5

210 20 0
                                    

Jangan lupa vote, ngabsss


Memang Yui masih seperti anak kecil, tapi dia bisa kemana-mana sendirian.

Contohnya sekarang, gadis yang memakai sweater krem itu sedang berada di penjual sosis bakar setelah tadi dari toko alat tulis. Sudah lima menit menunggu sosis yang dia pesan. Perutnya semakin keroncongan saat baunya tercium.

“Mayonesnya banyakin, Bang! Saosnya juga. Terus sosisnya sekalian dipotong aja, biar gampang makannya. Sama minta tusukan 1 ya, Bang.”

Penjual menuruti kemauan Yui. Begitu senang saat sudah jadi, segera dia membayar dan pulang. Beruntung tak perlu mengantri tadi. Dari rumah Yui naik ojol, sekarang berniat naik bis agar bisa sambil memakan sosis.

“Yui?”

Yui yang sedang memasukkan kembalian ke tas rajut menoleh, dahinya mengernyit. “Galang?”

“Lo ngapain? Tumben sendiri?”

“Yui habis beli sosis. Biasa sendiri, sih. Kak Biyan sibuk.”

Yui heran, akhir-akhir ini sering sekali bertemu Galang. Padahal sebelum itu hampir tidak pernah mengobrol, paling berpapasan saat di koridor. Itupun tak sampai menyapa karena tidak akrab. Hanya sebatas tahu nama saja.

Galang mengangguk paham. “Lo dari mana? Atau mau kemana?”

Plastik di tangan kiri Yui tunjukkan. “Habis beli buku binder Minion. Galang sendiri?”

“Gue habis dari rumah temen. Nggak sengaja lihat lo, makanya gue samperin.”

“Oh, gitu.”

“Lo buru-buru, nggak?” Yui menggeleng. “Duduk di sini dulu, mau? Makan sosis bareng.”

Sejenak berpikir, Yui mengiyakan dan duduk di kursi kosong yang disediakan. Galang memesan sosis, lantas duduk di samping Yui.

Chat gue semalam nggak lo baca, ya?”

“Yui jarang banget buka hp. Lain kali telfon aja kalau ada kepentingan, biasanya Yui langsung angkat.”

“Gitu, ya?”

“Emang Galang chat apa?”

“Nggak apa-apa, kok. Lupain aja!”

Sosis tadi Yui keluarkan dari plastik, membuka wadah dan mengambil tusuk. Mengambil sepotong sosis dan memakan pelan, menikmati setiap kunyahan. Di sampingnya, Galang sibuk memperhatikan. Ada sesuatu yang aneh di hatinya saat melihat Yui.

Merasa ditatap, Yui menoleh. “Galang ngapain lihatin Yui kayak gitu?”

“Lihat lo makan rasanya enak banget.”

“Kan sosisnya emang enak.”

Kembali Yui lanjut makan, tak peduli Galang yang masih terus menatapnya. “Boleh, nggak, kalau gue kenal lo lebih deket?”

****

Brian meletakkan plastik belanjaan dari mini market di dapur—yang berisi titipan Sandra. Mengambil air minum dari dispenser, lalu duduk di kursi. Segelas air dia tegak sampai habis. Rasanya sangat segar.

Meletakkan gelas di wastafel, Brian berjalan menuju kamar. Ingin mandi dan lanjut main game, tapi teriakkan Sandra membuatnya mengurungkan niat. “Apa, Ma?” tanya Brian saat namanya dipanggil. “Itu titipan Mama udah di meja.”


Wajah Sandra tampak panik. “Yui belum pulang, keluar dari tadi pagi buat beli buku.  Mama khawatir dia kenapa-kenapa, biasanya nggak selama ini. Kamu jemput Yui, ya!”

Here With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang