perhatian Leo teralihkan pada tangan Yui. “Tangannya kenapa bisa kayak gini?”

Here With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang